28 JULI 2019
Sahabat-sahabat pembaca blog ini.
Syaloom dan selamat berjumpa lagi.
Cerita kecil ini, merupakan bagian dari pengalaman dan perjalanan saya ketika berada di Roma. Apa yang terjadi pada hari ini, saya bagikan kepada pembaca. Moga-moga anda mendapatkan mutiara iman di dalamnya. Pada hari itu, sebelum merayakan ekaristi, kami mengadakan doa pagi bersama. Doa pagi dinyanyikan secara meriah, semuanya dalam
bahasa Inggris. Syukurlah saya paham bahasa Inggris meski tidak setiap hari
menggunakan bahasa itu dalam pergaulan, sehingga tidak mengalami kesulitan
untuk memahami isi mazmur dan bacaan kitab suci dalam doa pagi itu. Kebetulan sekali ada 2 suster ( sr Y dan Sr D
) yang ikut misa syukur di tempat kami.
Dengan hati penuh sukacita, kami sarapan. Kami menikmati
apa yang dibawa oleh kedua suster itu, yaitu nasi goreng yang dicampur teri.
Memang rasanya enak sekali. Ada juga telur dan
bawang goreng. Kami makan bersama
dengan para romo yang ada di rumah. Ternyata mereka pinter masak. Hari minggu adalah hari libur, kebetulan
mereka juga masih libur semester. Maka, kami bisa makan serileks-rileksnya. Tidak
ada seorang pun yang merasa diburu waktu.
Kami kemudian pergi ke Porte Portese. Sr Y sudah tahu
tempatnya. Tempat itu adalah tempat untuk beli barang-barang kebutuhan dengan
harga terjangkau, seperti di Tanah Abang. Banyak romo dan suster yang pergi ke sana…. Barangnya
lumayan bagus, dan tentu sesuai dengan kemampuan kantong mereka sebagai
mahasiswa di negeri orang.
Perjalanan hari itu berlanjut terus. Ada seorang romo
yang juga bergabung. Namanya rm P. Karena dia sudah tahu tempatnya, dia
menyusul ke tempat itu. Kami akhirnya bertemu di sana. Setelah puas cuci mata di sana, kami pindah
ke tempat lain naik bis dan kereta.
Tiket yang sudah saya beli untuk satu minggu ternyata berguna dan memperlancara
perjalanan itu.
Jam 12 sudah tiba. Kami makan siang di restoran
Vietnam, lalu jalan-jalan sampai di Basilika Maria Maggiore. Kami beli beberapa
barang kebutuhan harian, dan kemudian naik bis dari stasiun Termini. Rm P
mengantar saya kembali ke rumah, karena saya belum begitu kenal wilayah itu. Dia
takut saya akan tersesat di jalan.
Terima kasih, romo atas kebaikanmu.
Tuhan memang memberikan teman dan sahabat
di mana pun saya berada. Layaklah saya bersyukur kepada Tuhan, melalui lagu
ini:
Trima kasih Tuhan, atas kasih setia-Mu
Yang kualami dalam hidupku
Trima kasih Yesus, untuk kebaikan-Mu,
Sepanjang hidupku.
Trima kasih Yesusku, buat anugrah yang Kaubri
Sbab hari ini, Tuhan adakan. Syukur bagi-Mu.
Komentar