KATA-KATA SEDERHANA MENJADI BERMAKNA

PEMBACA YANG BUDIMAN

Hari Senin, tanggal 3 November 2014, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) secara resmi dibuka. Lagu “Datanglah Roh Mahakudus” menggema di ruang sidang itu, sebagai lagu pembuka seluruh kegiatan, agar seluruh kegiatan sidang yang dimulai dengan hariiii-hari studi, bukan hanya kegiatan manusiawi belaka, namun merupakan kegiatan Allah juga. Allah dan manusia bersama-sama bekerja untuk menyelamatkan umat manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Manusia menjadi perantara rahmat dan keselamatan bagi sesamanya.

Bapa Kardinal, para uskup dari seluruh Indonesia, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Bp Agus (wakil Dirjen Bimas Katolik Depag RI), Bp. Gomar Gultom (Wakil PGI), dan 3 uskup  emeritus hadir dalam upacara pembukaan itu. Ibadat pembukaan dipandu oleh Mgr. Alo Murwito OFM, berlangsung dengan khidmat, diiringi koor para staf komisi dan karyawan KWI.

Dalam sambutannya, ketua KWI ( Mgr Suharyo) mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah melindung perjalanan para bapa uskup, dan mengumpulkan semua dalam sidang KWI tahun 2014 ini. Beliau juga mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta sidang, Duta Vatikan, Dirjen Bimas katolik, ketua PGI dan utusan dari Koptari dan Unio Indonesia. Secara khusus ucapan selamat datang ditujukan kepada Uskup Bogor ( Mgr. Paskalis Bruni Syukur OFM ) dan uskup Bandung ( Mgr. Anton Bunyamin OSC ) yang untuk pertama kalinya mengikuti sidang KWI. Diharapkan keduanya menjadi daya pembaharu bagi KWI pada masa mendatang.

Beliau mengingatkan kembali apa yang disampaikan dalam pembukaan Sidang KWI tahun 2013, tentang motto paus Fransiskus: “Miserando atque eligendo” (Yang hina dan tidak terpandang, dipilih oleh Allah). Motto ini adalah motto yang dipilih ketika beliau ditahbiskan sebagai uskup untuk menunjukkan bahwa semuanya yang beliau terima adalah sungguh-sungguh karena kerahiman Allah. Pengalaman akan kerahiman Allah yang tercurah bagi umat-Nya – kaum kecil dan miskin - di Argentina, telah mewarnai pola pikir dan kehidupan beliau.  Banyak tulisan beliau yang menggambarkan pengalaman iman ini.

Itulah sebabnya, sesudah dilantik menjadi Paus, tanggal 8 Juli 2013 kunjungan pertama beliau adalah ke tempat korban kecelakaan kapal di selatan Itali. Para korban adalah para penumpang kapal orang-orang Afrika yang menyeberang dari Afrika utara ke Itali, namun kapalnya pecah dan tenggelam. Beliau merayakan misa untuk mereka dengan menggunakan altar kayu, juga pialanya adalah piala kayu bekas kapal itu. Hal itu menunjukkan kesederhanaan beliau, tetapi sekaligus bela rasa yang mendalam bagi mereka. Beliau juga mengecam pihak-pihak yang tidak mau peduli pada penderitaan dan kemalangan sesamanya. Tindakan dan kegiatan pembelaan kepada kaum kecil ini, membuat beliau dijuluki “the holy reformer”.

Bapak Agus Gempa yang mewakili Dirjen Bimas katolik Depag Ri, dalam sambutannya mengatakan bahwa “Sukacita Injil yang diserukan Paus sungguh menggema di seluruh dunia, karena keteladanan yang beliau tunjukkan, memberikan harapan, peneguhan, dan kedamaian kepada banyak orang. Seruan itu diikuti oleh tindakan nyata. Apa yang beliau wartakan merupakan usaha untuk mempromosikan keadilan dan perdamaian kepada semua orang”. Perjumpaan personal merupakan langkah nyata untuk menghadirkan Kristus di tengah-tengah dunia dewasa ini yang makin individualistis, materialistis, konsumeris dan hedonis.

Bpk Gomar Gultom yang mewakili PGI juga menyambut hangat seruan Sri Paus itu, yang gemanya telah sampai di bumi Indonesia dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah. Beliau secara pribadi mendapatkan banyak pencerahan dari apa yang termuat dalam Evangelii Gaudium.

Kata-kata manusia yang sebenarnya biasa dan sudah sering dibaca, ternyata ketika disampaikan dalam suasana persaudaraan dan perjumpaan, yang dijiwai oleh Roh Allah, buah-buahnya sungguh luar biasa. Kata-kata itu menjadi hidup dan “berwibawa” karena Allah sendiri yang menghidupkan dan menyampaikan sapaannya kepada pribadi manusia. Melalui kata-kata itu, Allah menjumpai umat-Nya untuk menyatakan kasih-Nya yang tidak terbatas. Kata-kata yang biasa di dalam Dia, menjadi kata yang penuh makna.

Komentar

Postingan Populer