RENCANA TUHAN

Pembaca yang budiman

Bila anda pernah mengenal dan menyanyikannya, silakan anda / pembaca menyanyi.  Ada getaran apa di dalam diri / batin anda ?   Selamat mendapatkannya dan menjadikannya milik anda.

Indah rencana-Mu Tuhan, di dalam hidupku
Walau ku tak tahu dan ku tak mengerti semua jalan-Mu
Dulu kutak tahu Tuhan, berat kurasakan
Hati menderita, dan ku tak berdaya menghadapi semua
Tapi kumengerti skarang, Kau tolong padaku
Kini kumelihat dan kumerasakan indah rencana-Mu
Tapi kumengerti skarang, Kau tolong padaku
Kini kumelihat dan kumerasakan indah rencana-Mu

Demikian syair (kata-kata) sebuah lagu yang  dalam beberapa tahun terakhir ini, sering dinyanyikan baik oleh orang per orangan maupun oleh kelompok koor / vokal tertentu. Syairnya sederhana namun panuh makna dan digemari orang untuk dinyanyikan kembali. Rupanya isinya sungguh mewakili / menyatakan persetujuan penyanyinya (pengarang lagu) bahwa rencana Tuhan bagi dirinya itu betul-betul nyata. 

Pada awalnya memang manusia tidak bisa mengerti, bahkan bingung harus bagaimana. Namun, pada akhirnya, ketika semua diikuti dan dipasrahkan kepada-Nya, semuanya menjadi indah dan mengagumkan.  Kata-kata yang diungkapkan dalam lagu tersebut, sungguh amat sejalan dan pernah diungkapkan oleh Nabi Yesaya. Pengalaman itu kita temukan dalam kitab Nabi Yesaya: “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu ( Yesaya 55: 8-9)”.

Dua tahun dalam penantian, untuk mencari dan mendapatkan pengganti. Sejak tahun 2014 - 2016, saya mencari tarekat religius untuk menggantikan para suster dari Tarekat Penyelenggara Ilahi (PI) yang telah sejak tahun 2010 bekerja di Kepi.  Kepi adalah sebuah kota kecil – ibukota Kabupaten Mappi – Merauke. Kota kecil ini dapat dijangkau dengan pesawat kecil selama 1 jam dari Merauke.  Belum ada jalan darat yang secara langsung menghubungkan Merauke dan Kepi. Maka, kota itu dapat juga dicapai melalui jalan darat selama 6 jam plus jalan sungai selama 8 jam. Total lama perjalanan melalui jalan darat dan sungai adalah 14 jam.  Bila ada hambatan (hujan dan jalan jelek / berlumpur akibat curah hujan yang tinggi) , perjalanan bisa lebih lama lagi yaitu bisa mencapai lebih dari 30 jam.

Beberapa tarekat telah saya hubungi, bahkan ada pimpinan tarekat yang telah mengunjungi karya pelayanan di tempat itu. Namun, karena beberapa pertimbangan, diputuskan bahwa tarekat tsb tidak bisa memberikan bantuan tenaga. Padahal tarekat PI telah menyatakan bahwa tanggal 1 Maret 2016 adalah tanggal resmi berakhirnya pelayanan mereka di Kepi.  Waktu berjalan terus, dan usaha untuk mendapatkan pengganti tetap dilakukan, namun belum ada tarekat yang menyatakan kesanggupannya. Maklum, mereka pun harus memikirkan masak-masak keputusan itu, dan kesinambungan pelayanan di tempat yang baru bagi mereka.

Pengganti untuk apa dan siapa ?  Pengganti dari suster-suster PI untuk menjadi pengasuh anak-anak putra.  Anak-anak putra itu adalah anak-anak asrama di Kepi – Keuskupan Agung Merauke - Papua. Anak-anak asrama itu adalah anak-anak asli Papua yang sungguh membutuhkan pembinaan dan pendidikan demi masa depan masyarakat setempat dan tentu masa depan bangsa / gereja lokal. Bertahun-tahun lamanya mereka kurang mendapatkan pendidikan yang memadai, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.  Pada umumnya, orangtua mereka tidak sempat menyelesaikan pendidikan dasar, kurang pergaulan dan tertinggal karena minim / tidak tersedianya sarana dan prasarana pendidikan. Juga guru-guru dan orang-orang yang siap membantu membangun dan mengembangkan masyarakat setempat amat sangat sedikit atau tidak ada. Mereka harus berjalan sendiri di tengah perkembangan jaman dan masyarakat sekarang ini.  Mereka bagaikan domba-domba yang sakit dan terlantar serta tidak bergembala.

Tanggal 1 Maret 2016 sudah lewat, namun belum ada 1 tarekat pun yang memberikan jawaban “ya” atas permintaan saya.  Sementara itu, Tarekat PI masih merelakan 1 orang anggotanya untuk berada di Kepi sambil menyelesaikan urusan administrasi / ijasah anak-anak yang telah tamat SD.  Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab.  Saya pun tidak tahu permintaan saya itu akan saya tujukan kepada pimpinan tarekat apa.

Menjelang berakhirnya bulan Mei 2016, dalam pencarian itu, sambil mempercayakan diri pada kerahiman Allah, setelah pulang dari ziarah, saya mengontak Pimpinan Tarekat SSpS – Surabaya. Dengan sukacita suster tsb menerima telepon saya dan bersedia untuk saya temui. Saya siapkan surat-surat yang diperlukan dan apa saja yang memungkinkan beliau mendapatkan gambaran yang  riil tentang karya pelayanan dan kebutuhan pembinaan di asrama. Di samping itu, saya sampaikan juga bahwa Keuskupan memberikan kemungkinan bahwa Tarekat SSpS mempunyai karya dan aset sendiri.  Tuhan akan menyediakan semuanya itu.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, diputuskan bahwa Pimpinan Tarekat dan 1 orang dewannya meninjau Merauke untuk mengenal lebih jauh daerah dan pelayanan di sana.  Hasil kunjungan itu diteruskan ke Generalat di Roma.  Dan tanpa harus menunggu terlalu lama, Suster General menyetujui pembukaan komunitas di Kepi. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, semuanya itu terjadi. Suster yang mengelola asrama putra Kepi masih ada di tempat, dan suster-suster pengganti sudah ada.  Acara serah terima antara pembina yang lama dan pembina yang baru berjalan lancar. Tampak  semuanya telah terencana begitu rapih dan terkoordinasi dengan baik. Ya...benar semuanya terencana dengan baik oleh Yang Ilahi dan Yang Maharahim kepada umat-Nya.

Setelah semuanya terjadi, yang ada di dalam diri ini adalah ucapan syukur. Saya tidak mengerti dan tidak pernah merencanakan bahwa Tarekat SSpS akan menjadi pengganti Tarekat PI di Kepi. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Tarekat PI dan suster-suster PI yang telah memberikan pelayanan dan diri mereka kepada umat dan anak-anak di Kepi. Jasa mereka amat besar dan tidak mungkin disebutkan satu per satu. Namun yang pasti, Allah yang telah mengutus mereka, akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan pada waktunya, sesuai dengan penyelenggaraan-Nya.

Benar bahwa “rancangan Tuhan bukanlah rancangan saya dan jalan Tuhan bukanlah jalan saya”. Tanggal 4 Agustus 2016, tiba di Kepi Sr Marietha SSps, yang ditemani untuk sementara waktu oleh Sr. Verena SSpS.  Beberapa minggu kemudian, tibalah Sr. Krisna SSpS dan Sr. Romana SSpS. Lengkaplah sudah jumlah anggota komunitas di Kepi. Tuhan jauh lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh umat-Nya dan mengirim orang-orang pada waktu-Nya. Maka saya juga menyadari dan mengimani bahwa “seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan Tuhan dari jalan saya, dan rancangan Tuhan dari rancangan saya ( Yesaya 55: 8-9)”.  Dia memang mempunyai rencana tersediri bagi umat yang dikasihi-Nya. 

Komentar

Postingan Populer