JEMBATAN KASIH

RENUNGAN HARIAN

TGL 5 OKT 25

 

Dalam Hab 1: 2-3.2: 2-4 dikisahkan seruan umat Allah: "Tuhan berapa lama lagi, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepadaMu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.  

Lalu TUHAN menjawab: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. Apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup berkat imannya.  

 

Melalui 2Tim 1: 6-8.13-14 Paulus menyapa Timoteus: "Sdrku yg terkasih, kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

 

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dariku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakanNya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.  

 

Lukas dalam injilnya (17: 5-10) mewartakan: "Setelah Yesus selesai mengajar, para rasul itu meminta kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." 

"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah para hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

 

Hikmah yg dpt kita petik:

1. Umat waktu itu cenderung utk menyalahkan Allah yg telah membuat mrk dibuang / menjadi pengungsi di negeri org. Padahal mrk telah menolak Allah dan beribadah kpd allah-allah lain. Setelah penyangkalan dan hidup sengsara, dan berbeban berat, barulah mrk sadar akan kedosaannya. Hendaknya kita bersyukur atas anugerah yg kita terima, dan setia pada jalan yg ditunjukkan oleh Nya. 

2. Para rasul dg terus terang minta supaya mrk diberi karunia kebijaksanaan, iman yg kokoh dan kesehatan serta sukacita yg melegakan. Semoga kita pun yg telah mengenal dan mengimani Yesus, menjadi saluran berkat (=jembatan kasih) bagi sesama. AMIN. Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer