MENGISI WAKTU

PARA PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN

SYALOOM.....

Sudah agak lama saya tidak mengunjungi anda lewat tulisan saya. Inilah sebuah tulisan untuk anda, yang saya buat ketika saya berada di Bandara Sukarno Hatta Jakarta, 18 Juni malam, sebelum saya terbang menuju Eropa Timur dan ketika sudah mendarat di Bandara  Istanbul - Turki tgl 19 Juni 2012. Tulisan ini saya muat di blog tanggal 24 Juni 2012, meskipun ditulis tanggal 18 dan 19 Juni yang lalu. Mengapa demikian ? Ketika tiba di Hotel, waktu sudah larut malam dan badan sudah capek sehingga tidak sempat menuangkan tulisan ini di blog tercinta ini. Inilah cerita saya untuk anda:

Sambil menunggu keberangkatan, kami  menikmati  “makan malam” di salah satu cafe di Bandara. Kami memesan lontong cap go meh,  nasi gudeg, dan nasi timbel. Pesanan untuk tiga orang nanmun yang menikmati 6 orang. Artinya porsi makanan yang disediakan oleh cafe itu cukup banyak dan memang cukup untuk 6 orang.  Makan sambil berbagi memang terasa lebih menggembirakan daripada makan sendirii-sendiri.  Sebenarnya makanannya biasa-biasa saja, namun kebersamaan itulah yang menambah nikmatnya makanan yang tersedia.  

Di bagian lain, tidak jauh dari tempat kami makan, ada rekan-rekan satu rombongan yang tidak makan. Rupanya mereka sudah lebih dahulu menikmati makanan sebelum kami datang. Maklum kami datang dari pelbagai wilayah, sehingga keberangkatan dari rumah ditentukan oleh masing-masing peserta. Yang penting semua diharapkan berkumpul di depan Hotel Transit jam 16.00.

Ada rekan yagn baru tanggal 16 Juni 2012 tiba dari Amerika, dan sore ini turut terbang ke Turki dan Serajevo. Hebat juga stamina, terlebih semangat mereka untuk ikut ziarah kali ini.  Yang menarik kali ini adalah pesertanya kebanyakan adalah keluarga-keluarga. Sambil berlibur, mereka mengajak anggota keluarga untuk menikmati perjalanan rohani.

Sambil menunggu jam keberangkatan, bagi peserta yang belum saling mengenal, 4 jam adalah waktu yang cukup untuk berkenalan, mempererat tali persaudaraan. Pada saat itu dibagikan juga koper Christour. Ada 2 petugas dri pihak Christour yang membantu melayani pembagian koper ini. Koper itu cukup ringan dan bisa dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.

Memunggu sebenaranya merupakan kegiatan yang bisa menyebabkan kebosanan, namun bagi mereka yang sudah biasa memanfaatkan “waktu tunggu”, ada aneka kegiatan yang bisa dibuat. Misalnya, menulis, menggambar, menghitung / merancang sesuatu, atau berkomunikasi dengan rekan / sesama penumpang.  Pada saat ini, ada begitu banyak kemudahan / alat yang disediakan oleh dunia industri, sehingga orang-orang dapat mengisi waktu kosong / waktu tunggu dengan lebih mudah. Akibatnya, banyak orang lebih sibuk dengan dunia dan kegiatananya sendiri, daripada kenal orang / rekan  seperjalanan.

Aku duduk di ruang tunggu umum, di Bandara Ataturk – Istanbul. Di sebelahku ada anak muda yang cukup ganteng. Kami kemudian berkenalan. Namanya Majed Mohammad Ghanem. Dia seorang direktur pemasaran dari “Nasser .a. Almushaigeh co, sebuah perusahaan di Kenya, padahal umurnya masih amat muda, 35 tahun. Dia berkebangsaan Oman, dan bekerja di Kenya. Ketika dia membalik-balik sesuatu, saya melihat ada beberapa mata uang kertas. Saya minta ijin untuk memfoto beberapa lembar uang kertas yang ada di tangannya. Dia memberikan kepadaku 3 lembar mata uang, yaitu mata uang negara Oman, Kenya dan Maroko. Mata uang Oman disebut “riyal”, mata uang Kenya disebut “ceiling” dan mata uang Maroko disebut “dirham”.

Berapa nilai mata uang negara-negara itu ?  1 dolar = 8,3 ceiling = 8 dirham = 215 riyal. Di Indonesia 1 dolar = 9.300 rupiah.  Itu berarti nilai mata uang rupiah memang amat lemah bila dibandingkan dengan nilai mata uang negara-negara lain.

Tidak lama setelah kami berkenalan, Majed memberikan sebuah permen karet. Rasanya enak dan ada rasa mentolnya. Sementara itu, saya tidak memberikan apa-apa. Dia bekerja juga di China. Perusahaannya adalah perusahaan dagang di bidang kelapa sawit, gula, dan sejenisnya.

Menunggu ternyata bukan sekedar waktu kosong atau waktu yang membosankan, tetapi bisa diisi dan dijadikan “modal investasi diri”, bisa menjadi berkat, memperluas pergaulan, menambah pengalaman dan pengetahuan.

Yang lebih menggembirakan lagi adalah Majed seorang muslim duduk berdampingan denganku, Niko, seorang katolik, dan tidak menganggap terganggu atau bahkan najis. Sebelumnya dia memberikan permen karet, dan kemudian cairan pembersih tangan. Kukatakan kepadanya:”anda hebat. Anda seorang pria namun telah bertindak sebagai seorang ibu yang melengkapi diri sendiri, dan membawa apa-apa yang dibutuhkan ketika dalam perjalanan”. Dia tersenyum, dan kurasa dia mengiyai apa yagn kutakan. 

Komentar

Postingan Populer