ALBERT GEREJA
PEMBACA YANG BUDIMAN
Saya haturkan tulisan ini untuk anda. Judul yang saya pakai untuk tulisan ini
adalah gabungan dari nama orang dan apa yang dia kerjakan. Silakan anda membacanya dan semoga anda
mendapatkan inspirasi di dalamnya.
Saya tidak ingat kapan saya kenal dengan dia, dan saya juga
tidak ingat siapa yang memperkenalkan saya dengan dia. Yang saya ingat ialah bahwa relasi dan
jalinan kerja sama saya dengan dia sudah lebih dari 6 - 7 tahun. Mungkin saya kenal dia tahun 2007 atau 2008. Ketika
itu saya mendengar bahwa ada donatur yang bisa membantu dana untuk pembangunan
gereja. Memang waktu itu saya
membutuhkan dana untuk pembangunan gereja di salah satu stasi. Ada beberapa
Albert yang saya kenal. Karena dia ini berurusan dengan pembangunan gereja, di
hp saya, namanya saya tulis Albert Gereja.
Dana itu dikhususkan untuk pembangunan gereja, bukan untuk
membangun pastoran atau renovasi bangunan lainnya, juga bukan untuk membangun
susteran. Sedangkan bagi saya yang ada
di lapangan, kebutuhan pembangunan gereja, pastoran, dan susteran, serta
petugas gereja adalah sederetan kebutuhan kongkrit dan mendesak. Pembangunan bangunan gereja yang dibutuhkan
paroki-paroki pun cukup banyak. Kalau mau didaftar, setiap tahun lebih dari 10
bangunan gereja yang dibutuhkan untuk dibangun. Pada umumnya, setiap paroki
rata-rata mempunyai 15 stasi. Paroki ke Keuskupan Agung Merauke, jumlahnya
32. Jumlah stasi seluruhnya adalah 32 x
15 = 480. Kalau setiap tahun keuskupan membangun 10 gereja, berarti dibutuhkan
waktu 48 tahun untuk menyelesaikan seluruh bangunan gereja di keuskupan
ini. Sedangkan kemampuan riil keuskupan
untuk membantu pembangunan gereja hanya 5 bangunan. Jadi, dibutuhkan waktu jauh
lebih panjang lagi, yaitu 98 tahun.
Ketika saya memulai pelayanan sebagai uskup, banyak pastoran
dan gereja yang umurnya sudah tua. Kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk. Sementara itu, umat tetap berpandangan:
“Bahwa keuskupan itu kaya. Umat tidak punya apa-apa dan perlu dibantu. Uskup
wajib membantu pembangunan gereja, pembanguan dan perbaikan pastoran, dan mencukupi kebutuhan umat”. Menyalahkan
umat yang memang membutuhkan dana untuk membangun gereja atau memperbaikinya;
mengeluh dan mengeluh, banyak bicara namun tidak ada tindakan yang nyata,
merupakan beban tersendiri....dan tidak ada gunanya. Maka, perlu diambil langkah-langkah untuk
membuat terobosan sehingga terjadi sesuatu yang baru.
Ketika dikontak, Albert menunjukkan simpati yang besar untuk
membantu pembangunan gereja. Saya pikir dialah yang menjadi donatur untuk
pembangunan itu. Ternyata dia adalah “jembatan” dan sekaligus koordinator dari
banyak orang yang hendak menyalurkan tanda simpati mereka untuk mendukung
pembangunan gereja di banyak tempat di Indonesia. Albert menyuarakan kebutuhan gereja-gereja
lokal, kepada mereka yang hendak menyumbang namun tidak tahu ke mana bantuan
itu hendak disalurkan.
Bukan hanya itu, dia mengajak para dermawan untuk ambil
bagian dalam pembangunan gerja di tempat-tempat terpencil, memuat di blog-nya
jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gereja, dia juga meminta laporan
pertanggung jawaban dari mereka yang telah dibantu, foto-foto pembangunan, dan
masih banyak lagi yang dia kerjakan.
Contohnya, beberapa waktu yang lalu, dia berkunjung ke Erom – Merauke
dan melihat dari dekat bangunan gereja yang telah mendapat bantuan dari para
donatur. Dia meluangkan waktu untuk
melihat, mengalami, dan merasakan siatuasi riil dari masyarakat / umat yang
dibantu.
Ketika saya bertemu dengan dia secara langsung, saya amat
terheran-heran dan serentak muncul penghargaan yang tinggi untuk dia. Orangnya
masih muda. Pekerjaan pelayanan dan mengelola / menyalurkan dana dari banyak
pihak adalah pekerjaan yang tidak mengenakkan, dan menuntut pengorbanan yang
besar. Apa yang telah dimulainya sekian
tahun lalu, makin hari makin berbuah. Telah lebih dari 50 bangunan gereja yang
telah berdiri, karena hasil kerjanya. Saya sendiri tidak tahu para donatur itu
siapa dan mereka tinggal di mana. Mereka semua mempercayakan “dana pembangunan
itu melalui Albert”. Melalui tulisan
ini, saya hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah
mengulurkan bantuan untuk pembangunan gereja di wilayah Keuskupan Agung Merauke
(KAME).
Atas dasar pekerjaan yang telah dilaksanakan Albert, dan
banyaknya donatur yang terlibat, serta sejumlah bangunan gereja yang telah
selesai dibangun, dapat dikatakan beberapa hal tentang Albert. Dia adalah orang
yang kerja keras, tulus dan mau peduli pada kehidupan rohani. Dia tidak ingin
hanya dirinya sendiri yang menjadi saluran kasih Allah, namun mengajak banyak
orang untuk ambil bagian dalam pekerjaan kemanusiaan ini. Dia juga seorang
menejer yang baik, sopan dan bertanggung jawab, yang telah memberikan laporan
pertanggung jawabannya secara periodik, transparan, dan akuntabel. Dia tetap
setia dan teguh dalam memegang prinsip bahwa dana untuk pembangunan gereja,
harus untuk pembangunan gereja, dan
tidak boleh dipergunakan untuk pembangunan pastoran atau maksud lain.
Saya salut atas hal ini. Saya kira hal
ini juga yang membuat orang berani mempercayakan dananya kepada Albert untuk
diteruskan ke panitia pembangunan di paroki yang membutuhkan.
Pada bagian akhir tulisan saya ini, saya hendak menyampaikan
ucapan terima kasih saya kepada Albert, dan anda sekalian yang telah turut
bersimpati dan peduli pada kehidupan rohani banyak umat di banyak wilayah
Indonesia. Secara khusus, atas nama umat di KAME, saya menghaturkan banyak
terima kasih. Semoga anda sekalian mendapat karunia Allah yang makin berlimpah.
Berkat Tuhan untuk anda semua.
Sintang-Pontianak, 23 Maret 2017
Komentar