Menjadi Pilot

Jumat, 5 Maret 2010 yang lalu, saya berangkat ke Kepi dengan menumpang pesawat jenis Grand Caravan, milik penerbangan PT AMA - Papua. Pesawat ini jenis baru, dan baru beberapa kali melakukan penerbangan di wilayah Selatan Papua. Grand Caravan dilengkapi dengan alat-alat canggih, sehingga pilot yang menerbangkan pesawat itu seorang diri, terbantu untuk memantau kekuatan angin, kemungkinan munculnya gumpalan awan yang akan berubah menjadi hujan, kemungkinan munculnya petir, dll. Ada juga alat yang bernama GPRS (Global Positioning Roaming System) dan alat lain yang amat membantu pilot dan copilot untuk mengetahui posisi pesawat, ketinggiannya, arah yang dituju, masih berapa knot jarak yang harus ditempuh. Wah.... pokoknya ok punya.

Saya duduk di bangku copilot. Saya melihat dari dekat bagaimana sang pilot mengemudikan pesawat. Ketika kemudinya diputar ke kiri, pesawat mengarah ke kiri, ketika diputar sedikit ke kanan, pesawat belok ke kanan. Kayaknya sederhana banget, dan orang yang mau belajar, teliti dan penuh kesetiaan atas perangkat-perangkat itu, akan bisa juga menerbangkan pesawat. Kami berdua bercerita. Sang pilot, menerangkan fungsi dari alat-alat itu. Wah kepengen juga diri ini untuk menjadi pilot, sayang di sayang, ada tugas lain yang sudah dipercayakan Tuhan kepada saya.

"Hanya pegang kemudi pesawat dalam beberapa detik saja", saya sudah merasa takut bukan main. "Saya menjadi pilot" selama beberapa detik, badan terasa tegang dan saya sungguh penuh konsentrasi sebab saya amat menyadari di tangan pengemudi itu, terletak keselamatan seluruh penumpang. Saya sungguh mengerti dan memahami, perjuangan dan perasaan calon-calon pilot ketika pertama kali mereka berlatih dan memegang kemudi pesawat. Kira-kira mereka punya perasaan yang sama, atau bahkan lebih dari itu.

Tuhan, terima kasih bahwa kami dan banyak negara lain punya pilot-pilot yang baik dab handal yang telah mengantar kami ke banyak tujuan. Lindungi dan berkati mereka, serta berkati keluarga mereka.

Komentar

Postingan Populer