Gereja Wamal

Gereja Katolik St. Vincentius Wamal, telah dibangun baru. Gedung itu cukup megah dan berdiri di antara bangunan perumahan masyarakat, dan gedung SD Fransiskus Xaverius Wamal. Kegembiraan umat sungguh nyata, ketika menyambut kedatangan para tamu. Tua muda, besar kecil dan anak-anak turun ke lumpur, dan menyemput para tamu. Mereka menari sambil membunyikan tifa, dan bersorak-sorai. Dua buah speedboat yang berangkat dari Merauke jam 06.11 sudah merapat di pelabuhan jam 11.43, di tengah-tengah lumpur, lalu secara beramai-ramai didorong ke darat. Padahal semua penumpangnya masih di dalam perahu. Akhirnya, satu per satu penumpang itu digendong dan diantar ke darat. Ketua Dewan paroki katedral Merauke, terlebih dulu digendong, lalu menyusul giliran kedua bapak uskup agung Merauke Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC.

Dalam rombongan itu, ada 5 orang suster: Sr. Kresensia PBHK, Sr. Anselma PBHK, Sr. Sophia PBHK, Sr. Aniceta KSFL, dan Sr. Agustina KYM. Ada juga pastor Miller Senduk MSC yang turut dalam rombongan itu. Pastor Miller dulu pernah melayani umat Wamal, ketika bertugas sebagai frater pastoral sekitar tahun 1995.

Secara adat, umat Wamal menerima para tamu di depan gapura. Masing-masing tamu menerima "rogoi" (cawat yang terbuat dari serat-serat kulit kayu dan sudah dianyam rapih) dan dikenakan di pinggang. Lalu, wajah mereka dilumuri lumpur putih dan lumpur kuning. Ada pula hiasan di dada dan di kedua lengan. Tuan rumah adalah marga Yolmen. Karena itu, bunga-bunga yang disematkan di lengan, adalah bunga-bunga milik warga Yolmen.

Acara kemudian dilanjutkan dengan perarakan menuju SD Fransiskus Xaverius. Letaknya tidak jauh. Namun karena perarakan itu disertai nyanyian dan tarian adat, perjalanan itu terasa agak lama juga. Setibanya di halaman sekolah, uskup memberikan sambutan singkat. Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan yang meriah, dan mendoakan mereka serta mengakhiri acara penyambutan itu dengan memberkati para hadirin. Hadir pada saat penjemputan itu 3 kepala distrik: Kepala distrik Tubang, Okaba dan Guti.

Acara peresmian dan pemberkatan Gereja Wamal dilaksanakan pada tgl 21 Desember 2008, jam 15.00. Cuaca yang agak mendung tidak menyurutkan umat untuk bersyukur dan meneruskan acara pemberkatan itu. Upacara dimulai dari halaman SD Frans Xaverius dengan perarakan relikwi gereja lama, menuju ke tempat upacara di depan Gereja baru. Umat telah menyiapkan sebuah panggung yang cukup tinggi dan manis. Di sanalah ibadat sabda dilaksanakan, dan diakhiri dengan homili dari Bapak Uskup. Seluruh upacara dipimpin oleh Mgr Niko, didampingi Pastor Frans Supomo Pr dan Pastor Miller Senduk MSC.

Upacara dilanjutkan dengan pemotongan pita. Pita dipotong bapak uskup dengan alat yang sangat sederhana: kulit siput, dan diiringi tepuk tangan dan sorak sorai umat. Lalu mereka secara teratur memasuki ruangan di dalam gereja. Gereja kemudian diberkati dan direciki air suci. Seluruh ruangan gereja penuh sesak dengan umat yang datang dari Yowid, Dokieb, Dodalim dan tuan rumah Wamal. Daya tampung gereja adalah 400 orang.

Gereja ini, cukup megah dan merupakan hasil swadaya masyarakat sendiri. Putra-putri kelahiran Wamal dan kini telah menjadi pengusaha sukses juga turut andil dengan memberikan bantuan dana dan material yang diperlukan.

Pada tanggal 23 Desember 2008, di gereja tersebut telah dilaksanakan pemberkatan 7 pasangan nikah, 46 permandian anak, 150 orang krismawan dan krismawati, serta 15 orang yang menerima komuni pertama. Misa dipimpin Uskup Niko dan didampingi oleh pst. Frans Supomo.

Selamat bahagia, disampaikan kepada umat Wamal. Yowid, Dokieb dan Dodalim yang telah mempunyai gereja baru, telah melaksanakan pemberkatan nikah, menerima sakramen krisma, permandian anak-anak dan sambut baru.

Komentar

Postingan Populer