31 DESEMBER 2017
PEMBACA YANG BUDIMAN
SALAM DAN SELAMAT TAHUN BARU
Inilah tulisan pertama saya, pada tahun ini sekaligus sebagai
sapaan untuk para pembaca setia. Tidak lupa saya juga mohon maaf, bahwa anda
sering menunggu cerita atau informasi baru atau renungan singkat di blog ini,
begitu lama. Tahun 2017, saya hanya bisa
menyuguhkan 26 tulisan, moga-moga tahun 2018 ini, akan ada lebih banyak tulisan
untuk ada. Selamat membaca dan semoga
anda menemukan mutiara rohani di dalamnya.
Tanggal 31 Desember 2017, jatuh tepat pada hari minggu. Saya
mendapat giliran untuk memimpin misa pada sore hari. Sebelum misa dimulai,
dibacakan ujud-ujud yang diminta oleh umat Allah. Ujudnya amat banyak sehingga
dibacakan 15 menit sebelumnya. Ujud pada
sore itu tidak seperti pada hari-hari minggu yang lain. Ujud-ujud doa sungguh
sangat banyak dan membutuhkan banyak waktu sekitar 30 menit untuk membacakannya.
Ujud-ujud doa merupakan tanda bahwa mereka yang hidup dan
mereka yang didoakan tetap mempunyai relasi yang baik dan dekat. Mereka yang
didoakan ada yang masih hidup, yang sakit dan lanjut usia, tetapi juga yang
sudah meninggal. Bahkan ujud doa bagi arwah para beriman jauh lebih banyak
daripada ujud-ujud yang lain. Pada akhir
tahun, mereka yang telah meninggal juga tidak dilupakan.
Ketika misa akan dimulai, umat yang hadir baru setengah dari
kapasitas tempat duduk yang ada di dalam gereja. Padahal hari minggu adalah
hari libur, dan misa dilaksanakan pada jam 6 sore. Maka, sebetulnya tidak ada
alasan bahwa di rumah atau di kantor ada kegiatan yang menyita waktu mereka,
sehingga tidak hadir atau terlambat datang untuk ikut ibadah. Ketika lagu pembukaan dinyanyikan, umat yang
ada di dalam gereja sudah memenuhi tempat duduk. Kapasitas tempat duduk di
dalam gereja cukup besar, dapat diduduki 900 orang.
Ternyata kursi-kursi di sayap kiri dan kanan gereja, serta
kursi-kursi yang di bawah tenda-tenda juga dipenuhi umat beriman. Di luar gereja
2.000 kursi disediakan panitia. Hampir semuanya ditempati. Diperkirakan umat
yang hadir lebih dari 2.000 orang. Padahal pada hari minggu biasa, jumlah umat
yang mengikuti misa pada minggu sore, hanya sekitar 600 – 700 orang. Itu berarti,
misa pada tanggal 31 Desember 2017 mempunyai makna khusus.
Ada banyak umat yang hadir untuk mengucap syukur kepada Tuhan
atas segala rahmat, karunia dan perlindungan yang diberikan-Nya selama 1 tahun.
Mengucap syukur ( terima kasih ) adalah suatu tindakan yang mencerminkan
keutamaan pribadi orang. Ia menghargai, mengingat, dan menunjukkan rasa hormat
kepada yang memberi. Di sisi lain,
ucapan syukur (terima kasih) merupakan tanda sukacita yang ada di dalam
dirinya. Keadaan batin yang penuh sukacita
akan membuat hidup ini indah dan membahagiakan, meski di sana sini ada
kesulitan dan tantangan.
Ujud-ujud yang panjang juga merupakan tanda bahwa mereka yang
didoakan adalah bagian dari keluarga atau bagian yang tidak terpisahkan dari
dirinya. Mereka baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, yang tinggal
di tempat yang jauh, yang sakit, dan para lansia tetap merupakan anggota
keluarga. Ujud-ujud yang didoakan juga merupakan ungkapan keimanan bahwa semua
orang yang percaya kepada Kristus akan dikumpulkan di dalam kerajaan surga.
Pada umumnya umat beriman, pada saat akan pergantian tahun (
tanggal 31 Desember jam 23.50 tahun yang lama sampai jam 00.05 tahun yang
baru ) berkumpul dan berdoa bersama di
rumah masing-masing. Mereka mengucap syukur atas tahun yang lama dan mohon
berkat atas tahun yang baru. Mereka bersukacita dan berpesta sambil menikmati
hidangan tahun baru. Ada banyak juga
yang menyulut kembang api. Mereka
bergembira sampai larut malam, bahkan ada yang sampai pagi. Itulah sebabnya,
mereka yang hadir pada misa tutup tahun 2017 amat banyak, sedangkan yang hadir
pada misa tanggal 1 Januari 2018 pembukaan tahun baru amat sedikit.
Ucapan syukur atas tahun 2017 dan mohon berkat untuk tahun
baru 2018, telah mereka laksanakan pada sore hari, tanggal 31 Desember
2017. Mereka menikmati kemurahan dan
kebaikan Tuhan sepanjang malam hingga dini hari, bersamaan dengan tebaran
kembang api di udara pada malam pergantian tahun.
Malam pergantian tahun yang biasanya disebut “malam lepas
sambut” (melepaskan tahun yang lama dan menyambut tahun yang baru) pada umumnya
membawa sukacita, bahkan sampai pagi. Pada tanggal 1 Januari pun ketika bertemu
sahabat dan kenalan, orang-orang tergugah untuk salin g memberikan salam dan
mendoakan sesamanya untuk hidup dalam kegembiraan dan berkat Tuhan. Saya pun
melepas tahun lama 2017, dan menyambut tahun baru 2018 dengan hati lega.
Satu tahun telah saya lewati dengan gembira dan penuh syukur,
karena saya mengalami berkat dan perlindungan-Nya yang tidak kunjung putus. Banyak
yang telah diberikan Tuhan kepada melalui orang-orang yang ada di sekitar saya,
juga melalui orang-orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Berkat itu
mengalir terus-menerus dan mengagumkan. Kebesaran-Nya dan kasih-Nya sungguh
luar biasa, dan tidak terduga sesuai dengan rencana-Nya.
Komentar