KELAPA MUDA

PEMBACA YANG BUDIMAN

Inilah cerita saya selanjutnya...... 

Ketika saya tiba di pastoran Okaba, rasa haus sungguh-sungguh terasa. Okaba letaknya di pinggir pantai. Itulah sebabnya, saya ingat bahwa di sekitar pastoran ada begitu banyak pohon kelapa. Untuk menghilangkan rasa haus, saya meminta tuan rumah untuk mencarikan kelapa muda. Dua orang anak muda, diminta untuk mencari kelapa muda. Tidak lama kemudian datanglah 5 buah kelapa yang masih muda.

Saya mendapatkan giliran yang pertama untuk mencicipi air kelapa itu. Manis bukan main rasanya. Buahnya juga cukup besar, sehingga diperkirakan air kelapa itu kalau ditampung banyaknya 1 liter. Daging buahnya juga cukup tebal. Bila dibuat es kelapa muda, plus sirup, 1 buah kelapa itu bisa untuk 3 orang. Di kota Merauke, 1 gelas es kelapa muda harganya Rp. 20.000 ,-  Maka dari 1 buah kelapa muda, setelah diberi es dan sirup, menjadi 3  gelas, harganya Rp. 60.000.-  Sementara itu, di Okaba harga 1 buah kelapa baik muda atau kelapa tua, Rp 1.000,-.  



Dalam situasi seperti ini, yang telah dialami oleh puluhan generasi, masyarakat tidak pernah bisa mendapatkan hasil penjualan kelapa dan hasil bumi lainnya yang dapat menjamin kehidupan mereka. Hasil tanah mereka, tidak bisa dijadikan andalan untuk masa depan, atau untuk membayar uang sekolah / uang kuliah anak-anak mereka.  Tidak adanya infrastruktur, sulitnya akses dan angkutan, lamanya waktu tempuh untuk sampai di kota, membuat harga hasil bumi masyarakat dan hasil hutan amat rendah.

Hal seperti ini, sering membuat masyarakat terbelenggu oleh sistem ijon (membeli ketika hasil tanaman mereka itu masih hijau) dan harganya murah.  Mereka tidak dijamin oleh siapa pun, dan bila gagal panen mereka sungguh-sungguh kehilangan sumber penghasilan. Kegagalan panen kadang-kadang membuat mereka punya hutang besar yang sulit dilunasi dalam waktu 2 – 3 tahun. Tidak heran, mereka dililit hutang untuk kurun waktu yang panjang, dan hidup mereka tidak pernah sejahtera.

Kelapa muda memang banyak jumlahnya, dan airnya memberikan kelegaan pada orang-orang yang kehausan. Kekaguman akan buah-buah yang tampak di hadapan mata, dan kelegaan itu memang mengusik batinnya untuk berpikir tentang masyarakat yang hidupnya sederhana, nyaman dan  damai di daerah pedalaman. Kenyamanan dan ketenteraman hidup sedemikian itu memang mahal harganya, dan sering sulit ditemukan di kota atau di kota besar. Namun, ketenteraman itu belum mampu memberikan andil besar untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu turut berperan dalam pembangunan masyarakat. Tetap diperlukan langkah-langkah dan strategi yang tepat demi pengembangan SDM di daerah itu. 

Komentar

Postingan Populer