PERKARA YANG DI ATAS

 RENUNGAN HARIAN

TGL 3 AGUST 25

 

Dalam Pkh 1: 2.2: 21-23 diserukan: "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, ia harus meninggalkan bagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedahnya apa yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya ? Seluruh hidupnya penuh dg kesedihan dan pekerjaannya penuh dg kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia. 

 

Melalui Kol 3: 1-5.9-11 Paulus menyapa umatnya: "Sdr-2, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi, sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.  

 

Lukas dalam injilnya (12: 13-21) mewartakan: "Ketika Yesus sdg mengajar, seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Jawab Yesus: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Lagi kata Yesus: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu." 

Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan: "Ada seorang kaya, yang tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 

Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Lalu, datanglah firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

 

Hikmah yg dpt kita petik:

Pekerjaan dan hasil kerja yg dikumpulkan manusia, memang berguna dan menyenangkan hati selama hidup di dunia ini, tetapi ternyata tidak dpt memberikan kebahagiaan yg sempurna. Selalu saja ada gangguan dan godaan utk berbuat jahat, serakah, tidak adil bahkan membunuh sesama atau merusak alam ini. Apa yg diperolehnya akhirnya ternyata sia-sia, bahkan membawa kemalangan. Maka Paulus mendorong umatnya agar memikirkan perkara yg di atas (hal-hal surgawi) karena semuanya itu berasal dari Allah, dan mengarahkan orang utk hidup bersama Allah. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer