PENGALAMAN KEUTUHAN
REKAN-REKAN PEMBACA YANG BUDIMAN
SYALOOM.....
Saya hadirkan bagi anda, cerita berikut ini. Selamat menikmati.....
Pada suatu ketika Yesus berkata kepada murid-murid-Nya secara tersendiri: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat, karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya" ( Lukas 10:23 ).
Sang guru pada waktu itu sedang mengajar murid-murid-Nya tentang “melihat” pertama sekedar sebagai kegiatan fisik /gerak mata alamiah, artinya ia tahu bahwa ada benda-benda di depannya yang bisa diraba. Kegiatan ini tidak mempunyai makna bagi perkembangan diri. Kedua, melihat ada sesuatu di depannya / di sampingnya, namun tidak memberi perhatian. Gerak / kegiatan ini juga tidak memberikan makna bagi dirinya. Ketiga, melihat dengan penuh perhatian. Benda / orang yang ada di dekatnya itu diraba, dirasakan, dipikirkan, dimengerti dan diberi makna. Gerak / kegiatan ini sungguh dapat memberikan arti bagi kehidupannya, sebab jiwa, raga dan roh orang itu menyatu.
Bersatunya jiwa, raga dan roh (keutuhan) ini ternyata bukan hanya milik orang-orang yang penglihatannya sehat dan bisa “melihat dengan mata telanjang apa yang terjadi di dunia ini”. Orang-orang buta pun memilikinya. Bahkan sering keutuhan yang dimiliki dan dialami oleh orang-orang buta, orang sakit, orang cacat jauh lebih besar dan peka, daripada keutuhan yang dialami oleh orang-orang yang “normal”. Cerita di bawah ini, dapat memberikan gambaran tentang “pengalaman keutuhan itu” pada jaman sekarang ini:
GADIS PENJUAL BUAH APEL
Beberapa tahun lalu sebuah grup salesman menghadiri sebuah konferensi di sudut kotaku ini. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju tempat boarding pass tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang dijajakan. Apel-apel itu berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar pesawat mereka, karena jika tidak begitu mereka akan terlambat tiba di bandara.
Tetapi satu orang diantara mereka berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam, dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan kepada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan ...terlambat pulang. Pria itu kemudian kembali ke terminal di tempat apel-apel tadi berhamburan ke lantai.
Pria itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta.! Gadis itu menangis, dan rasa frustasi terlihat jelas diwajahnya. Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli. Salesman itu berlutut memunguti apel itu bersama gadis itu, setelah mengumpulkannya, ia membantu menatanya kembali di meja. Saat ia melihat banyak diantara apel itu yang rusak, ia memisahkannya.
Saat telah selesai, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 25 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?” Gadis itu menghapus air matanya.
Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.”
Ketika pria itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali.
”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu. ”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu.
Pria itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket untuk pulang ke rumahnya dengan pesawat selanjutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”
Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan. Namun kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan Yesus.?
Syalom Sahabat dan Teman-temanku semuanya,
Met Beraktivitas,
Tuhan Yesus Memberkati.! ...
Semoga bahan tadi, dapat membantu kita semua untuk mengalami "keutuhan" dalam hidup ini.
Komentar