SARAN ORANG KECIL

 RENUNGAN HARIAN

TGL 4 FEBR 24

 

Dalam 2Raj 5: 1-15a dikisahkan: "Pada waktu itu, Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram, tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tawanan, seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. 

Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu,  tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." 

Setelah itu, pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan 10 talenta perak dan 6000 syikal emas dan 10 potong pakaian. Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." 

Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja: "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." 

Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya untuk mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali di sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" 

Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Lalu,  para pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." 

Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali di sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. 

Lukas dalam injilnya (4: 24-30) mewartakan sabda Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kataKu ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari Naaman, orang Siria itu." 

Ketika mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Hikmah yg dpt kita petik:

1.  Namaan benar2 ingin sembuh dari sakitnya shg dia berusaha utk memenuhi semua syarat yg harus dipenuhi. Utk maksud itu, dia mau mendengarkan perintah atasannya, dan juga mendengarkan saran para hambanya. 

Saran dari org kecil agar dia mau melakukan apa yg diminta, ternyata merupakan berkat Tuhan juga. Maka, hendaknya kita siap utk menghargai dan mempertimbangkan suara mereka. 

2.  Kata-kata teguran Yesus kpd masyarakat yg dikenalNya, ternyata ditolak, bahkan mrk menolak kehadiranNya. Akibatnya, mereka tidak mendpatkan apa-apa. 

Teguran meski tidak enak atau menyakitkan bisa menjadi jalan utk maju dan berkembang dalam kepribadian dan banyak bidang kehidupan. AMIN. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer