POLIKLINIK BUKAN BENGKEL

PEMBACA YANG BUDIMAN.....

SYALOOM....

Saya menyambung lagi cerita saya sehubungan dengan pemberkatan dan peresmian poliklinik Bunda Hati Kudus Merauke. Judulnya moga-moga akan lebih mudah mengingatkan anda akan situasi bengkel motor atau bengkel mobil pada umumnya. Apa yang diharapkan dari sebuah tempat pelayanan kesehatan ?  Inilah cerita saya untuk menjawab pertanyaan itu.

Pada kesempatan pemberkatan dan peresmian itu, Mgr Niko menyampaikan bahwa poliklinik tidak sama dengan bengkel motor. Pada umumnya, bila ada sepeda motor yang rusak, montir bertanya kepada si pemilik tentang kerusakan yang terjadi pada motor itu. Sesudah mendapat informasi secukupnya, sang montir langsung mengerjakan "perbaikan fisik itu". "Memperlakukan fisik manusia tidak sama dengan memperlakukan "fisik sepeda motor". Mengapa ?  Manusia adalah kesatuan utuh tubuh, jiwa dan roh. Ketiganya tidak terpisahkan. Ketika pasien datang untuk berobat, dan dokter / perawat sudah mendapat informasi secukupnya tentang yang diderita, dia tidak bisa langsung bertindak dengan melihat fisiknya saja, tetapi perlu melihat "bahasa tubuh, keadaan kejiwaan dan spirit orang itu".

Mungkin yang sakit badannya, tetapi yang lebih sakit adalah perasaannya. Hal ini bisa terjadi karena sakit fisik itu terjadi akibat dihina dan ditampar oleh orang yang dikasihinya. Mungkin juga "rohaninya" ikut sakit karena penderitaan yang dialami itu sudah amat lama dan menurut dia doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Dia merasa ditinggalkan Tuhan, dan tidak ada artinya hidup lebih lama lagi di dunia ini.  Maka, mendengarkan riwayat dan "isi hati pasien" kalau memang perlu, sudah merupakan obat terbaik bagi orang itu. 

Melayani orang sakit, bukan sekedar pekerjaan menyembuhkan gangguan fisik, tetapi juga memberikan penghiburan, kekuatan dan harapan kepadanya. Bahwa selama dia sakit, ada orang yang mengerti dia. Ada orang yang mau peduli, mau repot dan mau berbelarasa dengannya. Juga, bahwa dalam keadaan sakit yang mungkin sudah agak lama, "ada hikmah dan keutamaan-keutamaan yang ternyata tumbuh dan berkembang di dalam kehidupannya". Banyak orang menemukan bahwa sakit yang dialaminya merupakan berkat, dan titik tolak pembaharuan hidup dan kedamaian yang selama ini tidak pernah dialaminya.

Maka, melalui pelayanan di poliklnik, diharapkan para suster menghadirkan kasih sayang Allah, memberikan ketenteraman batin, dan tentu mempercepat kesembuhan bagi yang sakit. Dan bagi mereka yang akan melahirkan, mereka menemukan rasa aman, rasa percaya diri dan bahagia bahwa di klinik itu "seorang anak manusia dilahirkan dalam suasana damai dan penuh sukacita".

Komentar

Postingan Populer