PERNAS SGPP
Pembaca yang budiman
Pada bulan April mendatang, tepatnya tanggal 23 – 29 April 2019,
akan diadakan Pertemuan Nasional bagi
para penggerak Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Untuk apa pertemuan / kumpul-kumpul itu
? Silakan anda simak tulisan di bawah
ini… sebuah sambutan. Moga-moga anda juga merasa disambut dan disapa. Moga-moga
pula tergerak hati dan menemukan butir-butir inspirasi di dalamnya. Moga-moga anda pun pada suatu hari akan
menjadi penggiat gender di tempat anda masing-masing. Selamat membaca.
AKU DATANG SUPAYA MEREKA HIDUP DALAM
KELIMPAHAN
Pertemuan
Nasional (pernas) SGPP KWI tahun ini yang berlangsung pada tanggal 23 – 26
April 2019, mengangkat tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Keluarga
sebagai Citra Allah”. Saya berkeyakinan bahwa ada yang sudah pernah ikut
pernas, ada yang baru kali ini, ada juga yang baru saja diangkat untuk menjadi
penghubung gender di keuskupan masing-masing, atau juga diutus oleh keuskupan /
lembaga meskipun tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan gender dan
pemberdayaan perempuan. Tidak semua orang berkesempatan ikut pernas ini. Maka,
anda adalah orang-orang istimewa. Anda sekalian adalah orang-orang terpilih. Perjumpaan
dalam pernas yang membahagiakan ini diharapkan dan diusahakan agar menjadi
sarana untuk mempertemukan para penggerak, animator, pendamping kegiatan gender
dan pemberdayaan perempuan dan laki-laki dari berbagai keuskupan dan lembaga di
Indonesia.
Setiap
tiga tahun, kegiatan ini menjadi ajang pertemuan sesama penggerak gender,
pengayaan, pencerahan, penyegaran, pembaharuan, pertobatan dan pemberdayaan semua
peserta. Maka, pertemuan ini, bukan hanya untuk kangen-kangenan saja, tetapi juga,
sebagai sarana belajar bersama dengan ditemani oleh beberapa narasumber. Juga
kegiatan ini juga mengasah ketajaman rohani seperti penghayatan akan ekaristi, menggunakan
waktu tenang untuk menyadari kehadiran Allah dalam keheningan dan doa, dan dalam
ciptaan-Nya. Tentu yang tak kalah penting adalah adanya sesi-sesi pelatihan.
Kita semua diajak untuk belajar langsung dari pakar supaya punya ketrampilan
praktis yang dapat digunakan di tempat kita masing-masing. Melalui perjumpaan
inilah kita semua bisa menumbuhkan atau menyegarkan semangat kita sekaligus meningkatkan
dan memperluas jaringan kerja yang telah kita mulai dari keuskupan kita
masing-masing.
Hal
kedua yang patut ditekankan adalah bahwa proses penyadaran terus-menerus perlu dilakukan.
Pernas ini adalah salah satu pemantik bagi penggerak gender untuk menyadari
bahwa karya keselamatan Allah terus berjalan, dan kita ada sebagai bagian dari
TubuhNya yang kudus sebagai penyalur KasihNya bagi sesama yang membutuhkan
bantuan kita. Diharapkan bahwa apa yang didapatkan dalam pernas ini, akan
ditindaklanjuti di tempat anda masing-masing. Relasi dan komunikasi yang telah
terjalin di antara para penggerak gender hendaknya dilanjutkan dan dikembangkan,
sehingga kita punya teman seperjuangan untuk mewujudkan kesemartabatan,
keadilan dan kesejahteraan hidup bagi laki-laki dan perempuan.
Hal
ketiga adalah bahwa akan ada pengorbanan dalam setiap proses. Tenaga, pikiran,
hati dan waktu kita persembahkan kepada Allah dan rekan kita lewat perjalanan
proses kita ini. Kita juga meminta kekuatan kepada-Nya, melalui keheningan, doa
dan Ekaristi. Dengan demikian, Allah sendirilah yang menjadi Sumber Energi bagi
kita. Dan perlu diingat, proses ini adalah bagian dari perjuangan untuk sampai
pada keutuhan karya kerasulan yang melibatkan laki-laki dan perempuan, yang
sejak awal mula setara dengan martabat luhur yang sama secitra dengan Allah.
Laki-laki dan perempuan berbagi peran dalam kehidupan sesuai dengan kehendak Allah,
dalam keluarga, masyarakat maupun Gereja.
Sabda
Allah dalam Injil Yohanes 10:10b,”Aku datang supaya mereka hidup dalam
kelimpahan” dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk memantapkan
kerasulan dan pelayanan kita. Allah
dalam Yesus, memberikan diri-Nya secara penuh melalui pelayanan-Nya kepada
orang sakit, orang miskin, pemungut cukai, orang berdosa dll, dengan sengsara,
wafat dan kebangkitan-Nya agar manusia yang dicintai-Nya mengalami kebahagiaan
secara penuh pula. Allah memberikan
kasih dan kehidupan-Nya sendiri kepada setiap orang secara berlimpah. Maka,
kita dipanggil dan diberi tugas untuk menyebarkan kasih yang berlimpah itu
kepada siapapun yang kita jumpai dalam karya dan kehidupan kita, agar mereka
hidup dalam kelimpahan kasih, kesetiaan, kerukunan, kedamaian, kesejahteraan
dan keadilan.
Bagaimana
kita dapat menyatakan hal tersebut? Dengan hadir dalam pernas, sebetulnya kita
telah bertekad untuk menjadi sahabat bagi orang-orang lain. Tekad kita itu diteguhkan oleh Sabda Tuhan
yang tertulis dalam Kitab Putra Sirakh 6:15 “sahabat yang setia, tiada
ternilai, dan harganya tiada terbayar”. Hadir saja sudah memberikan pengaruh
yang besar bagi seluruh suasana, apalagi kalau kita menggenapi kehadiran kita
dengan keterlibatan dan cinta, sehingga semua orang setuju bahwa semua yang
dilingkupi oleh Allah hidup dalam sukacita.
Demikian
juga diharapkan akan terjadi dalam pernas ini, yaitu bahwa kita bersukacita
karena kita diberi banyak teman, dibekali dengan rupa-rupa pengetahuan dan ketrampilan,
dilengkapi kekuatan dan diberkati oleh Allah sendiri, terlebih, karena kita
sudah diciptakan Allah menurut gambarNya sendiri. Marilah kita berproses
bersama dalam sukacita dengan memanfaatkan perjumpaan yang berharga ini. Tuhan
Yesus memberkati kita semua.
Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC
Moderator
Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP)
Konferensi
Waligereja Indonesia (KWI)
Komentar