KAMU ITU SIAPA ?

PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
SYALOOM...

Beberapa hari yang lalu, menjelang pemilu legislatif, saya mendapat kiriman sebuah puisi. Isinya sungguh tulus, namun menggelitik sanubari ini. Puisi itu diciptakan dengan melihat situasi nyata yang dialami penulisnya. Saya pun mengalami hal yang sama, namun tidak pandai menuliskannya dalam bentuk puisi. Karena itu, saya merasa dan mengalami bahwa isi dari puisi itu, mewakili apa yang saya rasakan juga.

Dengan banyaknya caleg yang bertebaran nama-namanya dan gambarnya di mana-mana, saya pribadi jadi bingung dan heran. Saya bingung, karena tidak tahu mereka itu siapa dan dari mana asalnya. Nama-nama dan foto-foto mereka bermunculan di mana-mana, untuk memperkenalkan diri, dan meminta dukungan supaya bisa duduk di kursi legislatif. Suara saya hanya 1, tetapi calon yang muncul banyak sekali. Saya bingung karena tidak tahu harus memilih siapa.

Saya heran juga, bahwa dalam kehidupan sehari-hari sepertinya amat sulit untuk mendapatkan orang-orang yang rela berjuang bagi sesamanya, terlebih untuk masyarakat banyak. Namun, ketika ada kesempatan maju untuk menjadi caleg, tiba-tiba bermunculan wajah-wajah sekian banyak orang. Mereka “tiba-tiba” terpanggil untuk membangun, mencerahkan, dan membawa kemajuan bagi masyarakat dan bangsa. Saya heran mereka ini mendapatkan kekuatan dari mana ?  saya heran juga bahwa mereka “merasa terpanggil untuk memikul beban masyarakat”.  Kebingungan dan keheranan saya ini, ternyata  dirasakan oleh orang lain juga.  Puisi yang saya haturkan kepada anda, adalah ungkapan semuanya itu. Saya berterima kasih kepada bapak Hendardi, meski saya tidak kenal beliau secara pribadi, yang telah mengungkapkan situasi itu dalam puisinya. Marilah kita simak isi puisi yang menurut saya mengandung banyak makna....


KAMU ITU SIAPA ? 
Karya : Hendardi 

(Puisi untuk para Caleg)

Kamu itu siapa? Sekonyong-konyong datang meminta kepercayaan kami dan merasa bisa mengubah nasib kami...  Kamu itu dari mana saja? Mendadak hadir dengan sekarung janji di tengah sulitnya hidup kami... 


Kamu itu kenapa ? Sampai merasa terpanggil untuk membawa amanat berat negeri ini... 

Kamu itu kemana saja?   Saat kami kebanjiran, sakit dan kelaparan, anak2 kami diculik, kekerasan menimpa kami kaum hawa, rumah ibadah kami diporakporanda kan oleh aksi premanisme yg sangat menakutkan kami, kala aset negeri ini dikuasai asing karena perilaku anak negeri yg berjuang untuk diri sendiri, kala sumber daya alam tidak dikelola sesuai amanat Konstitusi, kala tikus2 berkeliaran di semua institusi... 

Kamu dulu dimana? Ketika lapak dan rumah kami digusur, dengan atas nama kekuasaan... 
Kamu dimana kemarin? Saat kami harus menelan ketidak adilan dan dirampas hak kami sebagai warganegara... 

Kamu itu punya apa sih? Hingga begitu yakin akan meraih hati kami, untuk memilihmu mengurusi kami... 
Sebulan ini, ratusan fotomu dengan berkopiah dan berhijab tersebar mengotori jalan desa dan kota kami. Berlatar lambang dan slogan janji organisasi, kamu senyum dipaksakan, untuk memikat hati kami... 

Kamu itu siapa sih? Hingga merasa pernah mengenal kami... 
Kamu itu siapa sih? Hingga merasa yakin dapat suara kami... 
Kamu itu siapa? Maaf,kami tidak mengenal kalian.

Moga-moga puisi tersebut, bukan sekedar ungkapan, namun merupakan undangan bagi anak bangsa untuk membangun bumi pertiwi dan manusianya, agar “di sini dan pada masa kini, terjadi yang diharapkan oleh semua anak bangsa: keadilan dan kebenaran, kesejahteraan dan kebahagiaan, bagi semua orang. 

Komentar

Postingan Populer