PENGALAMAN AKHIR TAHUN 2019
PEMBACA YANG BUDIMAN
Menjelang akhir tahun 2019, ada beberapa peristiwa
penting yang saya alami dan patut disyukuri. Pengalaman apakah itu ? Silakan anda mengikutinya. Semoga ada buah-buah rohani yang anda temukan di dalamnya.
1. Saya dihantar oleh pasutri A-L, dari Karanganyar ke
Gombong untuk naik kereta menuju ke Solo. Mereka baru saya kenal kira-kira 2 hari
sebelumnya, namun mereka dengan senang hati mengantar saya. Bahkan mereka menunggu di stasiun Gombong,
sampai kereta yang saya tumpangi berangkat. Ketika saya tiba di Semarang pun mereka tetap
memonitor…. Sungguh ini merupakan anugerah Allah yang luar biasa.
2. Saya tiba dengan selamat di Solo. Itulah perjalanan
pertama saya, setelah lebih dari 30 tahun meninggalkan pulau Jawa. Ada banyak perubahan yang saya lihat sepanjang
perjalanan itu. Ada begitu banyak orang
yang terlibat daalam pembangunan di negeri ini. Meski ada banyak orang yang
korupsi, pembangunan di kampong-kampung tetap berjalan terus.
3. Saya dijemput oleh adik ipar saya di stasiun Solo.
Dengan demikian, saya tidak mengalami kesulitan atau kebingungan untuk mencari
kendaraan / bis yang hendak ke Semarang. Kami makan sore bersama di salah satu rumah
makan, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Salatiga. Sore itu, sesudah makan, kami melanjutkan
perjalanan ke Salatiga. Di rumah adik, saya bertemu dengan kemenakan-kemenakan,
dan anak asuh ( Ria ) yang saya beri beasiswa untuk studi di fakultas hukum
Universitas Sugiyopranoto Semarang. Dia
masih di semester satu. Badannya segar dan kelihatan tetap bersemangat. Kesehatan dan kesegaran merupakan anugerah
Allah.
4. Saya membatalkan rencana kepulangan saya ke
Karanganyar, karena itu saya segera mengurus dokumen pembatalan di Solo.
Selanjutnya tgl 30 Des, saya menuju ke Stasiun Poncol untuk menyerahkan dokomen
pembatalan itu, dan minta uang pengembalian. Semua urusan beres dan saya akan mendapatkan pengembaliannya 1 bulan
kemudian via rekening saya. Prosedurnya memang
demikian, dan amat lancar. Sebetulnya,
saya mendapat giliran no. 37, namun ada orang yang murah hati. Dia mendapat
giliran no. 13 namun karena ada halangan, no 13 itu ditukar dengan no saya,
sehingga saya mendapat no. 13 sedangkan dia no.37. Dengan sukacita saya menerima no itu, dan
segera saya menuju ke loket sehingga langsung mendapat pelayanan, tanpa harus
menunggu lama. No 13 bukan angka sial, tetapi bagi saya angka keberuntungan
atau angka berkat. Urusan saya segera
selesai, dan saya bisa segera pulang.
5. Setelah urusan tiket beres, saya dan adik ipar melayat
ke keluarga pak Arif. Istrinya tgl 29
Desember 2019 dipanggil Tuhan. Suster
yang dimaksudkan tidak bisa datang, dan saya diminta untuk menggantikan dia dan
mendoakan istri pak Arif ( ibu Christina ).
Saya doakan dia semoga dosa-dosanya diampuni dan dapat berbahagia di surga.
Pak Arif begitu berbahagia atas kunjungan kami saya itu.
6. Kemudian kami ke Sambiroto, ke rumah ibu kandung saya.
Di rumah sudah ada suster dan bu M. Mereka bersharing dan bergembira setelah
sekian lama tidak berjumpa. Ibu M membagikan beberapa oleh-oleh karena dia baru
saja kembali dari perjalanan jauh di negeri orang. Terima kasih banyak atas
sharing dan oleh-olehnya. Kami kemudian
makan shabu-shabu di rumah makan di Jalan Gajahmada. Meski harus menunggu beberapa saat, namun kami
puas dengan hidangan yang disediakan.
7. Sukacita itu, kami lanjutkan di BM, yang jaraknya
kira-kira 15 km dari Semarang. Kami menikmati hari itu dengan gembira hati, dan
berpisah daengan ibu M yang kembali ke Jakarta. Dia naik grab dari BM dan tiba
dengan selamat di Jakarta, setelah terbang 1 jam dengan pesawat Batik.
8. Hari bahagia itu saya akhiri dengan dipijet. Badan
jadi segar…….
Terima kasih Tuhan atas segala anugerah yang saya
terima melalui banyak orang dalam 2 hari menjelang akhir tahun 2019.
Komentar