1 DESEMBER 2016
PEMBACA YANG BUDIMAN
Salam dan syaloom
Saya menjumpai anda kembali pada kesempatan ini, meskipun tidak serutin dulu. Moga-moga tulisan kecil ini memberi inspirasi kepada anda. Selamat membaca.
Hari AIDS Sedunia yang
diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya, bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran indivdu terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang
disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri
Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun
1988. Sejak saat itulah, hari AIDS sedunia mulai diperingati oleh pihak
pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.
Tanggal 1
Desember adalah hari libur untuk seluruh tanah Papua.
Pemerintah Provinsi Papua menetapkan 1 Desember 2016 sebagai libur
fakultatif untuk Papua, dalam rangka memasuki masa raya Advent memasuki
perayaan Natal. Keputusan hari libur ini
sesuai dengan Keputusan Gubernur No. 188.4/419/tahun 2015 tentang hari hari
libur resmi dan cuti bersama di wilayah Provinsi Papua 2016.
Pada hari itu, semua karyawan libur. Saya libur pekerjaan kantor,
kegiatan rutin harian, dan menerima tamu. Hari libur itu, saya gunakan untuk
kegiatan penyegaran. Saya melihat-lihat kebun di Buti – di kompleks bruder
Gembala Baik dan Susteran Putri Gembala Baik. Tanahnya sudah kering, karena sudah lebih dari
tiga minggu, hujan tidak turun.
Sementara itu, air sumur sudah mulai turun debitnya. Biasanya, air sumur
disedot 2 jam baru habis, sekarang ini, baru disedot 20 menit airnya sudah
habis.
Musim kering, membuat kami lebih hemat dalam menggunakan air. Air cucian beras yang biasanya kami buang
begitu saja, pada saat ini sangat berharga dan kami tampung untuk menyiram
sayur. Biasanya kami menanam sayur di
bedeng-bedeng, supaya hasilnya banyak. Pada saat ini, kami menanam sayur di
polibek-polibek supaya kami tetap dapat menanam sayur meskipun dengan jumlah
air yang sedikit.
Biasanya, kami pada musim kering, menggunakan botol-botol aqua yang
sudah kosong yang telah kami lubangi, dan kami isi air hingga penuh. Botol-botol
itu kami gantung pada sebatang kayu, lalu tetesan-tetesannya tepat jatuh pada
batang sayuran yang kami tanam, sehingga untuk 2 hari kami tidak perlu
menyirami tanaman / sayur-sayuran itu.
Hasilnya menggembirakan. Tanah tetap basah secukupnya, dan tanaman bisa
tetap hidup, dan pada waktunya, kami juga panen sayuran.
Pada masa kering kali ini, Kris, orang muda yang kreatif, memberikan
cara lain untuk menyiram. Dia memanfaatkan ember cat ( 5kg dan 25 kg). Ember
itu dilobangi sesuai dengan ukuran kran, lalu di lobang itu dipasang kran. Di
mulut kran itu, dipasang slang plastik panjang. Slang itu ditempatkan di atas
bedeng-bedeng / polibek-polibek dengan bantuan kayu-kayu penyangga. Kemudian
slang-slang itu dilobangi sesuai dengan
letak tanaman / sayuran yang kami tanam. Air dari ember mengalir melalui slang
dan jatuh tepat pada tanaman / sauuran itu. Dengan cara ini, air akan lebih
hemat, kami tidak perlu jalan-jalan di setiap bedeng / polibek untuk menyiram. Hasilnya
tanam di sekitar tanaman / sayur itu tetap basah, tanamam tumbuh dengan baik. Air
bisa dihemat dan kami dapat panen pada waktunya.
Keterbatasan air ternyata bisa membuat orang menjadi lebih
kreatif. Libur kantor bisa menjadi
berkat di bagian lain. Hidup tidak lagi monoton, tetapi dapat memberikan gairah
bagi orang-orang yang mau membuat sesuatu.
Selain puas atas penemuan baru, kami juga bersyukur, bahwa kami
dapat membuat sesuatu untuk mengisi hidup ini. Meskipun kecil, kami dapat
mengambil bagian dalam menciptakan kegembiraan. Hati kami dipenuhi rasa syukur,
bukan karena banyaknya uang yang kami dapatkan, tetapi karena kami telah menemukan
cara baru, dan dapat bagian dalam karya penciptaan Tuhan. Kami yang menanam,
namun Tuhan yang menumbuhkan.
Komentar