Y O G Y A

 PEMBACA YANG BUDIMAN

SAYA MENEMUKAN SUATU CERITA / UNGKAPAN PENGALAMAN – PENGAMATAN ATAS KOTA YOGYAKARTA DAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT MASA KINI. SIAPA TAHU ADA BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG DAPAT KITA SIMAK DAN DIJADIKAN PENDORONG UNTUK MENATA HIDUP INI AGAR MENJADI LEBIH BAIK.

 SEMOGA TULISAN KECIL ITU BERGUNA…..

 

*Singgahlah ke Jogja barang sejenak*

 _Jika berpendidikan tinggi_ membuat kau angkuh dan merasa pintar, maka singgahlah ke Jogja barang sejenak. Kau akan tahu ada yang bergelar 2x lipat lebih panjang dari nama aslinya, terlihat biasa saja, senang menyapa siapa saja, dan tetap saja belajar membaca dan menulis.

 _Jika kaya_ membuatmu semena-mena dan tegak angkuh di bahu orang-orang miskin, maka singgahlah ke Jogja barang sejenak. Kau akan tahu orang yang benar-benar kaya berusaha terlihat tak kaya. Rumahnya cukup berdinding kayu, satu lantai dan terlihat membumi dengan sepeda onthel parkir di pelatarannya. Garasi kendaraannya cukup dari bekas kandang sapi yang sedikit dipoles. Untuk kau ketahui, satu tiang rumahnya tak mampu kau membelinya, jangan tanya harga pintu, aku takut kau pingsan ketika kuberitahu harga engsel-engselnya. Mudah-mudahan nafasmu tak tersengal jika kuberitahu bahwa harga aksesoris interior kamar mandi utamanya lebih mahal ketimbang rumahmu dan rumahku.

 *Singgahlah ke Jogja barang sejenak*, kau tak boleh meremehkan orang berkaos oblong, bercelana pendek dan bersandal jepit ketika sedang berjalan-jalan. Bisa saja itu seniman yang berpenghasilan di atas penghasilan manusia rata-rata. Atau, bisa saja itu juragan yang mempunyai ratusan ternak dan puluhan alat berat. Alat berat yang bergerak tiada henti menambang pasir dan batu kali yang tak habis-habisnya.

 Jangan pula suaramu terlalu dikeraskan ketika berbicara di Angkringan, seakan ilmu pengetahuanmu paling luas, bisa saja di dekatmu ada orang bersarung, berkupluk miring terlihat seperti orang ronda, padahal dia sedang jenuh menulis, butuh minum secangkir jahe hangat sebelum melanjutkan tulisannya. Menulis pun untuk jurnal internasional dalam rangka melengkapi syarat guru besarnya.

 *Singgahlah ke Jogja barang sejenak*, maka kau akan tahu, mengapa kota ini istimewa dan dirindukan jutaan umat. 

 *Singgahlah ke Jogja barang sejenak*, maka kau akan tahu kenapa aku bertahan. Karena, di kota inilah tempatku belajar untuk lebih santai menghadapi kehidupan, belajar rendah hati dan  belajar sederhana.

 #jogjaistimewa

Komentar

Postingan Populer