RENUNGAN HARIAN
TGL 29 MEI 2021
Penulis Sir 51: 12-20 mengisahkan niat Putra Sirakh: "Aku hendak
bersyukur dan memuji Engkau serta memuji nama Tuhan. Ketika aku masih muda dan
sebelum mengadakan perjalananku, kebijaksanaan telah kucari dengan sungguh
dalam sembahyangku.
Di depan Bait Allah kebijaksanaan itu telah kupohonkan dan sampai akhir
hidup akan kukejar. Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan, karena bunganya
bagaikan buah anggur yang masak. Kakiku melangkah di jalan yang lurus, dan sejak masa mudaku telah
kuikuti jejaknya. Hanya sedikit saja kupasang telingaku, lalu mendapatinya, dan
memperoleh banyak pengajaran bagi diriku.
Aku maju di dalamnya, dan kuhormati orang yang memberikan kebijaksanaan
kepadaku. Sebab aku berniat melakukannya, dengan rajin kucari apa yang baik dan
aku tidak dikecewakan. Hatiku memperjuangkan kebijaksanaan, dan dengan teliti
kulaksanakan hukum Taurat.
Tanganku telah kuangkat ke sorga, dan aku menyesal karena kurang
tahu akan dia. Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan, dan dengan
kemurnian hati telah kutemukan. Sejak awal mula kuikatkan hatiku padanya, dan
karenanya aku tidak ditinggalkan.
Markus dalam injilnya (Mrk 11:27-33) mewartakan: "Pada waktu itu,
Yesus dan murid-muridNya tiba pula di Yerusalem. Ketika Dia berjalan di halaman
Bait Allah, datanglah kepadaNya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua,
dan bertanya kepadaNya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal
itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu, sehingga Engkau melakukan
hal-hal itu?"
Jawab Yesus: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu.
Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah
Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia?
Berikanlah Aku jawabnya!"
Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau
kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak
percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab
mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes
betul-betul seorang nabi.
Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata
Yesus: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa
manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Dikisahkan bahwa "Di depan Bait Allah" kebijaksanaan itu
telah kupohonkan dan sampai akhir hidup akan kukejar. Hatiku bersukacita atas
kebijaksanaan, karena bunganya bagaikan buah anggur yang masak. Betapa rajin, tekun dan besar semangat Putra Sirakh utk mendapatkan
kebahagiaan hidup. Marilah kita usahakan agar kita menjadi pencinta
kebijaksanaan, dan pelaku kebaikan dalam nama Tuhan.
2. Diwartakan bahwa: "Ketika Yesus berjalan di halaman Bait
Allah, datanglah kepadaNya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan
bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah
yang memberikan kuasa itu kepadaMu, sehingga Engkau melakukan hal-hal
itu?"
Ketika manusia kagum / penasaran akan kuasa istimewa dan tindakan luar
biasa, sering bertanya siapakah org bisa melakukan tindakan itu ? siapa
gurunya ? belajar di mana ?
Penasaran itu bisa memunculkan sikap iri hati, persaingan, kebencian dan
pertikaian. Di sisi lain, kekaguman akan menumbuhkan dan menguatkan iman,
harapan dan kasih. Semoga ketika kita ketika mengalami hal2 yg baru,
berusaha menumbuhkan kekaguman. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar