KEPUTUSAN DAN KOMITMEN

 RENUNGAN HARIAN

TGL 10 OKT 2021

 Di dalam Kitab Kebijaksanaan (Keb 7: 7-11) dikisahkan doa Salomo: "Aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa. 

 Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya. 

 Di dalam surat kpd umat Ibrani (Ibr 4: 12-13)  ditegaskan: "Sdr2, firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun. Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 

 Tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.  

  

Markus dalam injilnya (Mark 10: 17-30) mewartakan: "Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalananNya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia.  Sambil bertelut di hadapanNya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 

 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 

 Lalu kata orang itu: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 

 Ketika mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-muridNya di sekelilingNya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 

 Murid-muridNya tercengang mendengar perkataanNya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anakKu, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"  Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." 

 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1. Dikisahkan bahwa Salomo lebih mengutamakan kebijaksanaan dari pada tongkat kerajaan dan takhta. Baginya kekayaan dianggap bukan apa-apa. Namun dg memilih kebijaksanaan,  diberikan Allah kepadanya segala harta milik, dan kekayaan yg amat banyak. 

 Semoga kita meneladan Salomo dg menomorsatukan kebijaksanaan, yaitu kasih, anugerah, dan Allah sendiri. Kita percaya bahwa Allah Sang Penyelenggara akan menyediakan semua yg diperlukan. 

 2. Pemuda kaya yg telah menuruti perintah Allah, sejak masa mudanya, ketika ditantang utk melepaskan seluruh harta / asetnya,  dan tidak setengah2 dalam mengikuti Yesus,  *memilih mundur.*

 Hal "mengikuti Yesus" ternyata bukan hanya kesadaran, atau menyangkut pengertian, atau pelaksanaan hukum2 Allah, tetapi terlebih merupakan keputusan dan komitmen utk 1) percaya akan kerahiman dan kehendak Allah, dan 2) membuat "penyerahan diri secara utuh", 3) percaya bhw Allah akan menjamin dan melengkapi apa yg dia butuhkan. 

 Semoga kita tidak ragu2 dan tidak usah menuntut apa-apa kpd Allah, karena Dia tahu dan pasti memenuhi janjiNya. Amin. (Mhr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer