PERMANDIAN PERTAMA DI KAMPUNG TĔRĔK

PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN

SYALOOM...

Saya hadir kembali dengan kisah ini. Selamat menikmati...................


MARKUS AUTE adalah satu-satunya saksi hidup atas peristiwa permandian yang terjadi di kampung Térék tanggal 23 Mei 1953.  Kaum tua-tua dan mereka yang dibaptis pada saat itu, sudah meninggal. Ketika itu, ada 53 orang yang dibaptis oleh Pater Willem van Dongen MSC. Rupanya Markus yang berusia 69 tahun adalah orang tertua yang masih hidup di Kampung Subur, saat ini.  Kampung Subur adalah kampung tempat bergabungnya masyarakat yang tinggal di kampung-kampung kecil sekitarnya.  

Menurut penuturannya, dia dibaptis pada hari raya Pantekosta, di gereja darurat di kampung Térék, jam tiga sore.  Waktu itu, umat bersukacita menyambut pembaptisan pertama. Untuk mewujudkan kegembiraan itu, mereka menyusun beberapa lagu dalam bahasa mereka sendiri ( bahasa Auyu ) sebagai ungkapan bahwa mulai hari itu mereka menerima Yesus sebagai penyelamat mereka.

“Yesus Engkaulah Tuhan kami. Engkau hadir dalam hidup kami. Selamat datang di kampung kami. Kami serahkan semuanya ke dalam tangan kasih dan pemeliharaan-Mu”.  Kata-kata yangamat sederhana itu, ternyata mempunyai makna yang amat dalam. Kepercayaan kepada arwah-arwah, ketakutan-ketakutan akan pembalasan dari roh-roh halus, diganti kepada kepercayaan kepada Kristus Sang Penyelamat, yang mulai mereka imani, setelah mendapatkan “pelajaran agama” yang diberikan oleh para katekis pada saat itu.

Anak-anak dari bapak Markus semuanya menjadi katolik. Dia dikaruniai 7 orang anak.  Istri dan ketiga anaknya sudah meninggal.  Dalam kesederhanaan hidup, keterbatasan pengetahuan, dan komunikasi serta transportasi, juga dalam keterbatasan pelayanan rohani yang pada umumnya 2 bulan sekali itu, dia tetap mempertahankan imannya.

Jaman sudah berubah. Keadaan kampung Subur dan kampung-kampung lainnya juga sudah banyak pengalami perubahan. Listrik, sarana transportasi, barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari, bukan hanya dipenuhi dengan mengambil dari hutan, tetapi para pedagang di kampung-kampung dan pedagang keliling, sudah banyak di mana-mana. Dengan penghasilan utama dari hasil menyadap getah karet, mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup, menyekolahkan anak-anak dan merintis masa depan.  

Peristiwa pembaptisan pertama ( 60 tahun yang silam ) itu menjadi alasan diadakannya misa syukur pada tanggal 23 Mei yang lalu di Getentiri. Hadir pada kesempatan itu, uskup, pastor Miller Senduk MSC (vikjen), pastor Kees de Rooij MSC (mantan pastor Getentiri selama 26 tahun), pastor Kris Farneubun MSC, pastor Yan Sareta MSC ( Vikep Mindiptana ) dan pastor Jay Kristian Luli MSC.  Uskup mempersembahkan misa syukur pada hari bersejarah itu.  

Kata-kata Yesus : ” Pergilah ke seluruh dunia, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus”, “Ketahuilah Aku menyertai kamu, sampai akhir jaman”, telah digenapi di tempat itu. 

Komentar

Postingan Populer