KISAH NYATA UNTUK ANDA
PEMBACA YANG
BUDIMAN
Kisah ini,
saya dapatkan dari teman sekolah yang tergabung dalam grup 76. Ceritanya menarik dan sungguh menggugah hati.
Karena itu, yang menggugah hati itu, saya teruskan kepada anda.... para
pembaca, supaya nilainya bisa memberikan inspirasi, dan semangat dalam menjalin
relasi suami istri...yang akhir-akhir ini, sering mengalami penurunan kualitas.
Ada banyak hal / penyebab yang membuat relasi itu menurun. Tentu anda sendiri
yang mengalami secara langsung akan lebih tahu apa penyebabnya. Namun demikian,
yang saya haturkan ke hadapan anda, adalah salah satu contoh dari kehidupan
nyata ini. Selamat menikmati dan menemukan inspirasi di dalamnya.
Sekedar sharing: betapa kekuatan cinta itu, mengharukan, ketika mas Binartoto yg biasa nglaju naik motor utk mengajar di Jogja, fisiknya menjadi kelelahan. Penyebabnya karena beliau sudah pakai ring 9. Tidak tanggung-tanggung betapa kayanya beliau. Jantung saja dikasih cincin, bukan lagi jemari yg dipenuhi ring akik. Ketika mengalami anfal di salah satu RS Purworejo dan dengan peralatan yang tidak memadai, beliau hanya minta dokter memberikan obat yg sekiranya kuat untuk bertahan sampai ke Rumah Sakit Panti Rapih – Yogya. Dengan setia sang istri memboncengkan mas Binartoto yg dalam keadaan masih sakit menuju ke Jogja. Tanpa ada teman atau kerabat yang tahu, menginaplah beliau untuk seminggu lamanya, dan ketika sabtu pagi kami menjenguk dan memberikan air strom, keadaan fisik mas Binartoto menurut beliau merasa lebih nyaman dan diperbolehkan pulang. Memang beliau sengaja “nglimpekke” ( pulang dengan diam-diam dan tidak ingin diketahui) mas Tatag ketika sore kami kembali ke Panti Rapih utk mengantar pulang.
Mungkin mas Binartoto merasa seperti 2 sejoli yg lebih merasakan
asyiknya pacaran dengan mengendarai motor menuju Purworejo, lebih hangat pulang
dengan diboncengkan sang Istri daripada diantar orang lain. Betapa tangguhnya
cinta mereka....selamat malam, jangan ada yang ssstttt iri ya.
Kisah tadi ditulis secara spontan....atas kesan dan pengamatan serta
pengalaman pribadi dari seorang rekan, kepada orang yang ingin disapa,
dikunjungi dan dihantar pulang setelah mendapatkan perawatan selama beberapa
hari di rumah sakit.
Sangat manusiawi untuk mengungkapkan itu, baik dalam bentuk kata-kata
maupun dalam tindakan nyata. Semua itu merupakan ungkapan kasih, persahabatan
yang tulus, yang sebetulnya tidak bisa dihapus atau dihalangi oleh kekuatan apa
pun. Meski kemajuan ilmu dan teknologi telah demikian tinggi, semua yang
disediakan untuk perkembangan dan kemajuan dunia ini, tidak bisa menggantikan “kasih”
yang lahir dari hati yang tulus.
Ungkapan spontan itu....merupakan ungkapan kasih seorang manusia kepada
sesamanya..... Anda para pembaca, dan kita sekalian mempunyainya dan digugah
untuk menyatakannya dalam kehidupan sehari-hari, agar dunia dan hidup ini
menjadi makin membahagiakan.
Komentar