Latihan Bersama
Wilayah Kelautan Kabupaten Merauke memang sangat luas dan kaya akan ikan. Kekayaan laut ini disebabkan oleh adanya pertemuan 3 arus dari laut Australia, laut Arafura dan laut Irian (Papua). Kapan saja para nelayan mencari ikan, lebih-lebih dengan menggunakan kapal dan peralatan yang moderen, mereka akan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Inilah sebabnya, wilayah kelautan Merauke didatangi oleh puluhan bahkan ratusan kapal pencari ikan. Ada banyak juga kapal-kapal asing yang mencari ikan di perairan itu.
Telah diketahui bahwa kapal-kapal asing pada umumnya berukuran lebih besar, mempunyai peralatan untuk menangkap ikan yang lebih lengkap dan nelayan-nelayan yang siap untuk kerja keras. Akibatnya hasil tangkapan mereka jauh lebih banyak daripada hasil yang diperoleh nelayan-nelayan lokal.Yang patut disesalkan dan diwaspadai adalah banyak kapal asing yang mencari ikan diperairan Merauke tanpa ijin.
Sudah ada puluhan kapal asing yang ditangkap oleh aparat kelautan. Kapal-kapal itu sudah lama ditahan dan dilabuhkan di beberapa ruas sungai Maro. Menurut informasi, kapal-kapal itu ada yang ditahan lebih dari 1 tahun dan tidak diambil oleh pemiliknya. Ada banyak juga yang sudah mulai berkarat bodinya. Dari manakah mereka ? Mereka berasal dari Thailand dan Taiwan.Selain itu, ombak di perairan Merauke pada saat angin barat dan angin timur memang amat besar, dan bisa mencapai 6 - 8 meter. Arah ombaknya tidak beraturan. Maka, jika kapten kapal dan para nahkoda tidak mengenal medan dan perairan ini, mereka harus kerja ekstra keras bila melewati wilayah ini.
Sudah banyak kapal yang tenggelam: KM.Bima Sraya II, KM Digoel, KM Jendidori, dan kapal-kapal kayu lainnya. Sudah banyak korban kapal tenggelam yang meninggal dan tidak diketemukan jenasahnya.Untuk mengatasi pencurian ikan, bahaya di laut dan meningkatkan usaha penyelamatan terhadap para korban kapal yang tenggelam, TNI dan Polri serta Regu Rescue dari Australia telah mengadakan latihan bersama di sekitar perairan itu.
Latihan ini berlangsung beberapa hari pada minggu ketiga November 2008 yang lalu, dan melibatkan 40 pernonil TNI - Polri, dan 8 personil Rescue dari Australia. Latihan yang didukung oleh 2 pesawat dari Australia ini berjalan lancar dan sukses.Selain itu, Pemerintah Daerah juga telah memutuskan untuk membangun kantor SAR di Okaba. Okaba letaknya di bagian barat laut, sekitar 250 - 300 km dari Merauke, dan dapat dijangkau dengan jalan sepeda motor selama 6 - 7 jam, melalui medan yang cukup berat. Ada pesawat twin otter - Merpati yang melayani pusat Distrik (kecamatan) ini, 1 minggu 1 kali. Penerbangan dengan pesawat ini memakan waktu 25 menit. Pemerintah memberikan subsidi untuk penerbangan perintis ini, sehingga harga tiket Merauke - Okaba, Rp 75.000 ,- per penumpang.
Telah diketahui bahwa kapal-kapal asing pada umumnya berukuran lebih besar, mempunyai peralatan untuk menangkap ikan yang lebih lengkap dan nelayan-nelayan yang siap untuk kerja keras. Akibatnya hasil tangkapan mereka jauh lebih banyak daripada hasil yang diperoleh nelayan-nelayan lokal.Yang patut disesalkan dan diwaspadai adalah banyak kapal asing yang mencari ikan diperairan Merauke tanpa ijin.
Sudah ada puluhan kapal asing yang ditangkap oleh aparat kelautan. Kapal-kapal itu sudah lama ditahan dan dilabuhkan di beberapa ruas sungai Maro. Menurut informasi, kapal-kapal itu ada yang ditahan lebih dari 1 tahun dan tidak diambil oleh pemiliknya. Ada banyak juga yang sudah mulai berkarat bodinya. Dari manakah mereka ? Mereka berasal dari Thailand dan Taiwan.Selain itu, ombak di perairan Merauke pada saat angin barat dan angin timur memang amat besar, dan bisa mencapai 6 - 8 meter. Arah ombaknya tidak beraturan. Maka, jika kapten kapal dan para nahkoda tidak mengenal medan dan perairan ini, mereka harus kerja ekstra keras bila melewati wilayah ini.
Sudah banyak kapal yang tenggelam: KM.Bima Sraya II, KM Digoel, KM Jendidori, dan kapal-kapal kayu lainnya. Sudah banyak korban kapal tenggelam yang meninggal dan tidak diketemukan jenasahnya.Untuk mengatasi pencurian ikan, bahaya di laut dan meningkatkan usaha penyelamatan terhadap para korban kapal yang tenggelam, TNI dan Polri serta Regu Rescue dari Australia telah mengadakan latihan bersama di sekitar perairan itu.
Latihan ini berlangsung beberapa hari pada minggu ketiga November 2008 yang lalu, dan melibatkan 40 pernonil TNI - Polri, dan 8 personil Rescue dari Australia. Latihan yang didukung oleh 2 pesawat dari Australia ini berjalan lancar dan sukses.Selain itu, Pemerintah Daerah juga telah memutuskan untuk membangun kantor SAR di Okaba. Okaba letaknya di bagian barat laut, sekitar 250 - 300 km dari Merauke, dan dapat dijangkau dengan jalan sepeda motor selama 6 - 7 jam, melalui medan yang cukup berat. Ada pesawat twin otter - Merpati yang melayani pusat Distrik (kecamatan) ini, 1 minggu 1 kali. Penerbangan dengan pesawat ini memakan waktu 25 menit. Pemerintah memberikan subsidi untuk penerbangan perintis ini, sehingga harga tiket Merauke - Okaba, Rp 75.000 ,- per penumpang.
Komentar