ORANG-ORANG KITA

RENUNGAN HARIAN

TGL 31 MARET 2021

 Nabi Yesaya ( Yes 50: 4-9a ) mengisahkan:  "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 

 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 

 Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. 

Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?  Mereka semua akan memburuk seperti pakaian yang sudah usang.

 

Matius dlm injilnya (Mat 26: 14-25) mewartakan:  Setelah menerima roti, Yudas Iskariot pergi kepada imam-imam kepala. Ia bertanya: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya dan bertanya: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagiMu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktuKu hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-muridKu." 

Lalu murid-muridNya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan kedua belas murid itu. Ketika sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih bertanyalah mereka seorang demi seorang kepadaNya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 

 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu bertanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya."

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1. Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 

 Tuhan melengkapi utusanNYA dlm rangka pewartaan karya keselamatanNya kpd para bangsa utk mberikan semangat (= kehidupan,  masa depan, kesejahteraan, dan kesatuan dg Dia).  Tuhan pasti memberikan jaminan bagi org yg benar2 melakukan "tugas yg dipercayakan kpdnya".  Yakinkah kita / sdr akan hal ini ? 

 2.  Yesus mengadakan perjamuan perpisahan dan mengatakan dg terus terang apa yg akan terjadi pada diriNya.  Tuhan dan Guru kita memberi teladan bhw utk menyampaikan hal yg penting, perlu waktu, tempat dan suasana yg pas. 

 Penyampaian itu bukan dilakukan sambil lalu, juga tidak diungkapkan di jalanan, karena pihak lain tidak siap / tidak fokus. Bila dipaksakan, bisa terjadi salah paham, kekecewaan, kemarahan, tersinggung dll yg justru memperbesar / mengalihkan fokus perhatian. 

 Kita perlu belajar "menahan diri", mempertimbangkan tempat, waktu dan keadaan serta kesiapan batin orang, utk membicarakan hal-hal yg penting, serius dan mendesak. Jangan main tabrak saja. 

 3. Yudas, salah seorang murid Yesus (= orang dalam), tega menjual gurunya. Banyak kali terjadi, yg menjadi sumber persoalan, pelaku kecurangan / kejahatan justru orang-orang kita (= orang-orang yg dekat dg kita).  Marilah kita menyadari dan bertekad bhw panggilan kita sbg org katolik adalah menghadirkan keselamatan dan kesatuan, *bukan kerusakan dan permusuhan*.  Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

Komentar

Postingan Populer