FOTOKOPI BUKU KECIL


Pembaca yang budiman….
Salam jumpa kembali

Saya mendapatkan kembali fotokopi buku kecil dari seorang kenalan. Saya tidak pernah berpikir dan tidak pernah berharap bahwa saya mendapatkan fotokopi buku itu. Mengapa demikian ?   Karena saya tidak ingat sama sekali “apakah saya punya fotokopi itu”. Buku itu adalah buku kumpulan puisi yang saya tulis ketika saya masih sekolah di tingkat perguruan tinggi, dan saya berikan kepada orang yang meminta saya untuk menulis beberapa puisi kenangan.  Maka, setelah buku itu saya berikan…… di tangan saya, sudah tidak ada apa-apanya lagi.

Munculnya fotokopi buku itu merupakan sebuah kejutan bagi saya. Bagaimana mungkin saya tidak heran dan mendapat kejutan ?   Isi buku itu ditulis tahun 1985…..34 tahun yang lalu persis menjelang pesta Paska, sedangkan saya mendapatkannya 1 bulan yang lalu… juga menjelang pesta Paska.  Isinya dibuka dengan kata-kata mutiara.   Inilah kata-kata mutiara yang saya temukan di sana:

“Kata-kata bijaksana seringkali cenderung tidak didengar, namun kata-kata lembut akan selalu diingat orang”.

Di bawah kalimat itu, saya menemukan catatan ini:
Kata-kata tersebut saya ambil dari buku kecil di meja saya. Saya sekarang mau tanya:
“Bagaimana kebenaran kata-kata itu dalam kehidupanmu ?”.

Ketika kata-kata bijak itu saya temukan dan saya renungkan kembali, saya merasakan bahwa ungkapan itu hidup kembali, dan masih tetap sangat bisa diterapkan / diarahkan dalam kehidupan para pembacanya.  Artinya, kalimat bijak itu berlaku sepanjang jaman. Dalam realita kehidupan, saya mengalaminya.  Ketika orang itu mengalami kemandegan / kebutuan dalam memecahkan persoalan hidupnya, barulah kata-kata bijak itu didengarkan. 

Seringkali bukan karena dia suka dan menghendaki begitu, tetapi karena terpaksa, dan tidak ada pilihan lain. Namun paling tidak, yang penting adalah bahwa dalam kehidupannya “pernah ada kata-kata bijak yang masuk ke dalam dirinya”, ada dalam memorinya, dengan harapan bahwa bila dia mengalami sesuatu yang berat dalam kehidupannya, ada kekuatan, ada harapan, ada banyak orang yang rela menolong dirinya untuk menemukan kehidupan yang membahagiakan.

Kata-kata bijak itu menjadi “terang kehidupan” bagi orang yang sedang berjalan dalam kegelapan / kesulitan hidup.  Sebetulnya “Sang Terang” adalah Allah sendiri. Siapa yang berjalan dalam “terang”, sesungguhnya telah berjalan bersama Allah.


Komentar

Postingan Populer