RENUNGAN HARIAN
TGL 17 NOV 22
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: st. Elisabeth dr Hongaria. Ia
adalah putri Raja Hungaria. Ia menikah dg Ludovikus IV dari Turingia pada usia
14th dan mendapat 3 anak. Pada usia 20th, suaminya tewas dalam perang salib,
dan kemudian diasingkan dari istana shg hidup sbg janda miskin. Dia tabah menjalani semua itu berkat teladan St. Clara yg meneguhkan
dia. Paus Yohanes Paulus II menyebut St Elisabeth memberikan inspirasi bagi
martabat perempuan.
Dalam 1Yoh 3: 14-18, Yohanes menyapa umatnya: "Sdr2, kita tahu,
bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita
mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan
kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang
kekal di dalam dirinya.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan
nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk
saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat
saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan
lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran".
Lukas dalam injilnya (6: 27-38) mewartakan: "Sekali peristiwa,
Yesus berkata kepada para muridNya: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada
orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu;
berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu
yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil
bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah
meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan apa yg kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada
mereka.
Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang-orang
berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Jikalau kamu
berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?
Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu
kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah
jasamu? Mrk yg berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka
menerima kembali sama banyak.
Sedangkan kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu
akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang
jahat.
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan
janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu
akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam
ribaanmu, sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Elisabeth lahir th 1207 dan pada usia yg masih sangat muda (14th)
sudah dinikahkan, lalu pada usia 20th menjadi janda dgn 3 anak kandung yg harua
diasuhnya. Dia bertahan dalam kesulitan dan kemiskinan karena bimbingan st
Clara. Dia meninggal di pengasingan pada usia 24th.
Elisabeth, ibu muda dg 3 anak itu tentu mengalami kekecewaan dan
penderitaan yg besar. Dia bisa saja memberontak dan menyalahkan banyak pihak,
dan menghancurkan dirinya. Ternyata dia memilih utk hidup damai dg dirinya, dg
deritanya karena rahmat Allah yg diterimanya melalui st Clara.
Penderitaan dan kekecewaan juga bisa menghantar org kpd kekudusan. Semoga
kita pun berani bersikap demikian.
2. Yesus bersabda:"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu
adalah murah hati."
Wujud dari kemurahan hati adalah "tidak menghakimi, tidak
menghukum, dan mengampuni". Petunjuknya jelas. Kalau demikian, kita tinggal melaksanakannya dg
rela dan sukacita. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar