HIMBAUAN MENJELANG PILPRES DAN PILEG



Para pembaca yang budiman

Menjelang berlangsungnya Pilpres dan Pileg 2019, saya diminta membuat himbauan yang akan ditayangkan di medsos oleh Komisi Komunikasi Sosial ( Komsos ) Keuskupan Agung Merauke, dan disiarkan oleh RRI Merauke.   Inilah pokok-pokok penting yang saya sampaikan:

1.     Berdoa
Saya mengajak umat katolik dan warga masyarakat untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar seluruh proses pilpres dan pileg berjalan aman dan damai. Kita semua mohon berkat bagi umat dan masyarakat, agar diberi terang dan kebijaksaaan dalam menentukan pilihan. Pilpres dan pileg memang berlangsung 1 hari, namun siapa yang dipilih akan menentukan perjalanan dan kehidupan berbangsa dan bernegara agar bermartabat, menjunjung tinggi Pancasila dan Kebhinekaan, nasionalis dan toleran, serta mengakui semua agama sebagaimana diamanatkan oleh para pendiri bangsa. Kita  berdoa juga untuk para penyelenggara Pilpred dan Pileg agar diberi kesehatan, kekuatan lahir dan batin, serta dalam bimbingan Roh Kudus, agar tetap mampu mengalahkan aneka godaan yang kapan saja bisa timbul dan melemahkan mereka. Juga kita berdoa untuk TNI – Polri agar tetap semangat dan kokoh berdiri dengan adil dan jujur untuk menjamin keamanan pelaksaan pilpres dan pileg, dan siap berdiri di garda depan untuk mempertahankan Negara dan persatuan seluruh warga sebagai bangsa Indonesia.


2.     Periksa baik-baik surat suara
Para pemilih disarankan untuk memeriksa kertas suara: apakah kertasnya utuh ?  apakah ada lobang-lobang sebelum dicoblos ?    apakah ada kode-kode tertentu yang membuat surat suara itu tidak sah ?  Bila ada kerusakan atau caca tapa pun, silakan anda lapor dan minta ganti yang baru.


3.     Periksa baik-baik nama yang akan dicoblos
Di kertas suara tidak ada foto para caleg. Jumlah para caleg banyak sekali, baik di partai yang sama, maupun di masing-masing partai. Apalagi, banyak caleg yang punya nama ( nama keluarga ) yang sama dengan caleg lain. Karena itu pemilih bisa saja bingung siapa yang akan dipilih.  Saya menyarankan,  baiklah saudara membuat catatan di kertas kecil, simpan baik-baik supaya tetap rahasia, dan bagi anda sendiri supaya tidak lupa siapa yang akan dipilih.

4.     Pilih berdasarkan suara hati
Pengenalan akan calon-calon, informasi yang telah anda peroleh dan doa yang dipanjatkan sebelum memilih, sudah semestinya menjadi penyejuk suasana hati dan memberikan kemantapan tentang calon yang sudah anda pilih.   Maka, meski ada godaan, ada sms atau apa saja yang disampaikan kepada anda menjelang mencoblos, anggap saja semua itu adalah bumbu-bumbu demokrasi. Ketika ada ada di bilik suara, andalah yang memutuskan pilihan. Bisa saja dan boleh saja, orang lain membisiki anda sebelum masuk ke bilik suara, namun di bilik suara 100 % keputusan ada di tangan anda.  Maka, apa yang sudah anda yakini benar dan mantap, pilihlah dan cobloslah nama orang itu.

5.     Jangan golput
Golput menunjukkan bahwa anda tidak punya pendirian, dan menyerahkan keputusan anda kepada oknum-oknum yang tidak anda kenal. Bila oknum tsb memang sesuai dengan cita-cita bangsa, pilihan itu tepat, namun bila yang terpilih adalah orang-orang radikal dan melawan cita-cita pendiri bangsa, surat yang sudah terlanjur diberikan kepadanya tidak bisa ditarik lagi.  Yang dipanen adalah kemarahan dan kekecewaan. Maka….. jangan golput.

Memilih adalah tanda tanggung jawab, dan berani terlibat dalam pembangunan dan perkembangan bangsa, dan cinta kebhinekaan. Memilih dengan tetap juga merupakan perwujudan iman yang benar. Iman harus bisa dirasakan dalam hidup sehari-hari bersama dengan umat  dan masyarakat / warga yang lain.

6.     Ikut mengawasi penghitungan suara
Agar perolehan suara bagi masing-masing calon betul-betul benar dan jujur, perlulah ada pengawasan-pengawasan sejak awal, pada saat pilpres dan pileg, serta sejak dimulainya penghitungan suara hingga selesai dan diumumkan oleh KPU.  Ada banyak orang dan sarana yang bisa dipakai untuk mengawasi penghitungan itu. Dengan keterlibatan ini, diharapkan penyelewengan atau kecurangan dapat diperkecil.

7.     Turut mengawal perhitungan suara sampai tuntas

Penghitungan suara yang dilakukan oleh “Lembaga-lembaga Hitung Cepat” telah ditayangkan di banyak stasiun televisi.  Hasil penghitungan itu tentu merupakan sarana kontrol agar hasil yang benar, kesulitan-kesulitan, siatuasi kongkrit yang mengakibatkan tertundanya pilpres dan pileg, dan kemungkinan adanya kecurangan di pelbagai tempat dapat segera dipantau, diketahui dan dicarikan solusinya. Mengingat proses penghitungan itu masih berjalan terus, sampai hasilnya diterima dan diputuskan secara resmi oleh KPU, turut mengawal penghitungan suara ini tetap perlu diusahakan terus.


Demikian ajakan saya pada umat katolik dan masyarakat di Selatan Papua ini, semoga berguna dan mendorong semua pihak untuk terlibat dalam pemilihan, dan menciptakan suasana aman dan damai.  

Komentar

Postingan Populer