ANAK DESA JUGA BISA
ANAK-ANAK DESA / ANAK DAERAH PEDALAMAN, BILA DIBERI KESEMPATAN DAN KEMUNGKINAN SERTA DUKUNGAN FALISITAS, TOKH BISA MENGIKUTI STUDI LANJUT / PERKEMBANGAN JAMAN SECARA SEIMBANG.
BERIKUT INI KESAKSIAN / SHARING DARI ROMO ANDREAS - DIREKTUR ATMI - SOLO
Dari: Andreas Sugijopranoto SJ-DIREKTUR ATMI SURAKARTA
Monsigneur Narka yang terkasih
Ada kabar gembira dari kota kecil Purbalingga yang kiranya akan membuat Monsigneur ikut bahagia dan bangga. Ketiga anak lulusan SMA St. Agustinus Purbalingga (Riyanto, Galih, Firman) lolos test masuk di ATMI Surakarta di jurusan Teknik Mesin Industri. Proficiat Monsigneur, ternyata mutu lulusan SMA St. Agustinus tidak mengecewakan. Terbukti mereka bisa menang dalam persaingan dengan sekian ratus calon lain yang tidak diterima dan yang kebanyakan lulusan dari sekolah menengah bermutu di kota-kota besar. Tentu ini semakin memperkuat keyakinan kita, bahwa kalau dikelola dengan baik, SMA St. Agustinus maju dengan baik. Ada satu orang pewawancara test (instruktur ATMI) yang kebetulan mewawancara ketiga anak ini dan tadi pagi bercerita kepada saya tentang anak-anak ini (tanpa tahu bahwa saya mengetahui ketiga anak ini). Instruktur ini sangat bangga dengan ketiga anak-anak "ndeso" ini. Meskipun datang dari desa kecil, tapi mereka tidak minder saat diwawancara dan terlihat sebagai anak-anak yang cerdas saat diwawancara. Instruktur ini bercerita bahwa ketiga anak ini jujur menyatakan orang tua mereka sangat miskin dan tidak mampu membiayai mereka untuk masuk ATMI, tetapi ada donatur yang akan membiayai mereka.
Meskipun sudah lolos test masuk, mereka masih harus ikut test kesehatan (tidak buta warna, tidak punya penyakit menular, cukup kuat, tidak buyuten, tinggi badan dan berat badan cukup, dlsb). Test bisa dibuat di Purwokerto (Klinik Prodia). Kalau mereka tidak lolos test kesehatan, maka mereka tidak bisa diterima di ATMI.
Seandainya dari Purbalingga ada yang mau membantu biaya pendidikan dan biaya hidup ketiga anak ini, tentu saja itu sangat baik (dari pihak keluarga sama sekali tidak bisa diharapkan bantuan keuangan nya). Dari pihak saya, kami akan mengusahakan beasiswa dari industri yang telah mengenal dan dikenal ATMI. Bantuan ini bersifat beasiswa ikatan dinas. Jadi setelah lulus mereka harus bekerja di industri ini selama minimal 7 tahun (2n+1). Saya masih akan mengusahakan mengontak orang-orang kaya di Solo, siapa tahu ada yang mau membantu ke-3 anak ini. Saya masih percaya selama kita punya niat baik menolong orang miskin, pasti ada banyak jalan dibuka oleh Tuhan.
Monsigneur, seperti bacaan Injil hari ini yang berisi nasihat untuk menjadi garam dunia dan terang dunia. Semoga ketiga anak-anak Purbalingga ini sungguh dapat menjadi garam dunia dan terang dunia.
Mekaten Monsigneur
Berkah Dalem
Andre
KEMUNGKINAN / MEMBERIKAN KESEMPATAN DAN DUKUNGAN ITULAH YANG SEDANG DIRINTIS OLEH KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE.
SAYA PERCAYA DALAM NAMA TUHAN, BANYAK HAL BAHKAN SEMUANYA ITU BISA DILAKSANAKAN. TUHAN MAHA BAIK BAGI SEMUA ORANG.
Syaloom
BERIKUT INI KESAKSIAN / SHARING DARI ROMO ANDREAS - DIREKTUR ATMI - SOLO
Dari: Andreas Sugijopranoto SJ
Monsigneur Narka yang terkasih
Ada kabar gembira dari kota kecil Purbalingga yang kiranya akan membuat Monsigneur ikut bahagia dan bangga. Ketiga anak lulusan SMA St. Agustinus Purbalingga (Riyanto, Galih, Firman) lolos test masuk di ATMI Surakarta di jurusan Teknik Mesin Industri. Proficiat Monsigneur, ternyata mutu lulusan SMA St. Agustinus tidak mengecewakan. Terbukti mereka bisa menang dalam persaingan dengan sekian ratus calon lain yang tidak diterima dan yang kebanyakan lulusan dari sekolah menengah bermutu di kota-kota besar. Tentu ini semakin memperkuat keyakinan kita, bahwa kalau dikelola dengan baik, SMA St. Agustinus maju dengan baik. Ada satu orang pewawancara test (instruktur ATMI) yang kebetulan mewawancara ketiga anak ini dan tadi pagi bercerita kepada saya tentang anak-anak ini (tanpa tahu bahwa saya mengetahui ketiga anak ini). Instruktur ini sangat bangga dengan ketiga anak-anak "ndeso" ini. Meskipun datang dari desa kecil, tapi mereka tidak minder saat diwawancara dan terlihat sebagai anak-anak yang cerdas saat diwawancara. Instruktur ini bercerita bahwa ketiga anak ini jujur menyatakan orang tua mereka sangat miskin dan tidak mampu membiayai mereka untuk masuk ATMI, tetapi ada donatur yang akan membiayai mereka.
Meskipun sudah lolos test masuk, mereka masih harus ikut test kesehatan (tidak buta warna, tidak punya penyakit menular, cukup kuat, tidak buyuten, tinggi badan dan berat badan cukup, dlsb). Test bisa dibuat di Purwokerto (Klinik Prodia). Kalau mereka tidak lolos test kesehatan, maka mereka tidak bisa diterima di ATMI.
Seandainya dari Purbalingga ada yang mau membantu biaya pendidikan dan biaya hidup ketiga anak ini, tentu saja itu sangat baik (dari pihak keluarga sama sekali tidak bisa diharapkan bantuan keuangan nya). Dari pihak saya, kami akan mengusahakan beasiswa dari industri yang telah mengenal dan dikenal ATMI. Bantuan ini bersifat beasiswa ikatan dinas. Jadi setelah lulus mereka harus bekerja di industri ini selama minimal 7 tahun (2n+1). Saya masih akan mengusahakan mengontak orang-orang kaya di Solo, siapa tahu ada yang mau membantu ke-3 anak ini. Saya masih percaya selama kita punya niat baik menolong orang miskin, pasti ada banyak jalan dibuka oleh Tuhan.
Monsigneur, seperti bacaan Injil hari ini yang berisi nasihat untuk menjadi garam dunia dan terang dunia. Semoga ketiga anak-anak Purbalingga ini sungguh dapat menjadi garam dunia dan terang dunia.
Mekaten Monsigneur
Berkah Dalem
Andre
KEMUNGKINAN / MEMBERIKAN KESEMPATAN DAN DUKUNGAN ITULAH YANG SEDANG DIRINTIS OLEH KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE.
SAYA PERCAYA DALAM NAMA TUHAN, BANYAK HAL BAHKAN SEMUANYA ITU BISA DILAKSANAKAN. TUHAN MAHA BAIK BAGI SEMUA ORANG.
Syaloom
Komentar