SAYA TULIS UNTUK ANDA
Para pembaca yang budiman,
Saya membaca email kiriman, ibu Prof Dr. Anita Lie, Guru Besar di Univeritas Katolik di Surabaya, yang isinya baik untuk kita. Saya tuliskan seutuhnya email itu:
Yth. Romo, Suster, Ibu dan Bapak,
Saya mau berbagi kenikmatan seminggu kemarin:
Recommended Books for the Week:
1. Stephen Hawking, THE GRAND DESIGN
2. Francis Collin, A Scientist Presents Evidence for Belief: THE LANGUAGE OF GOD
(Tidak bermaksud promosi karena saya tidak punya kaitan tapi mungkin ada yang mau beli: saya beli kedua buku ini di Periplus)
Kedua buku ini wajib dibaca oleh para pendidik agar diskursus dan diskusi di sekolah-sekolah tidak tertinggal dari penemuan-penemuan mutakhir di bidang astronomi dan biologi. Selain itu, isu-isu seputar relasi iman dan ilmu pengetahuan diolah dengan sangat menarik.
Di THE GRAND DESIGN, Hawking bicara ttg kosmologi dan astronomi mulai dari The Big Bang sampai kemungkinan-kemungkinan masa depan. Pembahasannya mengenai M-Theory masih membuka banyak ruang bagi perkembangan teori-teori baru pada masa mendatang. Pertanyaan seputar kehadiran PRIMA CAUSA dalam terjadinya jagat raya menjadi penjelajahan pembaca buku ini. Topik-topik fisika quantum dan astonomi disajikan dengan sangat menarik dan cukup ringan (bahkan diselipi humor di sana sini untuk konsumsi publik awam) karena penulis mitra Hawking dlm buku ini adalah penulis Star Wars.
Francis Collins berangkat sebagai seorang agnostic-ateis pada awal seperempat abad hidupnya. Konversinya menjadi seorang beriman tidak lepas dari perjalanan profesinya sbg ilmuwan. Sebagai Kepala HUMAN GENOME PROJECT, dia memimpin penelitian2 DNA dan RNA. Keberhasilan institusi ini dalam memetakan banyak kode dari total 4 miliar kode DNA dalam diri manusia mengukuhkan imannya terhadap adanya Tuhan dalam proses penciptaan dan pemeliharaan alam semesta. Temuan Copernicus dan Galileo terhadap heliosentrisme pada abad pertengahan sudah menjadi catatan sejarah mengenai kesalahan sikap resmi Gereja terhadap ilmu pengetahuan era itu.
Perdebatan kreasionisme-evolusionisme (beserta berbagai implikasinya dalam perkembangan mendatang dalam bidang bioteknologi dan bioetika) akan menjadi ujian kaum beriman pada Abad ke 21 ini. Teori Darwin dan temuan2 kode DNA dari Human Genome Project disandingkan dengan Kitab Kejadian 1 dan 2 dengan sangat menarik oleh Collins di buku ini. Ada pula kutipan dari St. Agustinus yang memaknai Kitab Kejadian ini dengan cerdas. Selain itu, Collins mengemukakan satu detil yang mungkin bisa membuat kita sedikit lega bahwa sikap (resmi) gereja terhadap Galileo pada Abad Pertengahan ternyata tidak seragam. Ada proses dan intrik politik dalam gereja saat itu. Sebenarnya, beberapa astronomer Jesuit sepakat dan mendukung temuan Galileo namun bisikan dari pihak lain terhadap Paus lebih kuat.
Selanjutnya, ada beberapa pilihan sikap bagi kita semua dalam relasi iman dan ilmu pengetahuan. Untuk lebih jelasnya, silakan baca sendiri. Dijamin akan membuka wawasan lebih luas dan dalam mengenai keberadaan alam semesta dan manusia.
Salam,
Anita Lie
Tanggapan atas sharing ibu Anita, saya tuliskan pula di sini untuk anda:
Terimakasih Bu Anita atas sharing dua buku tersebut. Saya memang lagi ingin sekali mempelajari penemuan-penemuan di bidang "brain" (DNA, cara kerja otak) dan saya mendapat satu hadiah dari Romo Sigit (Kolese Gonzaga, Jakarta) yang juga menurut saya perlu dibaca oleh para guru, judulnya:
Brain-Based Teaching oleh Marilee Sprenger; Saya baru mulai membaca buku tersebut dan di dalamnya dijelaskan bahwa "Otak kita mengalami perubahan sesuai dengan perubahan lingkungan hidup kita yang menstimulasi otak." Anak-anak didik yang terus main games ternyata hanya mengaktifkan otak bagian visual dan motorik dan tidak menstimulasi otak bagian depan yang berfungsi untuk pemikiran kritis dan memecahkan masalah. Bila otak terus-menerus distimulasi oleh games, maka mengalami kerugian pada perkembangan otak kritis.
Bagus sekali dibaca oleh pemerhati di bidang pendidikan dan juga oleh para pendidik.
Salam,
Fidelis
Kedua saudara kita itu, telah andil dalam memberikan pencerahan dan "membumikan" atau menyederhanakan pikiran yang kadang-kadang terlalu sulit untuk orang-orang kebanyakan. Dalam bahasa iman (kristiani), mereka adalah utusan-utusan Tuhan yang telah mengantar kita kepada pemahaman yang lebih baik akan arti kehidupan dan hidup bersama orang lain.
Mereka menghargai penemuan-penemuan dan hasil penelitian pada pendahulunya, para koleganya. Penemuan itu dijadikan batu pijakan agar hidup manusia itu makin baik dan berharga serta dapat berperan dalam pembangunan manusia di dunia ini dan kemudian menghantar jiwa-jiwa itu ke surga.
Saya membaca email kiriman, ibu Prof Dr. Anita Lie, Guru Besar di Univeritas Katolik di Surabaya, yang isinya baik untuk kita. Saya tuliskan seutuhnya email itu:
Yth. Romo, Suster, Ibu dan Bapak,
Saya mau berbagi kenikmatan seminggu kemarin:
Recommended Books for the Week:
1. Stephen Hawking, THE GRAND DESIGN
2. Francis Collin, A Scientist Presents Evidence for Belief: THE LANGUAGE OF GOD
(Tidak bermaksud promosi karena saya tidak punya kaitan tapi mungkin ada yang mau beli: saya beli kedua buku ini di Periplus)
Kedua buku ini wajib dibaca oleh para pendidik agar diskursus dan diskusi di sekolah-sekolah tidak tertinggal dari penemuan-penemuan mutakhir di bidang astronomi dan biologi. Selain itu, isu-isu seputar relasi iman dan ilmu pengetahuan diolah dengan sangat menarik.
Di THE GRAND DESIGN, Hawking bicara ttg kosmologi dan astronomi mulai dari The Big Bang sampai kemungkinan-kemungkinan masa depan. Pembahasannya mengenai M-Theory masih membuka banyak ruang bagi perkembangan teori-teori baru pada masa mendatang. Pertanyaan seputar kehadiran PRIMA CAUSA dalam terjadinya jagat raya menjadi penjelajahan pembaca buku ini. Topik-topik fisika quantum dan astonomi disajikan dengan sangat menarik dan cukup ringan (bahkan diselipi humor di sana sini untuk konsumsi publik awam) karena penulis mitra Hawking dlm buku ini adalah penulis Star Wars.
Francis Collins berangkat sebagai seorang agnostic-ateis pada awal seperempat abad hidupnya. Konversinya menjadi seorang beriman tidak lepas dari perjalanan profesinya sbg ilmuwan. Sebagai Kepala HUMAN GENOME PROJECT, dia memimpin penelitian2 DNA dan RNA. Keberhasilan institusi ini dalam memetakan banyak kode dari total 4 miliar kode DNA dalam diri manusia mengukuhkan imannya terhadap adanya Tuhan dalam proses penciptaan dan pemeliharaan alam semesta. Temuan Copernicus dan Galileo terhadap heliosentrisme pada abad pertengahan sudah menjadi catatan sejarah mengenai kesalahan sikap resmi Gereja terhadap ilmu pengetahuan era itu.
Perdebatan kreasionisme-evolusionisme (beserta berbagai implikasinya dalam perkembangan mendatang dalam bidang bioteknologi dan bioetika) akan menjadi ujian kaum beriman pada Abad ke 21 ini. Teori Darwin dan temuan2 kode DNA dari Human Genome Project disandingkan dengan Kitab Kejadian 1 dan 2 dengan sangat menarik oleh Collins di buku ini. Ada pula kutipan dari St. Agustinus yang memaknai Kitab Kejadian ini dengan cerdas. Selain itu, Collins mengemukakan satu detil yang mungkin bisa membuat kita sedikit lega bahwa sikap (resmi) gereja terhadap Galileo pada Abad Pertengahan ternyata tidak seragam. Ada proses dan intrik politik dalam gereja saat itu. Sebenarnya, beberapa astronomer Jesuit sepakat dan mendukung temuan Galileo namun bisikan dari pihak lain terhadap Paus lebih kuat.
Selanjutnya, ada beberapa pilihan sikap bagi kita semua dalam relasi iman dan ilmu pengetahuan. Untuk lebih jelasnya, silakan baca sendiri. Dijamin akan membuka wawasan lebih luas dan dalam mengenai keberadaan alam semesta dan manusia.
Salam,
Anita Lie
Tanggapan atas sharing ibu Anita, saya tuliskan pula di sini untuk anda:
Terimakasih Bu Anita atas sharing dua buku tersebut. Saya memang lagi ingin sekali mempelajari penemuan-penemuan di bidang "brain" (DNA, cara kerja otak) dan saya mendapat satu hadiah dari Romo Sigit (Kolese Gonzaga, Jakarta) yang juga menurut saya perlu dibaca oleh para guru, judulnya:
Brain-Based Teaching oleh Marilee Sprenger; Saya baru mulai membaca buku tersebut dan di dalamnya dijelaskan bahwa "Otak kita mengalami perubahan sesuai dengan perubahan lingkungan hidup kita yang menstimulasi otak." Anak-anak didik yang terus main games ternyata hanya mengaktifkan otak bagian visual dan motorik dan tidak menstimulasi otak bagian depan yang berfungsi untuk pemikiran kritis dan memecahkan masalah. Bila otak terus-menerus distimulasi oleh games, maka mengalami kerugian pada perkembangan otak kritis.
Bagus sekali dibaca oleh pemerhati di bidang pendidikan dan juga oleh para pendidik.
Salam,
Fidelis
Kedua saudara kita itu, telah andil dalam memberikan pencerahan dan "membumikan" atau menyederhanakan pikiran yang kadang-kadang terlalu sulit untuk orang-orang kebanyakan. Dalam bahasa iman (kristiani), mereka adalah utusan-utusan Tuhan yang telah mengantar kita kepada pemahaman yang lebih baik akan arti kehidupan dan hidup bersama orang lain.
Mereka menghargai penemuan-penemuan dan hasil penelitian pada pendahulunya, para koleganya. Penemuan itu dijadikan batu pijakan agar hidup manusia itu makin baik dan berharga serta dapat berperan dalam pembangunan manusia di dunia ini dan kemudian menghantar jiwa-jiwa itu ke surga.
Komentar