MERAUKE SEBAGAI LUMBUNG PANGAN NASIONAL
PEMBACA
YANG BUDIMAN
Hari
Kamis, tanggal 18 Juni 2015, saya diminta untuk menjadi satu narasumber dalam
DISKUSI PUBLIK TENTANG KEBIJAKAN MERAUKE MENJADI LUMBUNG PANGAN NASIONAL. Ada 4 narasumber lainnya: Pemda Merauke, Kepala Dinas
Tanaman Pangan Kab. Merauke, Kepala Dinas Kehutanan Kab. Merauke, Kepala WWF (
World Wide Fund ) Kab. Merauke.
Diskusi
ini disponsori oleh Yayasan St. Antonius (Yasanto) Merauke, WWF Merauke, dan
Pusaka Jakarta, dalam kerja sama dengan Pemda Merauke, dan dilaksanakan di Hotel
Megaria Merauke. Inilah ulasan saya yang saya bawakan pada diskusi tsb.
KEBIJAKAN MERAUKE MENJADI LUMBUNG PANGAN NASIONAL
Tinjauan sosial-antropologis-spiritual
(Nicholaus Adi Seputra MSC)
1. MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL
Manusia hidup bersama orang lain,
punya kemampuan dan kebutuhan untuk berkomunikasi
membentuk kelompok
bekerja sama untuk menyempurnakan dirinya
Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan
bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensinya akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah sesamanya
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensinya akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah sesamanya
2. MENTALITAS MASYARAKAT
Martabat berarti pangkat, derajat atau konsep
moralitas yang menentukan nilai seorang sebagai pribadi.
- Martabat manusia berkembang dari waktu ke waktu.
- Pembentukannya perlu waktu yang panjang
- Dipengaruhi oleh relasi dan “dekapan kasih yg hangat” dari orang
tuanya terlebih dengan ibunya
- Relasi tersebut menunjukkan adanya keterbukaan
dasar antara anak dengan orang lain ( orangtua).
- Selanjutnya, keterbukaan dasar itu membawa anak-anak
untuk memperhatikan dan meniru apa yang ia lihat di sekitarnya.
KEPRIBADIAN:
Kepribadian
: keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang dan
menentukan martabat seseorang.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan martabat manusia:
- daya rohani / imaginasi yang ada pada diri seorang
anak
- kontak anak dengan orang tuanya, keadaan bahasa,
pelajaran teknik-teknik baru,
- penghargaan diri atas suatu tingkat yang tidak
bersifat biologis, rasa keheranan, daya melihat perlambangan, cara berpikir
analitis dan sintetis, kesadaran dan kemuliaan dan ketidakmampuan manusia.
Martabat manusia Indonesia terwujud dalam
berbagai pola budayaan Indonesia.
Nilai-nilai, simbol-simbol, kinerja, pemikiran, kegiatan bersama dll
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat mencerminkan martabat itu. Maka, dari pemahaman ini, dapat dikatakan
bahwa mentalitas-mentalitas terbentuk dalam pola-pola kebudayaan tersebut.
.
Mari
kita dalami ciri-ciri dari mentalita-mentalita berikut ini. Yang dimaksudkan di
sini adalah mentalita kaum peramu, petani ladang, dan petani sawah.
PERBEDAAN
PERAMU
|
PETANI LADANG
|
PETANI SAWAH
|
PENGATUR
|
½ MENGATUR
|
DIATUR
|
PINDAH-PINDAH
|
AGAK MENETAP
|
MENETAP
|
HASIL
LANGSUNG
|
CUKUP SABAR
|
SABAR TGU
HASIL
|
TIDAK ULET
|
KURANG ULET
|
ULET
|
TIDAK TELITI
|
KURANG TELITI
|
TELITI
|
KEKERABATAN
TINGGI
|
KEKERABATAN
TINGGI
|
KERUKUNAN
|
BAGI HABIS
|
BAGI HABIS
|
KONTRIBUSI
|
TJS BESAR / 95
|
TJS 60-80
|
TJS 40
|
PERSAMAAN
PERAMU
|
PETANI LADANG
|
PETANI SAWAH
|
HUB DG
TANAH-AIR
|
HUB DG TANAH-AIR
|
HUB DG
TANAH-AIR
|
MEMBAGI
|
MEMBAGI
|
MEMBAGI
|
ALAM PUNYA
ROH
|
ALAM PUNYA
ROH
|
ALAM PUNYA
ROH
|
KORBAN
|
KORBAN
|
SESAJI
|
“TANPA TARGET”
|
“TANPA
TARGET”
|
“TANPA
TARGET”
|
3. Keharmonisan hidup
PERAMU
|
PETANI LADANG
|
PETANI SAWAH
|
SOSIAL:
EGALITER
|
SOSIAL:
KEKELUARGAAN
|
SOSIAL:
BILATERAL
|
RESIPROKSITAS
|
HAK &
KEWAJIBAN
|
HORMAT -
SUNGKAN
|
DIATUR
PENGUASA
|
“KITA ATUR”
|
MENYESUAIKAN
|
|
|
|
MAN: BAG DRI
ALAM
|
MENGATUR ALAM
|
DIATUR ALAM
|
KOMUNITAS
/KMPG
|
KELUARGA
BESAR
|
KELG KECIL
|
4 . LINGKUNGAN HIDUP:
• SEGALA SESUATU YANG ADA DI SEKITAR MAKHLUK
HIDUP: MANUSIA, BENDA, DAYA DAN KEADAAN YANG MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN MAKHLUK
HIDUP BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
• MANUSIA DAN MAKHLUK LAINNYA ADALAH BAGIAN
DARI LINGKUNGAN HIDUP
• KEDUANYA PUNYA HUBUNGAN YANG SANGAT ERAT :
LINGKUNGAN HIDUP MENYEDIAKAN KEBUTUHAN MANUSIA
MANUSIA DAPAT MENENTUKAN & MENGUBAH LINGKUNGANNYA
PERBEDAAN ( pendidikan, sosial, budaya,
ketrampilan dsb) adalah HAL YANG BIASA namun MENJADI MENYEDIHKAN KETIKA
diciptakan / dimunculkan SECARA TIDAK SADAR / TIDAK, KETIDAK-SETARAAN.
Maksudnya ialah bahwa di mana-mana dengan mudah kita jumpai orang
yang berasal dari daerah yang berbeda dengan
kita. Mereka berasal dari Makasar, Manado, Jakarta, kita berasal dari
Merauke. Mereka lulusan SMA Negeri V Bandung, kita lulusan SMA Negeri II
Merauke. Atau yang satu lulusan dari sebuah sekolah di kota
besar, yang lain lulusan dari sekolah di kota kecil, atau bahkan di desa. Mereka
juga mempunyai kekayaan budaya, tarian, lagu-lagu dan ragam bahasa yang berbeda
dengvan daerah lainnya. Perbedaan itu
adalah sesuatu yang biasa, wajar dan alamiah. Perbedaan ini, dapat menjadi “modal
/ dasar untuk memperkaya” pihak yang tidak punya.
Namun, perbedaan itu menjadi masalah
ketika dibandingkan, dipertentangkan atau diperlawankan jumlahnya, mutunya,
atau fungsinya atau kelengkapannya. Menurut
saya, tindakan itu tidak tepat.
Dalam bidang SDM, kelompok / lembaga yang
punya SDM lebih terampil, lebih cekatan, lebih pengalaman, lebih mengerti,
lebih mudah mencerna persoalan-persoalan yang sulit, mestinya membantu dan
membina yang kurang / belum berpengalaman atau kurang / belum terampil sehingga
terjadi perkembangan dan keseimbangan di kemudian hari.
Sebaliknya, bila dipertentangkan atau
dibanding-bandingkan yang muncul adalah konflik dan kekecewaan, yagn pada
gilirannya akan menimbulkan masalah yang tidak kunjung selesai dan korban yang
makin besar.
PADA
KEGIATAN PEMBANGUNAN / PENGEMBANGAN MASYARAKAT, TIDAK DAPAT DIPUNGKIRI BAHWA YANG
SERING TERJADI DI BANYAK TEMPAT ADALAH SEBALIKNYA.
MANUSIA
MENCEMARI, MENGGANGGU, ATAU MERUSAK LINGKUNGANNYA BAHKAN MENGUBAH /
MENGGANTIKANNYA DENGAN YANG BARU SAMA
SEKALI. YANG LAMA TIDAK KELIHATAN BEKASNYA LAGI.
KARENA...........................
• MANUSIA MENYEBUT DIRI sebagai PENGUASA
• Sumber Daya Alam dipandang jumlah
TAK TERBATAS
• ALAM BISA PULIH SENDIRI DENGAN CEPAT
• MANUSIA : SUBYEK dan ALAM : OBYEK YG BOLEH DIKURAS HABIS-HABISAN dan
DICEMARI serta DIRUSAK
• TERJADI LOMPATAN pada segi “MENTAL,
KETRAMPILAN, LINGKUNGAN, TUNTUTAN KERJA, KINERJA, TARGET, STRUKTUR
BEBERAPA CATATAN PENTING:
MENJADIKAN MERAUKE MENJADI LUMBUNG PANGAN
/ BERAS
BERARTI:
MENGUBAH HUTAN & LAHAN TIDUR MENJADI
LAHAN PRODUKTIF
REALITA YANG SUDAH DAN AKAN TERJADI ADALAH
..................
· MANUSIA MENGUBAH PARADIGMA: dari pandangan
MANUSIA BAGIAN DARI ALAM MENJADI PENGUASA ALAM
· HUTAN SEBAGAI IBU YANG MEMBERI HIDUP
SECARA GRATIS BERUBAH MENJADI TANAH YG HARUS DILAYANI supaya MENGHASILKAN
MAKANAN
· BINATANG-BINATANG DAN TANAMAN KHAS BERKURANG / HILANG
· PERUBAHAN BEGITU CEPAT DAN KURANG
PELATIHAN / PEMBINAAN BERKELANJUTAN
Di sini, harus dikatakan bahwa anak-anak bisa ikut
perkembangan dengan mudah, namun kaum
muda agak sulit untuk ikut, dan kaum tua tidak bisa ikut. Mereka yang
memang berbeda dalam menanggapi perubahan itu, harus dihargai dan diperlakukan
/ dilayani dengan cara pandang dan pendekatan manusiawi yang berbeda.
Semua pihak yang hendak
mengadakan kegiatan di tengah-tengah masyarakat yang demikian ini, hendaknya
harus lebih bijaksana dan mempertimbangan segi kemanusiaan dan disposisi batin “masyarakat
yang sedang mengalami “schok perubahan sosial, perubahan nilai, perubahan cara
pandang, cara kerja, cara berelasi, besarnya target, jadwal kerja dll, dan
aneka schok lainnya, dari semua pihak yang mengadakan interaksi itu.
· MANUSIA LEBIH BERSIFAT EGOIS, KONSUMTIF,
HEDONIS, MEKANIK, MENGEJAR TARGET, DAN KERJA LEMBUR SERTA MENJADI ASING DENGAN LINGKUNGANNYA
· KEUTUHAN KELUARGA / SIFAT
KEKELUARGAAN-KEKERABATAN LUNTUR
· SEGI KEJIWAAN DAN SPIRITUAL DILUPAKAN
Kerja-kerja lembur yang dituntut dunia usaha
untuk mengejar target, sering melupakan segi kejiwaan dan kerohanian
(spiritual) dari semua pihak. Baik yang
memberi kerja, yang mengatur dan mendapat kerjaan (karyawan) semuanya kena
imbasnya. Kebersamaan, candaria, suasana
rileks, relasi pribadi yang membuat orang merasa sehati sejiwa, persaudaraan
dan persahabatan makin menjauh. Yang ada
adalah target, prestasi dan penghasilan (uang). Maka, yang lebih menonjol
adalah persaingan, egoisme dan individualisme. Demi target, prestasi dan uang, orang lain
bisa saja dikorbankan. Dan pada gilirannya, ketika sesama manusia dikorbankan,
Yang Ilahi yang jelas-jelas tidak kelihatan dan tidak bisa dirasakan kehadirannya
di dalam “kebisingan dan kemendesakan untuk mengejar target, prestasi dan uang”
akan lebih mudah ditinggalkan. Manusia tidak ada bedanya dengan robot (mesin
yang hanya diperlukan tenaganya / ketrampilannya).
TAWARAN SOLUSI :
UNTUK MENCAPAI TARGET SEBAGAI LUMBUNG PANGAN,
SATU JUTA HEKTAR
Bila Pemerintah mampu membuka lahan sawah seluas 1.000
ha per tahun, diperlukan waktu 1.000
tahun yang mencapai target 1 juta hektar itu. Bila 4.000 ha per tahun, untuk
membuka lahan seluas 1 juta hektar, diperlukan waktu lebih dari 250 th.
Pada saat itu, tidak ada seorang pun
dari hadirin yang ada sekarang ini, masih hidup. Kita semua sudah meninggalkan
dunia ini. Bila pemerintah mampu
membuka 50.000 hektar per tahun, diperlukan waktu 20 tahun. Mungkin hanya
sebagian dari antara kita yang masih hidup.
Selain itu, diperlukan :
- PARADIGMA BARU: MANUSIA ADALAH BAGIAN
UTUH, PEMILIK, PENGELOLA, PELINDUNG
DAN PELESTARI ALAM bukan lagi penguasa atau perusak alam.
- DIALOG DENGAN MASYARAKAT LOKAL (PEMETAAN,
LOKASINYA, PEMILIKNYA, DAMPAKNYA, BIAYA SEWA DAN PENGELOLAANNYA).
Mereka adalah pemilik yang sudah hidup tenang dan
berkecukupan bahkan berkelimpahan sandang, pangan dan papan di tanah mereka
sendiri. Maka, kedatangan orang lain dan
adanya investor, justru sesungguhnya dan sudah semestinya meningkatkan kualitas
hidup dan kemakmuran mereka, dan bukan sebaliknya.
- PENDUDUK DALAM JUMLAH BESAR ( 1 juta ??? )
DISIAPKAN
Baik penduduk lokal maupun para petani yang datang
dari daerah lain, para petugas lapangan, perangkat di Pemerintahan perlu
dipersiapkan sungguh-sungguh agar tidak menimbulkan gejolak sosial yang tidak
diharapkan.
- BERMENTAL PETANI SAWAH - WIRASWASTA BERTARGET
Perubahan mental bukanlah persoalan yang mudah. Hal
ini membutuhkan pengenalan, pengertian, penerimaan dan penanaman akan
nilai-nilai baru, pada diri orang itu yang kemudian menjadi “keyakinan yang
kuat” sehingga menjadi “paradigma baru” yang akan mengubah mentalita lama.
- PUNYA PEMBINA / PENYULUH YANG CUKUP
- PEMBINAAN DAN PELATIHAN BERKELANJUTAN
- PROGRAM, STRATEGI, PASAR DAN PEMASARAN
YANG JELAS
- KERJA SAMA YANG TERPADU, TERENCANA DAN
TERARAH
- MODAL, FASILITAS, INFRASTRUKTUR YANG
MEMADAI
- PEMERINTAH YANG BERPIHAK PADA
PETANI: ( HARGA BERAS YANG BAGUS, MISALNYA Rp. 15.000 – 20.000 / kg)
Bila harga beras ditekan /
diturunkan, niat dan semangat petani untuk menanam padi, akan menurun
juga. Mereka tidak akan pernah menjadi petani-petani yang makin sejahtera,
tidak bisa menyekolah anak-anak mereka sampai ke Perguruan Tinggi, atau pun
tidak bisa memenuhi cita-cita besar mereka, karena penghasilan dari pertanian
amat rendah.
Saya berpandapat bahwa :
PERLU diadakan RAPAT KERJA YANG TERPADU -
PERIODIK
Yang harus dipersiapkan untuk menunjang
Rapat Kerja tsb :
- TIM PEMIKIR DAN PENGARAH
- MATERI
- PESERTA
- SASARAN
- PROGRAM DAN STRATEGI
- WAKTU PELAKSANAAN
- TARGETNYA APA DAN BERAPA ?
SEBAGAI ORANG BERIMAN:
1. kita percaya bahwa manusia dan alam
semesta serta segala isinya adalah Ciptaan Tuhan. Manusia adalah Citra Allah yang mendapat tugas untuk
mengelola alam semesta dan segala isinya untuk kebahagiaan hidup bersama dengan
sesamanya, bukan untuk merusak atau menghancurkan
2. kita percaya juga bahwa apa yang
dikerjakan dengan baik oleh manusia sesungguhnya adalah karya Allah sendiri
3. Para investor adalah jembatan-jembatan
besar atas karya Allah itu
4. PEMERINTAH : PEMIMPIN YG DIUTUS ALLAH UNTUK
MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN UMAT MANUSIA
Harapan:
Merauke sebagai lumbung pangan adalah jalan menuju
kesejahteraan dan bukan kemalangan; merupakan berkah dan bukan musibah.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Sumber:
- Kepribadian Indonesia Modern ( Suatu Penelitian
Antropologi Budaya – Y.Boelaars )
- Manusia sebagai Makhluk Individu
dan Makhluk Sosial. www.academia.edu/.../Makalah_ISBD_Manusia_sebag... ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DANMAKHLUK SOSIAL Nama : Dwi Vita Ratna Purwardini NIM : 1300029004 ...
Komentar