KLINIK BUNDA HATI KUDUS
PEMBACA SETIA BLOG INI
SYALOOM... DAN SALAM JUMPA KEMBALI
Kali ini saya menjumpai anda, dengan sebuah cerita tentang pemberkatan poliklinik dan klinik bersalin "BUNDA HATI KUDUS" Merauke. Acara pemberkatan dan peresmian gedung baru ini dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2012, bertepatan dengan PESTA BUNDA HATI KUDUS, pelindung utama Tarekat Para Suster Putri Bunda Hati Kudus ( PBHK ).
Pembangunan klinik ini diprakarsai oleh Sr. Alberta Maranresy PBHK, dan direstui oleh Superior PBHK Daerah Papua serta disetujui oleh Provinsial PBHK, dan dimulai pada awal Maret 2011 yang lalu. Bangunan dirancang oleh Bp. Hasan Wirasanjaya, sekaligus sebagai kontraktor. Inilah bangunan permanen pertama yang telah lama dirindukan oleh para PBHK yang telah memulai karya pelayanan di Keuskupan Agung Merauke sejak tahun 1928.
Klinik sebelumnya dibangun kira-kira tahun 1935 yang letaknya bersebelahan dengan bangunan utama susteran. Bangunannya terbuat dari kayu besi dan sampai sekarang masih utuh. Namun karena tuntutan peraturan pemerintah bahwa sebuah poliklinik harus memenuhi persyaratan yang wajib dipenuhi, para suster PBHK berusaha untuk membangun gedung poliklinik yang lebih memadai. Luas bangunan lama 80 meter persegi, di dalamnya ada 6 ruangan, sedangkan bangunan yang baru luasnya 240 meter persegi, dan di dalamnya ada 16 ruangan.
Yang telah ambil bagian dalam pebangunan ini adalah Pimpinan Bruder Tujuh Keduaan yang berpusat di Belanda, dan beberapa donatur lain di Belanda, serta Keuskupan Agung Merauke. Kepada para donatur, para pemerhati, para tukang dan mereka yang telah ambil bagian dalam pembangunan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih. Anda sekalian telah menjadi tanda nyata atas berkat dan kasih Tuhan.
Apa yang telah dimulai oleh para pendahulu, kini dilanjutkan oleh para suster generasi sekarang demi pelayanan kesehatan kepada umat Allah. Melalui karya kesehatan ini, banyak orang mengalami kasih sayang Allah sendiri. Tidak mungkin para suster dapat mengerjakan semuanya ini sendiri, kalau tanpa "campur tangan / penyelenggaraan ilahi" dan "uluran kasih sesama manusia". Rahmat Allah hadir dan dialami secara lebih nyata melalui manusia yang berkehendak baik.
SYALOOM... DAN SALAM JUMPA KEMBALI
Kali ini saya menjumpai anda, dengan sebuah cerita tentang pemberkatan poliklinik dan klinik bersalin "BUNDA HATI KUDUS" Merauke. Acara pemberkatan dan peresmian gedung baru ini dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2012, bertepatan dengan PESTA BUNDA HATI KUDUS, pelindung utama Tarekat Para Suster Putri Bunda Hati Kudus ( PBHK ).
Pembangunan klinik ini diprakarsai oleh Sr. Alberta Maranresy PBHK, dan direstui oleh Superior PBHK Daerah Papua serta disetujui oleh Provinsial PBHK, dan dimulai pada awal Maret 2011 yang lalu. Bangunan dirancang oleh Bp. Hasan Wirasanjaya, sekaligus sebagai kontraktor. Inilah bangunan permanen pertama yang telah lama dirindukan oleh para PBHK yang telah memulai karya pelayanan di Keuskupan Agung Merauke sejak tahun 1928.
Klinik sebelumnya dibangun kira-kira tahun 1935 yang letaknya bersebelahan dengan bangunan utama susteran. Bangunannya terbuat dari kayu besi dan sampai sekarang masih utuh. Namun karena tuntutan peraturan pemerintah bahwa sebuah poliklinik harus memenuhi persyaratan yang wajib dipenuhi, para suster PBHK berusaha untuk membangun gedung poliklinik yang lebih memadai. Luas bangunan lama 80 meter persegi, di dalamnya ada 6 ruangan, sedangkan bangunan yang baru luasnya 240 meter persegi, dan di dalamnya ada 16 ruangan.
Yang telah ambil bagian dalam pebangunan ini adalah Pimpinan Bruder Tujuh Keduaan yang berpusat di Belanda, dan beberapa donatur lain di Belanda, serta Keuskupan Agung Merauke. Kepada para donatur, para pemerhati, para tukang dan mereka yang telah ambil bagian dalam pembangunan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih. Anda sekalian telah menjadi tanda nyata atas berkat dan kasih Tuhan.
Apa yang telah dimulai oleh para pendahulu, kini dilanjutkan oleh para suster generasi sekarang demi pelayanan kesehatan kepada umat Allah. Melalui karya kesehatan ini, banyak orang mengalami kasih sayang Allah sendiri. Tidak mungkin para suster dapat mengerjakan semuanya ini sendiri, kalau tanpa "campur tangan / penyelenggaraan ilahi" dan "uluran kasih sesama manusia". Rahmat Allah hadir dan dialami secara lebih nyata melalui manusia yang berkehendak baik.
Komentar