ANAK-ANAK SEMINARI

Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah, setiap tahun dirayakan pada tanggal 2 Februari. Misa mulia namun sederhana diadakan di Seminari Pastor Bonus, bersama-sama dengan anak-anak seminari. Yang menjadi pokok renungan adalah “Yesus makin bertambah besar, makin kuat dan makin bijaksana, serta makin dikasihi Allah dan manusia”. 

Pada waktu dipersembahkan di kenisah, Yesus baru berumur 40 hari.  Kedua orangtua-Nya (Yoseph dan Maria) telah mempersiapkan semua yang diperlukan untuk upacara persembahan. Sebagai keluarga tukang kayu, mungkin sekali mereka membawa sepasang tekukur atau burung merpati, sebagaimana yang dipersyaratkan untuk hari suci itu.  Mereka terheran-heran oleh sambutan Imam Agung Simeon, yang mengucap syukur atas telah terkabulnya permohonannya.

Sesudah hari-hari suci itu, kedua orangtua kembali ke kampung halamannya yaitu ke Nazareth. Pendidikan dan pembinaan diberikan setiap hari kepada Kanak-kanak Yesus, tentang nilai-nilai kehidupan, budi pekerti, latihan ketrampilan, kunjungan keluarga, doa bersama, membaca kitab suci dll. Apa yang mereka tanamkan setiap hari itulah yang dilaksanakan dan diteruskan oleh Yesus, yang makin hari makin bertambah usianya. Kedua orangtua punya peran penting dalam kehidupan Yesus, sehingga Dia makin bertambah besar, makin kuat, dan bertambah hikmah-Nya, serta makin dikasihi Allah dan manusia.
Seminari adalah tempat pembinaan / persemaian  bibit para calon imam.  Sebagaimana yang terjadi di keluarga-keluarga, di seminari pun anak-anak seminari diberi pembinaan, latihan, dan bekerja agar makin terlibat dan tahu apa yang harus dikerjakan setiap hari. Pelajaran budi pekerti, nilai-nilai kerohanian, dan kejiwaan ditanamkan dan diteladankan oleh para pembina, agar kelak mereka menjadi manusia yang baik, bijaksana, dewasa dan dapat bertindak dengan penuh tanggung jawab. Apa yang diberikan setiap hari, merupakan bekal penting, agar mereka ketika melakukan semuanya itu bukan lagi karena aturan, terpaksa atau disuruh, tetapi dengan sebuah kesadaran pribadi. Pekerjaan dan kegiatan harian merupakan pelaksanaan dan perwujudan pribadi mereka yang hendak mengabdi, melayani dan menyalurkan minat, bakat, talenta dan kekuatan yang ada padanya.
Demikian pula para orangtua, dari keluarga manapun, menanamkan dan meneruskan apa yang mereka punyai kepada anak-anaknya. Mereka membekali anak-anak agar kelak anak-anak itu mempunyai bekal dan dapat hidup dan berkembang sesuai dengan talenta, minat dan kekuatan serta kepribadian mereka kepada masyarakat.  Ketika sudah dewasa, anak-anak itu tidak lagi tergantung pada orangtuanya, tetapi dapat hidup mandiri bahkan mengembangkan apa yang telah ditanamkan orangtua atau apa pun ditemukan dalam perjalanan hidup mereka.
Bagi para beriman katolik, keluarga kudus Nazareth ( Yusuf, Maria dan Yesus) merupakan teladan bagi keluarga-keluarga sekarang ini. Baik sebagai pribadi-pribadi, maupun sebagai keluarga, mereka dipenuhi kasih karunia Allah.  Kedekatan dengan Allah yang mereka wujudkan dalam hidup dan relasi serta komunikasi satu sama lain, membuahkan rahmat yang begitu banyak. Semoga kita pun yang hidup pada masa sekarang ini, mendapatkan rahmat yang berlimpah sebagai buah dari kedekatan kita dengan Allah dan meneruskannya kepada sesama.

Komentar

Postingan Populer