BERTAHAN

 RENUNGAN HARIAN

03 Juni 2022

 

Hari ini, kita memperingati orang-orang kudus, yaitu St. Karolus Lwanga, dkk para martir dari Uganda – Afrika. Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda, Afrika. Sebagai seorang Katolik, dia giat membawa teman-temannya kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886.  Pada 6 Juni 1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964 Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.

  

Dalam 2 Mak 7: 1-2. 9-14 dikisahkan: "Ketika itu tujuh orang bersaudara dan ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mrk dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.

 Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini: “Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih bersedia mati dari pada melanggar hukum nenek moyang.”

 Ketika sudah hampir putus nyawanya berkatalah ia: “Memang benar kau, bangsat, dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!” 

 Sesudah itu, yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta segera dikeluarkannya lidahnya dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani berkatalah ia: “Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan mendapat kembali semuanya dariNya!”  Sampai-sampai sang raja sendiri dan pengiringnya pun tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraan itu bukan apa-apa. 

 Sesudah yang ketiga berpulang, yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula.  Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya berkatalah ia: “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Sedangkan bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan.”

  

Matius dalam injilnya (5: 1-12a) mewartakan: "Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.

 Maka Ia pun mulai berbicara dan mengajar mereka: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan   dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga". 

 Hikmah yang dapat kita petik:

 1. Karolus mengantar kawan2nya ( = para pelayan raja) kpd Yesus. Sbg resikonya mrk semua dibakar hidup-2. Tidak seorang pun dr mereka dlm perjalanan utk menjalani hukuman mati itu yg membelot / melarikan diri. Darah mrk menjadi bibit dari makin tumbuh dan berkembangnya kekatolikan di Uganda. Semoga banyak org katolik ( kita / sdr) yg tetap bertahan / setia, ketika menghadapi kesulitan / tantangan iman. 

 2.  Yesus bersabda: "Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat, sebab upahmu besar di surga". 

 Yesuslah penjaminnya. Mrk yg bertahan dalam mempertahankan kebenaran imann akan menerima pahalanya.  Semua itu harus direbut oleh masing-masing org bukan diberikan secara gratis. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer