PENUTUPAN MUSPAS 2018
PEMBACA YANG BUDIMAN
SAYA HATURKAN KEPADA ANDA, SAMBUTAN SAYA PADA SAAT PENUTUPAN MUSPAS 2018.
SAYA HATURKAN KEPADA ANDA, SAMBUTAN SAYA PADA SAAT PENUTUPAN MUSPAS 2018.
SAMBUTAN USKUP AGUNG MERAUKE
PENUTUPAN MUSPAS 2018
Muspas yang diselenggarakan sejak
tanggal 7 – 14 Oktober 2018, hari ini
berakhir. Penutupan Muspas akan diselanggarakan pada hari minggu, tanggal 14
Oktober 2018, di gereja Katedral Merauke. Selama beberapa hari kita
mengundurkan diri dari aneka kegiatanharian, untuk bersama-sama:
1. Mengevaluasi pelayanan kita yang
telah diprogramkan selama 1 tahun, dengan tema: “Keluarga Katolik KAME yang
Terlibat”. Hukum Gereja kanon 204 § 1
merumuskan “Kaum beriman kristiani ialah mereka yang karena melalui baptis
menjadi milik Kristus, dibentuk menjadi umat Allah dan karena itu dengan
caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian dan rajawi
Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing, dipanggil untuk menjalankan
perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan di dunia”. Selama 1 tahun, kita terlibat dalam karya
keselamatan Tuhan, melalui 5 tugas Gereja, yaitu persekutuan, pewartaan
(pengajaran), liturgi, pelayanan di banyak bidang, dan kesaksian iman.
Kita
berani menuliskan keberhasilan, mengakui kegagalan dan ketertundaan pekerjaan
yang telah kita rencanakan. Yang ditampilkan adalah laporan program, namun di
balik semuanya itu kita membeberkan cermin diri, tim kerja, mitra dan jaringan
kerja yang rtelah kita laksanakan selama ini. Pelayanan yang terprogram dan
terjadwal dan terukur, sesungguhnya merupakan tanda bahwa kita bekerja dalam
kebersamaan, selaras dengan jiwa Muspas Keuskupan / Muspas Kevikepan dan
dekanat.
Melalui
evaluasi yang telah dilaporkan, kita
melihat dan menyadari bahwa laporan bulanan, semesteran dan tahunan dari
paroki-paroki / Dekenat dan Kevikepan itu penting. Kita semua membutuhkan data
kongkrit, angka-angka, nama-nama kelompok binaan, supaya laporan kita itu
sungguh-sungguh berdasarkan fakta bukan cerita. Kita semua membutuhkan
informasi yang dikuatkan dengan foto-foto, catatan tentang jumlah peserta,
kapan muspas dilaksanakan, apa programnya dan bagaimana hasilnya ? Berapa biaya
yang dibutuhkan ? Ada panitianya,
notulennya, daftar hadir dll.
2. Masukan teologis dan kewirausahaan
Selama 2 hari, kita mendapatkan
pencerahan, penguatan dan pendalaman pengertian kita tentang kesejahteraan (
secara teologis disebut keselamatan ) dari Pater George Kirchberger SVD. Keselamatan dipahami sebagai situasi bebas
dari keterbelakangan, kemiskinan, penyakit, gangguan roh jahat, kuasa
kejahatan, dosa, penderitaan dan kemalangan lainnya di dunia ini, berada dalam
kesatuan dengan Yesus, dan bersama dengan sesama, berjuang sesuai dengan
situasi dan budaya masing-masing
membaharui diri, mengatasi kesulitan dan tantangan yang dialami berjalan
menuju ke surga. Apa yang kita dapatkan di dunia ini, adalah sarana untuk
membantu kita agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan surgawi.
Kita mendapatkan masukan dan
penegasan dari Bp. Budi Hendarto bahwa menjadi wirausahawan itu perlu mata
duitan namun tidak buta warna. Ada waktunya untuk bekerja dengan
sungguh-sungguh, tanpa kenal lelah meski sudah tengah malam, tetapi juga ada
waktu untuk beribadah dan mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kehidupan dan rejeki sehari-hari. Orang-orang yang hendak berwiraswasta
didorong untuk berani untuk menerima risiko: tidak takut gagal, tidak takut
putus asa, tidak takut rugi), ketrampilan, kreativitas, kemauan dan melihat
peluang serta membuat sesuatu yang baru.
Banyak orang katolik sebenarnya mampu
menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain. Kesuksesan
itu tidak tergantung dari usia, warna kulit, agama, kekurang fisik, tingkat
pendidikan dan latar belakang keluarga.
Kepada kita ditunjukkan bahwa modal usaha itu bukan semata-mata uang
atau harta yang bisa dipegang, tetapi juga harta yang tidak kelihatan: disiplin
diri, ethos kerja dan jaringan kerja.
Disiplin diri, ethos kerja dan jaringan kerja jauh lebih penting dan
berharga daripada harta yang kelihatan.
Keluarga yang sejahtera
Dalam diskusi kelompok dan pemaparan
umum, kita berusaha merumuskan apa arti sejahtera / kesejahteraan. Masing-masing kevikepan dan dekenat telah
merumuskan sesuai dengan situasi setempat. Secara sederhana telah disebut oleh
kevikepan dan dekenat bahwa sejahtera
adalah situasi terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani: punya tanah dan
kebun, 5 kebutuhan pokok terpenuhi, bisa sekolah dan hidup sehat serta punya
tabungan untuk masa depan. Telah
diusahakan program-program unggulan sesuai dengan prioritas wilayah kerja
masing-masing.
Kita semua berharap dan berusaha
bahwa langkah-langkah yang kita ambil dalam muspas ini akan menghasilkan
perubahan tingkat kesejahteraan umat dan masyarakat kita. Proyek kesejahteraan
adalah proyek besar dan berjangka panjang. Kita membutuhkan orang-orang yang
mata duitan dan tidak buta warna, orang-orang yang siap kerja sampai capek,
pembina-pembina yang setia dan ulet untuk mendampingi dan memantau
terus-menerus, jaringan kerja yang selalu hidup dan aktif, pertemuan-pertemuan
berkala dan terarah, serta target yang jelas.
Grup WA wirausaha 2018, merupakan sebuah langkah yang patut dipuji
dan disyukuri sebagai tindak lanjut langsung, supaya apa yang telah
menggerakkan pikiran, perasaan, harapan dan tekad kita, akan terwujud dalam
waktu dekat. Saya berharap bahwa anggota wa dalam grup ini, tetap berusaha
untuk saling berkomunikasi dan meningkatkan ketrampilan, memperluas jaringan
kerja, semakin sering berlatih, tidak malu untuk bertanya agar sigap dalam menghadapi kesulitan, tahan
bantingan, ulet dalam usaha, dan berhasil.
Kita membuka muspas kita dengan mohon
bantuan dan penyertaan Allah, agar pertemuan kita diberkati dan dipimpin Roh
Kudus, dan menemukan kehendak Allah dalam aktivitas harian, dalam pertemuan
dari hati ke hati, dalam materi yang disajikan oleh para nara sumber dsb. Kita
telah mengalami penyertaan Allah, ketika mendengarkan penyajian dari para
narasumber, berdiskusi, mendengarkan laporan dari dekenat dan kevikepan,
merumuskan apa itu sejahtera, menentukan hasil-hasil unggulan, dan program
kerja. Kita percaya bahwa penyertaan dan perlindungan Allah akan tetap berjalan
terus.
Muspas akan ditutup, namun
hasil-hasil muspas akan kita teruskan. Semangat dan keputusan muspas menjadi
milik kita dan hendaknya tetap menjiwai hidup, pertemuan pastoral, kegiatan
harian, melakukan program-program pilihan dan mengembangkannya. Para peserta
muspas diutus untuk meneruskan dan menghidupkan / mewujudkan apa yang telah
disepakati / diputuskan agar hidup sejahtera betul-betul kita alami. Kalau
Tuhan yang mengutus, tentu Tuhan pula yang akan memenuhi dan melengkapi apa
yang kita butuhkan.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan
banyak terima kasih banyak kepada anda sekalian para peserta muspas: bapak ibu,
para suster, bruder, pastor dan frater atas partisipasi anda semua selama
mengikuti muspas kita ini. Terima kasih juga kepada utusan-utusan tarekat,
Pemerintah Daerah atau yang mewakili,
khususnya Panitia Pelaksana Muspas dan Panitia Pengarah yang telah
bekerja keras mempersiapkan semuanya ini. Terima kasih pula kepada para nara
sumber: Pater George Kirchberger SVD dan Bp. Budi Hendarto, yang telah memperkaya kami dengan wawasan dan
pengalaman masing-masing. Juga kepada Bpk Kris Wogim ( Wakil Bappeda Boven
Digoel) dan Hari (Wakil Bappeda Merauke) dan Bapak-bapak Kantor Agama Kabupaten
Merauke dan Kabupaten Mappi. Terima kasih kepada Sr. Yakobin PRR dan karyawan
rumah bina yang telah menyiapkan semuanya ini, sehingga muspas dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
Akhirnya selamat jalan bagi anda
sekalian yang akan pulang ke tempat tugas anda masing-masing. Tolong sampaikan
salam dan hormat saya, anggota keluarga dan rekan-rekan di tempat anda
bertugas. Tuhan memberkati.
Komentar