RENUNGAN HARIAN
TGL 29 SEPT 23
Dalam Dan 3: 14-20.24-25.28
dikisahkan: "Pd waktu itu, raja Nebukadnezar bertanya kepada Sadrak, Mesak
dan Abednego: "Apakah benar bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak
menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, ketika
kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu!
Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke
dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu
dari dalam tanganku?"
Lalu mereka menjawab:
"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika
Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami
dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu."
Maka meluaplah kegeraman
Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap mereka; lalu diperintahkannya supaya
perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa
orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh,
Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang
menyala-nyala itu.
Kemudian terkejutlah raja
Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya:
"Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api
itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" Katanya:
"Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya
seperti anak dewa!"
Lalu, berkatalah Nebukadnezar:
"Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus
malaikatNya dan melepaskan para hambaNya, yang telah menaruh percaya kepadaNya,
dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka
tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
Yohanes dalam injilnya (8:
31-42) mewartakan: "Sekali peristiwa, berkatalah Yesus kepada orang-orang
Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu
benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka: "Kami adalah keturunan
Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat
berkata: Kamu akan merdeka?"
Kata Yesus: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan
hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
"Aku tahu, bahwa kamu
adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena
firmanKu tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah
yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari
bapamu."
Jawab mereka: "Bapa kami
ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu
anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh
Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku. Aku, seorang
yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah;
pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan
pekerjaan bapamu sendiri."
Jawab mereka: "Kami tidak
dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada
mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku
keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. 3 org muda itu (Sadrak,
Mesak dan Abednego) sudah yakin dan percaya penuh kepada Allah dan
keputusanNya. Klo Allah merelakan mereka mati di tangan raja atau harus
menderita atau luput dr siksaan, mereka tetap taat dan setia. Mrk tidak mau
tunduk kpd perintah raja.
Dunia pada umumnya dan
masyarakat kita pada khususnya membutuhkan orang2 yg demikian. Semoga pada
segenap jaman, Allah tetap mengutus dan menguatkan org2 utk menjadi saksi ttg
kehidupan kekal.
2. Pertentangan dan
permusuhan mrk dengan Yesus, semakin memuncak. Mereka mempertahankan
pemikiran dan tradisinya yg telah mereka lakukan, yg ada di masyarakat di tengah dunia ini, sedangkan Yesus mewartakan segala sesuatu yg datang dari BapaNya, yaitu dari surga. Mereka mempertentangkan antara dunia dan surga, sedangkan bagi Yesus dunia dan surga itu satu.
Maka, Yesus dipandang sbg pengganggu
atau bahkan perusak tradisi mereka. Mrk lebih memilih utk menutup diri. Semoga kita melalui pewartaan
itu, berani membuka diri terhadap warta dan kesaksian ttg hidup bersama
Allah sbgmana diajarkan Yesus. Semoga kita tidak pernah menyesal utk mengikuti
Yesus. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar