PERASAAN NEGATIF
RENUNGAN HARIAN
TGL 13 DES 23
Hari ini kita memperingati 1 orang kidus: st. Lusia - perawan dan martir. Dia lahir di Sirakusa - Sisilia - Itali, dari keluarga kristen. Sejak kecil dia sudah berikrar utk hidup suci murni. Ketika ibunya sakit keras, Lusia dan ibunya berziarah ke makam st Agatha dan memohon kesembuhan. Doa mrk dikabulkan. Pada suatu ketika, terjadi penganiayaan kpd org2 kristen oleh kaisar Diokletianus.
Orang2 yg sakit hati karena lamarannya ditolak Lusia, melapor kpd kaisar bhw Lusia beragama kristen. Lusia dipenggal kepalanya karena menolak utk menyerahkan keperawanannya, tgl 13 Des 304. Gereja menghormatinya sbg perawan dan martir.
Melalui 2Kor 10: 17 - 11: 2 Paulus menyapa umatnya: "Sdr-2, barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan, sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan. Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku, sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Aku telah mempertunangkan kamu dengan satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Matius dalam injilnya (25: 1-13)
mewartakan sabda Yesus: "Kerajaan Sorga itu seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana. Mrk yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak
membawa minyak, sedangkan mrk yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak dalam buli-buli mereka.
Karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Pada tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Mrk yang bodoh berkata kepada mrk yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Jawab mrk yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Waktu mereka sedang pergi untuk membeli minyak, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Sakit hati, kecewa karena ditolak, beda kepercayaan dsb bisa menimbulkan marah, dendam dan ingin balas dendam. Ketika ada peluang dan didorong oleh nafsu dr penguasa utk menindas, kemarahan itu bisa menyebabkan persoalan / tindakan yg mengerikan, misalnya pembunuhan. Maka waspadalah terhadap perasaan-perasaan negatif terhadap sesama.
2. Gadis-gadis yg bodoh adalah simbol org2 yg tidak berdaya pada saat-saat kritis. Celakanya lagi, mrk minta bantuan kpd rekan2 yg senasib dg mrk. Akibatnya terjadi kerugian / malapetaka yg cukup besar.
Moga-moga tuan pesta (panitia / kelompok kerahiman dll) dan mrk yg bijaksana, masih tetap bisa menolong sdr-sdrinya. Caranya: memberi sedikit minyak kpd mrk, lalu buatlah apa yg paling berguna bagi pengantin bersama-sama shg tidak ada seorang pun yg tertinggal. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar