SEWAKTU SAYA KECIL

PEMBACA YANG BUDIMAN 


 Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kiriman bbm. Isinya mengungkapkan kekaguman, hormat dan syukur atas sebagian dari apa yang dialaminya. Tentu ungkapan itu amat sederhana, namun bila direnungkan dan diresapkan, terkandung di dalamnya “butir-butir mutiara yang hidup sepanjang jaman”.  Rasa batin manusia itu, hanya bisa diungkapkan dengan kata-kata yang serba terbatas, namun mencerminkan suatu kesatuan jiwa dengan pencipta-Nya”.  Saya haturkan kepada anda, untaian kata-kata itu.....yang  mungkin bagi sebagian orang amat  sederhana atau amat sentimental, atau apa pun tanggapan anda.... namun mungkin juga mewakili apa yang anda alami. Mari kita simak isinya:

“Sewaktu saya kecil, Tuhan membiarkan saya imut supaya Dia bahagia melihat kepolosan dan kelucuan saya. Sewaktu aku remaja dia mendandaniku dengan kelangsingan supaya Dia meemandang keindahan / kejelitaan citra-Nya. Sewaktu saya menjelang tua, Dia melimpahkan berkat-Nya menjadikan saya gemuk / tambun agar Dia melihat  anugerah-Nya yang senantiasa  segar di hari-hari yang  Tuhan berikan kepada saya. Tuhan saya bersyukur untuk segala anugerah-Mu”.

Jauh sebelum ungkapan itu lahir, telah ada ungkapan manusia atas kebaikan, kekaguman, dan syukur atas apa yang diberikan Tuhan Sang Pencipta kepadanya.  Pernyataan itu tertulis dalam Mazmur  8: 2-10 yang berbunyi:

“8:2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. 8:3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. 8:4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: 8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 8:6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. 8:7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: 8:8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; 8:9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. 8:10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!”.

Kebesaran, keluhuran, kebijaksanaan Allah dan kekaguman manusia akan lebih kentara dan terasakan oleh manusia yang sering bersentuhan, berkegiatan dan berhadapan langsung dengan alam semesta ( hutan, sungai, laut, pepohonan, gunung dll ) serta ciptaan yang bergerak dan bernyawa  ( sapi, ikan, burung, binatang peliharaan dll ) dan sesama manusia. Mereka yang biasanya hidup dengan alam, tanaman, dan bergaul dengan sesama, akan lebih peka pengalamannya akan keindahan, keaslian, dan “gerakan roh manusia” serta Roh Allah, daripada mereka yang tiap hari bersentuhan dengan mesin dan benda mati.

Mereka yang bergaul dan bekerja di antara benda-benda mati, mesin dan alat-alat bantu yang tidak bisa menjawab pertanyaan, sering “gembira dan terikat serta terpuaskan” akan hasil kerja yang tidak bisa secara langsung tersenyum, berwajah cerah dan mengucapkan terima kasih. Akibatnya, di kedalaman dirinya ada “kehausan” akan keceriaan hidup, kegembiraan batin, serta relasi antar pribadi yang menyejukkan dan dapat memberikan semangat lebih besar untuk “terjun dan berjuang di tengah-tengah dunia ini”. Mereka menjadi asing dengan dirinya sendiri, dan sesama. Bahkan bisa terjadi bahwa dirinya telah menjadi “robot-robot modern” yang dikontrol oleh barang-barang dunia dan alat-alat elektronik. “Sahabat dekatnya” bukan lagi manusia, tetapi alat dan benda mati.

Moga-moga kita bukan salah satu robot jaman moderen ini. Mari kita mohon rahmat dan karunia Roh Kudus, agar kita mendapatkan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan tawaran dunia moderen yang amat "menarik mata dan perasaan / kemanusiaan kita". 

Komentar

Postingan Populer