MISA DI ASISI
Pembaca yang budiman
Selamat bertemu kembali lewat cerita ini...
Kira-kira hari ke 10 dari perjalanan ziarah kami ke Eropa Mei
– Juni 2019, tibalah kami di Lisbon. Lisnon adalah kota terakhir di Eropa Barat
yang kami kunjungi, dan kami kemudian berangkat menuju ke Asisi. Di Asisi kami
tidak punya kenalan siapa-siapa sehingga untuk mendapatkan kesempatan merayakan
ekaristi di Kapel di dekat makam St. Fransiskus kayaknya cukup sulit, mengingat
kami tidak memberitahukan kerinduan itu jauh sebelumnya.
Teringatlah saya akan seorang rekan uskup di Indonesia yang
mungkin bisa membantu menjadi penghubung. Ternyata beliau tidak punya rekan di
Asisi, namun ada seorang rekan yang tinggal di Roma dan mungkin bisa membantu. Dia
adalah seorang bruder. Berita gembira datang
juga. Bruder itu mempunyai rekan yang bertugas di Asisi, dan memberikan nomor
kontak kepada saya. Berita dan no kontak itu tidak saya sia-siakan. Kontakpun
berjalan dengan lancar, sehingga kami ketemu Pastor Pio OFMConv. Melalui dia,
kami mendapatkan kesempatan untuk mengucap syukur atas anugerah Tuhan di Kapel
dekat makam St. Fransiskus Asisi.
Pagi itu, kami berempat: Pst. Anton Fabumbi, Pst Cayetanus Tarong, Pst
Heru Jati dan saya berkesempatan mempersembahkan misa syukur. Mungkin itulah
kesempatan satu-satunya bagi kami dan tidak akan terulang lagi, apalagi bisa
bersama-sama berempat. Karena itu, kami semuanya memakai kasula, meski tidak
ada umat yang lain, kecuali 3 orang rekan seperjalanan dalam rangka ziarah ini sejak
dari tanah air.
Melalui rekan-rekan yang tidak kami kenal sebelumnya, kami
bisa merayakan ekaristi jam 07.00, karena jam 08.00 sudah ada kelompok lain
yang akan merayakan misa di sana. Sungguh kami mengalami kemurahan hati. Lebihd ari itu, stelah misa selesai, kami
dipertemukan dengan Pst Viktor OFMConv di biara itu. Mereka berdua ( Pst Pio
dan Pst Viktor ) mengajak kami melihat ke bagian dalam biara konventual. Mereka berdua adalah pastor-pastor yang
berasal dari tanah Batak.
Melalui mereka pula kami berkenalan dengan beberapa suster Indonesia
yang menjadi anggota tarekat-tarekat di Asisi. Kami berkunjung juga ke tempat kelahiran dan rumah orangtua St. Fransiskus,
dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Tuhan memang sungguh luar biasa..... Dia
memperkaya kami dengan aneka kejutan.
Apa yang tidak pernah kami sangka Dia berikan secara mengagumkan.
Komentar