TAHUN HIDUP BAKTI
PARA
PEMBACA YANG BUDIMAN
SYALOOM
Tahun
hidup bakti yang dicanangkan oleh Sri Paus pada bulan November
2014, bergema di seluruh dunia. Keuskupan Agung Merauke pun turut
ambil bagian dalam mengajak umat untuk berdoa bagi para
biarawan-biarawati, dan mereka yang membaktikan hidupnya untuk
pelayanan kepada umat Allah. Juga secara bersama-sama, keuskupan
mengajak keluarga-keluarga untuk berdoa dan mengusahakan agar ada
banyak panggilan di wilayah ini. Dalam rangka memulai tahun hidup
bakti tersebut, saya menulis Surat Gembala yang saya sajikan secara
lengkap untuk anda. Silakan menikmati isinya. Saya pun berharap para
pembaca turut mendoakan tumbuhnya panggilan di keuskupan kita ini.
SURAT
GEMBALA USKUP AGUNG MERAUKE
DALAM
RANGKA PENCANANGAN TAHUN HIDUP BAKTI
MERAUKE
9 DESEMBER 2014
Umat
sekalian, para imam, bruder dan suster
Kaum muda dan
anak-anak yang terkasih,
Kardinal Joao
Braz de Aviz ( Prefek Kongregasi Institut Hidup Bakti dan Serikat
Hidup Apostolik) , menggelar konferensi pers pada hari Jumat tanggal
19 November 2014 untuk mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah
menetapkan tahun 2015 sebagai Tahun Hidup Bakti (Year of Consecrated
Life). Hidup yang dibaktikan bagi kemuliaan nama Tuhan dan
keselamatan manusia bukan hanya hidup sebagai biarawan/wati, tetapi
ada juga hidup berkaul pribadi meskipun tidak tinggal di biara.
Tahun Hidup Bakti telah secara resmi dibuka pada tanggal 21 November
2014 dan akan ditutup pada tanggal 21 November 2015. Paus Fransiskus
telah mengumumkan Tahun Hidup Bakti ini dalam pertemuan dengan
Perhimpunan Superior Jendral di Roma bulan November 2014 yang lalu.
Sebagai
informasi penting bagi kita:
- Tanggal 21 November adalah hari "Pesta Maria dipersembahkan di Bait Allah".
- Tanggal ini pula dicanangkan oleh Paus Benediktus XVI sebagai hari "Pro Orantibus" (= untuk mereka yang berdoa), maksud dari penegasan ini adalah pada tanggal itu, umat beriman diajak untuk mengingat dan mendoakan kaum religius.
Tahun Hidup Bakti 2015 ditetapkan dalam rangka mensyukuri 25 tahun Dokumen Konsili Vatikan II, Perfectae Caritatis yaitu Dekrit tentang Hidup Bakti, dan “Lumen Gentium” (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja) serta Ad Gentes yang berbicara tentang peran khusus Komunitas Hidup Bakti dalam perutusan Gereja. Kardinal JoĆ£o Braz de Aviz, menyatakan pula bahwa Konsili Vatikan II merupakan hembusan Roh Kudus bagi seluruh Gereja, terlebih lagi bagi hidup bakti.
Sepanjang Tahun itu seluruh umat diajak untuk berdoa dan merenungkan makna hidup bakti bagi hidup dan tugas perutusan umat beriman. Hidup Bakti dipahami sebagai hidup yang dipersembahkan kepada Allah dengan kesetiaan mengikuti dan melaksanakan nasehat-nasehat Injil dalam ketaatan, kemurnian dan kemiskinan. Hidup Bakti merupakan tanda nyata dari cita-cita kesempurnaan hidup kristiani yang ditawarkan Allah kepada seluruh umat beriman.
TUJUAN
TAHUN HIDUP BAKTI 2015
Paus
Fransiskus, dalam surat edarannya menekankan 3 hal penting:
- melihat masa lalu dengan rasa syukur. Semua lembaga kita adalah pewaris yang kaya akan kharisma-kharisma. Pada asal usul mereka, kita melihat tangan Tuhan yang memanggil pribadi-pribadi tertentu untuk mengikuti Kristus secara lebih dekat, untuk menterjemahkan Injil kepada suatu cara hidup tertentu, untuk membaca tanda-tanda jaman dengan mata iman, dan menanggapi secara kreatif kebutuhan-kebutuhan gereja.
- memanggil kita untuk menjalani masa ini dengan penuh semangat. Kenangan akan masa lalu mendorong kita untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan lebih lengkap aspek-aspek penting dalam hidup bakti kita. Pertanyaan yang diajukan kepada kita:Apakah dan bagaimanakah kita terbuka juga untuk ditantang oleh Injil ? Apakah Injil benar-benar merupakan "panduan" untuk hidup sehari-hari kita, dan keputusan-keputusan di mana kita dipanggil untuk membuatnya ? Ia menuntut dihayati secara radikal, bukan hanya dibaca saja.
- merangkul masa depan dengan penuh harapan. Kita memahami kesulitan yang kita hadapi saat ini: menurunnya jumlah panggilan, maslah-masalah ekonomi, akibat dari krisis keuangan, globalisasi, internasionalisasi, primordialismie dll. Namun, justru di dalam situasi yang demikian ini, kita dipanggil untuk menerapkan keutamaan harapan, buah iman kita dalam Tuhan sejarah, yang terus memberitahu kita: " Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau ( Yer 1: 8). Harapan ini tidak didasarkan pada statistik atau pencapaian, tetapi pada Dia. Di dalam Dia, kita telah menaruh kepercayaan ( 2 Tim 1: 2 ) sebab bagi Dia tidak ada yang mustahil ( Luk 1: 37).
Harapan untuk
umat dan para religius
Konferensi
Pimpinan Tinggi Antar Religius Indonesia ( Koptari ) sebagai lembaga
yang menaungi tarekat-tarekat religius Indonesia telah mencanangkan
sejumlah hal untuk mengisi Tahun Hidup Bakti. Tema yang dipilih
adalah " Mensyukuri dan Memberi Kesaksian tentang Keindahan
Mengikuti Kristus sebagai Religius". Ucapan syukur dan kesaksian
itu diungkapkan dalam pelbagai kegiatan.
Seluruh umat
beriman, bukan hanya kaum religius saya undang untuk turut ambil
bagian dalam mengisi Tahun Hidup Bakti ini, lewat pelbagai kegiatan
yang memungkinkan "tumbuhnya rasa kagum, rasa cinta, dan
ketertarikan pada hidup religius". Kekaguman itu diungkapkan
dalam kata-kata: "Betapa indah panggilan-Mu, Tuhan".
Paroki-paroki
dan sekolah-sekolah juga patut memberikan perhatian bagi tumbuhnya
panggilan-panggilan sebagai religius. Dalam rangka meningkatkan
perhatian kepada keluarga-keluarga sebagaimana ditetapkan dalam
Muspas 2014, mari kita berusaha agar keluarga-keluarga katolik
menjadi lahan yang subur bagi tumbuhnya panggilan tersebut. Doa,
tapa, korban dan persembahan diri menjadi kekuatan kita untuk meminta
kepada Tuhan yang empunya panenan.
Selamat mengalami kasih Allah, pada Tahun Hidup Bakti 2015. Syaloom.
Merauke, 1 Desember 2014
Mgr.
Nicholaus Adi Seputra MSC
Komentar