KEKUATAN PEREMPUAN
PEMBACA YANG BUDIMAN
SYALOOM
Pagi ini, 27 Maret 2015, sebelum
mengerjakan yang lain-lainnya, saya membuka blog....... Ya ampun, bulan Maret
ini, tidak ada 1 tulisanpun..... Lalu, saya duduk, dan membaca tulisan-tulisan
yang masuk. Ada satu yang menarik, dan
kiranya baik kalau dilihat maknanya. Ada seseorang yang mengirimkan tulisan itu
kepada saya. Dengan polos tulisan itu saya renungkan dan saya cermati. Memang,
yang tertulis di sana banyak kali terjadi di mana-mana.
Dalam hal ini, bukan persoalan anda setuju atau tidak setuju. Saya hendak mengangkat melalui tulisan ini,
kenyataan-kenyataan yang telah terjadi di tengah-tengah masyarakat. Demikian
itulah yang terjadi, dan karena itu sudah terbiasa orang melihat dan mengalami
peristiwa itu. Maka, hal itu dianggap biasa, sederhana, bahkan dikatakan sudah
menjadi kodrat / naluri perempuan. Akibatnya, tidak ada penghargaan kepada
mereka.
Inilah tulisan yang dikirmkan ke saya dan saya teruskan kepada anda:
Tahukah anda, bahwa wanita lebih
kuat dan perkasa daripada pria ? Seseorang pernah mengadakan permenungan dan inilah penemuannya:
1. Balita
laki-laki lebih gampang stuip (kejang-kejang karena miningitis) daripada balita
perempuan kalau sakit panas tinggi
2. Pria
diciptakan Tuhan dari bahan dasar tanah liat, sedangkan wanita dari bahahan
dasar tulang. Tulang lebih kuat daripada tanah liat....
3. Hawa
disebut penolong adam. Yang menolong umumnya lebih kuat daripada yang ditolong
4. Laki-laki
kerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Waktu pulang mengeluhnya gak
ketulungan. Dia bilang capek. Perempuan kerja di rumah dari matahari belum
terbit sampai menjelang tengah malam, tetapi tidak mengeluh.
5. Suami
berjalan dengan istrinya di mall selama 1 jam saja sudah bilang jenuh. Perempuan
berjalan dengan suaminya dari Mall buka sampai Mall tutup gak ada jenuhnya
6. Perempuan
ditinggal mati suaminya, mampu tidak menikah lagi sampai mati, sambil kerja dan
membesarkan anak. Tetapi laki-laki ditinggal mati istrinya, cenderung kawin
lagi.
Apa yang terjadi pada diri kita
ketika masih kecil ? . Perempuan yang memperlakukan semua itu untuk kita
pribadi adalah perempuan yang kita sebut: ibu, mama, mami, simbok, mother atau
sebutan lainnya. Yang pasti perempuan
itu telah berjasa, sebelum kita lahir, pada saat di kandungan, ketika baru saja
lahir, dan akhirnya mulai mengerti dunia ini .....belajar di dalamnya, dan kita
dapat turut ambil bagian untuk mengembangkannya.
Pantaslah kita berterima kasih
kepada kaum perempuan, yang telah “tidak pernah jemu menggarap hal-hal yang
sulit, kotor, ditelantarkan, bau, dan tidak mengenakkan bahkan menuntut
pengorbanan besar”. Mereka mempertaruhkan nyawa / hidup mereka sendiri agar
sesamanya, khususnya anak yang dicintainya hidup dan berkembang. Mereka tidak menuntut imbalan yang setimpal
dengan pengorbanan mereka.
Pada masa pra-Paska ini,
kekurangan-kekurangan / kekeliruan / tindak kekerasan dll yang telah kita
perbuat kepada kaum perempuan, khususnya kepada ibu / mama / simbok kita
pantaslah kita sesali. Kita mohon ampun kepada Tuhan atas semuanya itu. Semoga
kaum perempuan mendapatkan kasih dan kemuliaan yang besar, karena mereka telah
menjadi “anak kandung” dan anak-anak lain menjadi berharga di mata masyarakat,
dan tengah-tengah dunia ini, dan tentu saja berharga di mata Tuhan.
Kekuatan itu bukan kekuatan fisik, tetapi kekuatan mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan mereka bertahan dalam kesulitan, dan setia dan derita. Maka, setiap orang yang melatih kekuatan-kekuatan ini, akan menjadi kuat dalam menghadapi aneka peristiwa dalam hidup ini.
Komentar