KALI PURMI

Masyarakat sudah terbiasa memakai istilah "kali" untuk menyebut sebuah sungai. Maka, kadang-kadang sering ada bahan gurauan: "di Papua tidak ada sungai, tetapi ada banyak kali". Bahkan kalinya besar dan lebar-lebar, arusnya deras dan airnya dalam.Kali-kali kecil jumlahnya tidak terhitung. Kali-kali itu berkelok-kelok seperti ular, panjang sekali dari muara hingga sampai ke hulu.

Kali yang kami lalui pada pelayanan 6 Maret 10 yang lalu adalah kali Purmi. Sekian tahun lalu, air kali itu layak untuk diminum masyarakat secara langsung. Untuk menjaga kebersihan itu, masyarakat tidak pernah membuat sampah, pipis atau buang hajat di kali. Mereka tahu bahwa kebersihan kali akan turut andil dalam tingkat kesehatan mereka. Itulah nilai penting yang diajarkan nenek moyang mereka secara turun temurun.

Sayang sekali, seiring dengan perkembangan kampung-kampung dan pusat-pusat kecematan, dan datangnya para pendatang dari daerah lain, kali Purmi menjadi makin kotor. Sampah yang berwujud plastik, sisa-sisa oli,sisa-sisa dapur, dan buangan-buangan lainnya bercampur jadi satu. Kemajuan dan perkembangan kampung, bukannya melestarikan kali, air dan tumbuhan sepanjang kali itu, tetapi malah meracuni dan merusak lingkungan hidup masyarakat itu sendiri.

Kalau hal ini dibiarkan, anak cucu akan menanggung kerugian yang amat besar. Mereka akan menerima tumpukan racun, dan bahan-bahan perusak alam yang makin hari makin banyak. Ikan-ikan akan makin langka, dan sudah tercemar racun yang ada di air kali. Generasi berikut bukannya generasi yang sehat, tetapi sebaliknya, generasi yang mudah terserang penyakit, karena di tubuh mereka sudah bercokol tumpukan racun sejak mereka masih di dalam kandungan.

Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan. Kampanye kesehatan dan kebersihan lingkungan hidup, penghentian pencemaran air sungai / air kali patut diserukan di mana-mana. Penyediaan tempat sampah, tempat daur ulang perlu diusahakan. Pencemaran lingkungan / air sungai sebenarnya sama dengan penciptaan bahaya / bencana bagi anak cucu kita sendiri. Sebaliknya, pemeliharaan lingkungan, tanah, air dan sungai serta hutan-hutan kita, berarti bukti kasih sejati kita kepada anak cucu.

Komentar

Postingan Populer