PEMBUKAAN MUSPAS 2018

PEMBACA YANG BUDIMAN

MUSPAS: MUSYAWARAH PASTORAL  KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE TELAH DILAKSANAKAN  TGL. 4 - 14  OKTOBER 2018 YANG LALU. YANG HADIR ADALAH PARA UTUSAN KEUSKUPAN, BERJUMLAH  150 ORANG.   120 ORANG PESERTA DAN 30 ORANG ANGGOTA PANITIA. 

SAMBUTAN USKUP AGUNG MERAUKE, PADA KESEMPATAN ITU, SAYA MUAT DI BLOG INI UNTUK ANDA. MOGA-MOGA ADA MUTIARA INDAH YANG DAPAT ANDA PETIK. 


SAMBUTAN USKUP AGUNG MERAUKE
PADA PEMBUKAAN MUSPAS 2018

Yth. Bapak Bupati / mewakili
Para Tamu Undangan
Para Pastor, Bruder, Suster, Frater
Para peserta Muspas yang berbahagia

Syaloom

Selamat Datang, saya sampaikan, kepada anda sekalian pada Musyawarah Pastoral (muspas)  Keuskipan Agung Merauke, yang akan dibuka pada malam ini, tanggal 7 Oktober 2018 dan akan berakhir tanggal 14 Oktober 2018 mendatang.  Menjelang dilaksanakannya muspas kita, pada tanggal 5 0ktober yang baru lalu, Merauke menjadi tuan rumah dirayakannya ulang tahun TNI yang ke 73.  Para petinggi negara ini, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat kabupaten Merauke.  Tanggal 6 Oktober 2018, Merauke dipilih untuk menjadi tempat penetapan dan peluncuran ZONA INTEGRITAS POLRES MERAUKE SEBAGAI WILAYAH BEBAS KORUPSI, DAN WILAYAH BIROKRASI yang BERSIH dalam MELAYANI”.  Meski ada kekurangan di sana-sini, telah diakui bahwa Merauke adalah tanah yang dihuni oleh orang-orang yang cinta damai.

Muspas ini dilaksanakan setelah kita mengisi dan menyemarakkan Bulan Kitab Suci Nasional yang bertema Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan. Kabar Gembira itu sesungguhnya telah terwujud dalam bentuk sapaan-sapaan dari pribadi ke pribadi yang lain, dalam pertemuan, kegiatan-kegiatan sehari-hari. Di sanalah, keluarga katolik menyatakan imannya (tema tahun pertama sesudah sinode), dan telah terlibat dalam menghadirkan kasih Allah dan keselamatan bagi umat manusia (tema tahun kedua sesudah sinode). Sedangkan, Keluarga Katolik Keuskupan Agung Merauke yang Sejahtera, adalah tema muspas KAME pada tahun yang ketiga sesudah sinode.  

Keluarga Katolik yang Sejahtera ditilik dari segi teologis.

Dalam kitab Kejadian, bab 1 ayat 28 – 31, kita mendapatkan sabda Tuhan sbb: “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.  Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Keluarga yang diceritakan di dalam kitab suci itu dibentuk dan dipelihara dan diberkati oleh Allah sendiri. Berkat itu berupa anak cucu, segala yang ada di alam semesta, ciptaan di laut dan tanam-tanaman di bumi, serta makanan untuk hidup sehari-hari.  Allah menyediakan apa yang dibutuhkan manusia, supaya mereka bisa hidup.  Berkat Tuhan itu wujudnya bermacam-macam, bukan hanya dalam wujud uang atau harta benda duniawi.

Ekonomi Praksis dalam Keluarga dan Kewirausahaan

Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk menaklukkan bumi.  Yang dimaksudkan dengan “menaklukkan” menurut hemat saya adalah mengelola sumber-sumber yang memberikan kehidupan kepada manusia, dan anak cucu mereka.  Bumi ini perlu digarap atau dioleh sehingga menghasilkan makanan, minuman dan sandang dan papan bagi semua makhluk hidup, sepanjang jaman.  Manusia diberikan kemampuan dan bekal untuk mengusahakan dan menghasilkan bahan-bahan atau barang-barang kebutuhan hidup sehingga mereka dan keluarganya bisa hidup sejahtera.  Manusia wajib bekerja dan mencari nafkah. Terlebih di daerah-daerah yang sulit, yang tanahnya terbatas dan tandus, penduduknya berjuang sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Mereka adalah pejuang kehidupan. Mereka adalah wirausahawan. Wira artinya pejuang,  usaha adalah kegiatan yang dilakukan.  Wirausahawan adalah orang yang bekerja keras dengan pelbagai usaha untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Semakin besar kebutuhan, usaha dan perjuangan untuk mendapatkan sesuatu itu pun harus semakin besar.

Hadirin sekalian

Kita datang dan terlibat dalam muspas kita saat ini, bukan dengan tangan kosong.  Dalam kehidupan sehari-hari, menurut peran kita masing-masing, kita telah ambil bagian dalam pekerjaan besar pembangunan umat, perkembangan masyarakat dan bangsa kita.  Kita telah terlibat dalam kehidupan  dan pengembangan itu, baik di dalam keluarga, lingkungan kerja, lingkungan gereja atau di lingkungan kantor, atau di bidang apa saja dan di lembaga apa saja.  Pengalaman-pengalaman itu akan dibagikan (disharingkan), dikuatkan dan diperkaya oleh pengalaman-pengalaman dan iman dari para peserta muspas yang lain dalam diskusi per dekenat atau per kevikepan atau dalam diskusi umum.

Kita juga akan diperkaya dan diberi pencerahan oleh para mitra kita yang bekerja di bagian pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan bidang pengembangan sosial ekonomi. Telah sekian lama pemerintah kita juga berjuang keras, agar masyarakatnya makin hari makin menikmati kemakmuran dan kesejahteraan. Memang masih ada banyak hal yang harus dibenahi, masih ada banyak infrastruktur yang harus dibangun, dan masih ada banyak pekerjaan yang belum terlaksana.

Fakta-fakta negatif:

Ketika kita sedang berusaha keras menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, yaitu tentang kebenaran, kebaikan, kesetiaan, kerja keras, kedisiplinan, pentingnya pendidikan dsb, kita berhadapan dengan tantangan, kesulitan dan hambatan yang amat banyak dan berat. Dunia industgri saat ini menawarkan kenikmatan, pelbagai kemudahan, hura-hura, aneka hiburan, makanan dan minuman, kosmetik, model-model pakaian, kendaraan, hp dsb.  Tawaran itu begitu menggiurkan, dan dikesankan bahwa semuanya bisa didapat dengan mudah, tanpa kerja keras, dan tanpa beban. Mereka yang  tidak mengikuti tawaran itu dianggap ketinggalan jaman dan “tidak termasuk jaman now”.  Kaum muda (laki-laki dan perempuan) menjadi perokok pada umur muda, meski mereka tidak punya penghasilan. Banyak yang menjadi pecandu narkoba, terlibat miras dan banyak yang mengidap HIV-AIDS.  Daerah kita saat ini, termasuk daerah rawan narkoba dan AIDS.

Meski ada banyak tantangan dan beban kita berat, kita tetap memikul tanggung jawab untuk menghantar umat dan masyarakat kita ke padang rumput yang hijau. Sudah berpuluh-puluh tahun kita bergerak dan bekerja untuk umat dan masyarakat kita.  Kita telah bersama-sama memilih bidang-bidang pelayanan sebagai fokus karya pastoral kita. Kita sudah berjejaring dan membangun kerja sama dengan Pemerintah Daerah, pelbagai instansi pemerintah maupun swasta, demi pembangunan dan perkembangan umat dan masyarakat di keuskupan kita.

Misalnya, di bidang pendidikan, bersama dengan lembaga-lembaga Katolik yang ada di Keuskupan ini, kita telah mengelola: 11 Taman Kanak-Kanak, 16 SD, 9 SMP, 6 SMA dan 3 Perguruan Tinggi. Memang masih banyak sekolah yang dipercayakan umat, masyarakat dan Pemerintah kepada kita, namun baru jumlah itulah yang bisa kita kelola secara lebih teratur, karena keterbatasan SDM dan dana yang kita miliki. Para lulusan dari sekolah-sekolah kita, sudah banyak yang turut berperan di pelbagai bidang dalam pembangunan daerah ini.

Di bidang kesehatan, kita memiliki 1 rumah sakit dan 7 klinik. Kita juga turut terlibat secara aktif dalam bakti sosial,  program pemberantasan malaria, dan penyakit menular lainnya. Kita juga berusaha melibatkan diri dalam pengembangan sosial ekonomi, meski hasilnya belum memuaskan. Ada CU di Merauke, di Mindiptana, di Kepi, dan sedang dimulai di paroki Kuper. Bidang-bidang lain juga telah kita lakukan, namun tidak akan diuraikan di sini. 

Fakta-fakta kongkrit, yang disoroti dari segi teologis dan segi ekonomi kewirausahaan, pada saat muspas ini, diharapkan membantu kita untuk mendapatkan pencerahan dalam memandang realita kehidupan kita.  Berdasarkan apa yang kita alami, dan pencerahan tentang pelayanan kita di bidang kesejahteraan, kita mempunyai keberanian untuk melangkah secara bersama-sama karena tahu posisi kita di mana, berapa besar kekuatan kita dan  kita mau melangkah ke mana.

Muspas adalah saat rahmat, saat kita sebagai umat Allah yang dibimbing oleh Roh Kudus, melihat kembali apa yang telah kita kerjakan, membaca tanda-tanda jaman, melihat dalam terang iman apa yang menjadi kebutuhan umat dan masyarakat kita, saat ini dan pada masa mendatang. Muspas juga merupakan saat pertobatan dan pembaharuan diri dan mengarahkan ke depan, serta mengambil langkah-langkah yang tepat sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan.

Marilah kita hadir, mengikuti dan memperkaya muspas kita dengan penuh semangat dan sukacita, sebab kualitas muspas kita bukan hanya karena dibimbing oleh Roh Kudus, tetapi juga karena kita semua memilih untuk menjadi bagian dan turut ambil secara aktif dalam mewujudkan kesejahteraan bagi umat dan masyarakat kita.
Selamat bermuspas. Tuhan memberkati.

Merauke, 7 Oktober 2018
Pada peringatan Maria Ratu Rosario



Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC
Uskup Agung Merauke



Komentar

Postingan Populer