SURAT GEMBALA USKUP AGUNG MERAUKE DALAM MEMASUKI MASA ADVEN


SURAT GEMBALA USKUP AGUNG MERAUKE

DALAM MEMASUKI MASA ADVEN


Umat sekalian, kaum muda dan remaja di mana saja saudara berada,

Syaloom....

Dalam rangka menyambut pesta natal dan memasuki masa adven ini, saya mengajak anda sekalian untuk memperhatikan 2 hal penting yaitu penyalahgunaan narkoba dan miras ( minuman keras ). Kita sudah amat sering mendengar berita baik lewat koran atau lewat televisi, bahwa ada orang-orang yang ditangkap polisi karena membawa atau mengedarkan, menjual atau membeli atau sedang asik menikmati narkoba atau miras.  Beberapa waktu yang lalu, di Merauke pun ada 2 orang yang ditangkap polisi karena kedapatan membawa narkoba.  Apa itu narkoba ?  Apa itu miras ? Apa pengaruh buruk narkoba pada kehidupan manusia, sehingga narkoba itu dilarang ?


 “Narkoba” adalah kependekan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya1). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat yang mengganggu syarat pusat dan menyebabkan perubahan / gangguan mental dan perilaku.  Sedangkan bahan adiktif lainnya adalah bahan lain yang dapat menimbulkan ketergantungan bagi para penggunanya. Salah satu contoh dari bahan adiktif adalah miras .


Sekarang ini, penyalahgunaan narkoba sudah sangat luar biasa, dan berkembang menjadi kejahatan yang menimbulkan kejahatan lainnya. Penyebarannya sudah meluas ke seluruh Indonesia, termasuk ke Merauke. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba adalah produsen, pengedar dan korban. Produsen, pemakai dan pengedarnya tidak mengenal status, golongan, jabatan, latar belakang pendidikan, agama, suku, ras, orang kampung atau orang kota. Semua orang bisa menjadi sasaran kejahatan penyalahgunaan narkoba. Peranan mereka berbeda-beda, maka sikap kita dalam menghadapinya pun harus berbeda.


Di Merauke, yang banyak beredar dan digemari adalah miras yang diproduksi di rumah-rumah penduduk di banyak tempat. Miras ini, sering disebut juga milo (minuman lokal) karena dibuat oleh orang-orang kita sendiri. Meskipun sudah dilarang, tetapi produksi dan peredaran milo ini tetap lancar. Demi uang, mereka memproduksi milo secara gelap dan dalam jumlah besar. Juga supaya lebih berani untuk berkelahi atau melampiaskan sesuatu, banyak orang lari ke miras.

Memproduksi milo yang terbukti telah merusak kemanusiaan dan ketenteraman hidup bermasyarakat adalah kejahatan yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Mengedarkan milo juga merupakan kejahatan karena pengedar dengan sengaja mencelakakan sesama manusia. Para peminum milo telah mengkibatkan timbulnya tindak kekerasan dan kerusakan harta milik, dan jatuhnya korban-korban lainnya.


Penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan gangguan perilaku, emosi dan cara berpikir karena yang diserang oleh narkoba adalah susunan syaraf pusat. Kerusakan ini permanen atau bersifat tetap, tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dipulihkan. Karena itu, pengguna akan mengalami kerusakan fisik, psikis dan spiritual. Kerusakan fisik yang ditimbulkan oleh narkoba menjadikan pengguna rentan terhadap banyak penyakit dan kelemahan fisik lainnya, yang tidak bisa dipulihkan seperti semula. Kerusakan psikis (gangguan kejiwaan) menjadikan pengguna tidak mampu berpikir dengan baik dan bertingkah laku secara wajar. Kerusakan spiritual (gangguan batin) menjadikan pengguna tidak mempunyai pegangan hidup,  tidak otonom dalam menentukan pilihan moral, dan mudah dipermainkan oleh keinginan-keinginan untuk melakukan tindak kekerasan atau jalan salah.  

Narkoba dan miras benar-benar merusak hubungan antar anggota keluarga, kerukunan dan kebahagiaan serta ekonomi keluarga. Bila keluarga rusak, rusak pula masyarakat. Di dalam masyarakat yang rusak, tindak kejahatan pun akan meningkat. Kekerasan dan kerusakan moral serta gangguan keamanan semakin merajalela. Di sisi lain, biaya yang diperlukan untuk penanggulangan dan rehabilitasi (penyembuhan) korban narkoba sangat besar sehingga menggerogoti keuangan negara. Dari penjelasan tersebut, menjadi jelas bagi kita bahwa penyalahgunaan narkoba adalah pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia. Narkoba merusak  pribadi manusia yang diciptakan  Allah menurut citra-Nya (Kej. 1:27).


Melalui surat Gembala ini, saya mengajak :

1.      Para orangtua agar memperhatikan pergaulan anak-anak anda. Kapan mereka pulang, dan apakah ada gejala-gejala tertentu / perubahan-perubahan tertentu pada fisik atau perilaku mereka ?

2.      Para Guru dan Dosen agar memberikan pembinaan dan perhatian kepada peserta didik, agar mereka waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh iming-iming teman atau pengedar narkoba / miras.

3.      Kaum muda dan remaja, agar lebih berhati-hati dalam pergaulan, terlebih terhadap tawaran-tawaran untuk menikmati pil-pil tertentu, atau obat-obat atau rokok yang ditawarkan oleh teman sekolah.

4.      Korban-korban narkoba / miras adalah anak-anak kita yang harus diberi empati dan pertolongan,  agar mampu bangkit kembali dan dapat menjauhkan diri dari ketergantungan narkoba / miras.


Dalam masa advent ini, ketika kita bersama-sama mempersiapkan diri untuk menyambut pesta natal, hendaknya kita juga mohon kekuatan dan rahmat Allah, agar kita dapat menghindarkan diri dari godaan / tawaran yang membahayakan hidup kita, terlebih generasi muda kita. Hendaknya para produsen, pengedar ataupun pemakai narkoba / miras menyadari bahwa perbuatan mereka itu merupakan kejahatan besar, dan merendahkan martabat manusia. Hendaknya mereka itu menghentikan semua aktivitasnya, dan memilih usaha lain yang lebih halal dalam mencari nafkah.

Selamat memasuki masa adven, dan selamat mempersiapkan diri untuk menjadi sahabat-sahabat Yesus yang terkasih.  Tuhan menyertai kita.



                                                              Merauke, 28 November 2013 




                                                                     Uskup Agung Merauke

                                                           Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC

Komentar

Postingan Populer